5 Hal yang Diharapkan Terjadi di Film Miracle in Cell No. 7 Indonesia

Miracle in Cell No. 7 (2013) merupakan salah satu film drama terbaik dan juga diklaim sebagai film paling menyedihkan di Korea Selatan. Film garapan Lee Hwan-kyung ini pun berhasil memenangkan sejumlah penghargaan bergengsi di negaranya serta meraup pendapatan lebih dari Rp1 triliun. Maka, enggak mengherankan kalau Falcon Pictures selaku rumah produksi asal Indonesia tertarik untuk me-remake film yang satu ini.

Yap, beberapa waktu lalu Falcon Pictures secara resmi mengumumkan jajaran pemain dari Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia lewat sebuah video TikTok. Dalam video tersebut, kita bisa melihat Vino G. Bastian sebagai versi Indonesia dari Lee Yong-gu, seorang pria dengan gangguan mental yang dijebloskan ke penjara. Enggak cuma itu, ada juga rekan Vino dalam sel penjaranya tersebut yang diperankan oleh Tora Sudiro, Indro ‘Warkop,’ beserta sejumlah aktor lainnya.

Penggemar dari film orisinalnya di Indonesia pun banyak yang antusias terhadap proyek remake ini dan memliki ekspetasi besar terhadap film yang disutradarai Hanung Bramantyo tersebut. Lantas, apa aja, sih, yang diharapkan terjadi di Miracle in Cell No.7 versi Indonesia agar seseru film orisinalnya? Yuk, simak pembahasannya di bawah!

1. Menyajikan Akting Brilian dari Aktris Cilik

Buat yang udah nonton film orisinalnya, mungkin bakal sepakat kalau akting ciamik dari aktris cilik Kal So-won sebagai Ye-sung menjadi daya tarik tersendiri bagi filmnya. Bagaimana enggak, di usianya yang masih 7 tahun saat itu, So-won berhasil memainkan emosi penontonya mulai dari tertawa hingga terenyuh. Apalagi, ketika So-won sedang berakting menangis, kita yang menonton pun dijamin akan terbawa suasana dan enggak menutup kemungkinan bakal banjir air mata.

Nah, dalam versi Indonesianya, Ye-sung akan diperankan oleh aktris cilik Graciella Abigail yang terbilang sebagai pendatang baru di dunia akting. Meskipun begitu, aktris yang berusia 6 tahun ini sebelumnya udah pernah bermain dalam film Habibie & Ainun 3 (2019) sebagai salah satu cucu dari Habibie. Film yang dibintanginya tersebut pun sukses meraih lebih dari 2 juta penonton.

Selain itu, Graciella juga udah memulai kariernya di dunia hiburan lewat modeling sejak masih balita, lho! Jadi, kalau soal ekspresi muka, mimik dari Graciella seharusnya udah enggak perlu diragukan lagi. Kita nantikan aja apakah Graciella bisa menyentuh hati para penonton sebagai Ye-sung dalalm versi Indonesia nya.

Oh ya, kalau menurut kalian aktris siapa yang cocok memerankan Ye-sung dewasa dari versi Graciella, nih?

2. Scoring Emosional yang Menambah Kesedihan

Salah satu unsur yang penting dalam sebuah film adalah alunan musik alias scoring dalam sebuah adegannya. Semakin tepat scoring yang dimasukkan ke momen tertentu, maka penonton pun akan ikut terbawa dalam emosi yang ada dalam adegan tersebut.

Hal ini udah sukses dilakukan oleh Lee Dong-jun selaku pengaransemen untuk Miracle in Cell versi Korea dan udah mendapat dua nominasi di ajang penghargaan yang berbeda. Tentunya, scoring seperti ini juga diharapkan terjadi dalam versi Indonesia nya. Meskipun, hingga saat ini belum diketahui siapa yang akan mengaransemen musik dari Miracle in Cell No. 7 Indonesia tersebut.

3. Menampilkan Adegan di Pengadilan yang Memorable

Entah kalian sadar atau enggak, hingga saat ini di dunia perfilman Indonesia belum ada adegan dalam sebuah persidangan yang seru dan memorable. Padahal, dalam film-film mancanegara udah banyak banget, lho, momen di pengadilan yang sangat mengesankan dan menempel di memori. Salah satunya ada di versi Korea nya Miracle in Cell No. 7.

Hal ini terjadi ketika Yong-gu terpaksa mengkui kejahatan yang enggak pernah dia perbuat di pengadilan dan diberikan hukuman mati demi menyelamatkan sang anak. Adegan pun dibuat semakin mengharukan saat Ye-sung versi dewasa yang udah menjadi seorang pengacara terlihat memeluk ayahnya yang sebenarnya udah enggak ada.

Ye-sung pun kelihatan sangat kesal dengan pengacara dari Yong-gu yang enggak berbuat apapun ketika dia diberikan hukuman mati. Jika adegan tersebut berhasil dibuat lebih dramatis lagi dalam versi Indonesia nya, maka ini akan menjadi hal baru dalam dunia perfilman Tanah Air.

4. Chemistry Ayah-Anak yang Terasa Erat

Ikatan ayah-anak antara Yong-gu dan Ye-sung dalam Miracle in Cell No. 7 memang terasa sangat dekat. Baik dari momen candaan hingga haru benar-benar seperti hubungan antara ayah dan anak sungguhan di dunia nyata. Kedekatan antar aktor Ryu Seung-ryong yang berperan sebagai Yong-gu dengan Kal So-won pun tetap terjaga selepas berperan dalam filmnya. Makanya, enggak mengherankan kalau chemistry keduanya sangat terasa di film.

Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Vino G. Bastian dan Graciella Abigail untuk mencapai level chemistry yang sama dengan Seung-ryong serta Kal So-won. Namun, sebenarnya ini bukanlah kali pertama Vino berperan sebagai ayah dalam sebuah film. Sebelumnya, Vino pernah beberapa kali berakting sebagai seorang bapak, salah satunya dalam film Super Didi (2016).

Dalam film tersebut, aktor kelahiran 1982 ini harus berperan sebagai seorang ayah yang mengurus kedua putrinya seorang diri setelah ditinggal istrinya karena suatu urusan. Chemistry antara Vino dengan kedua aktris cilik yang menjadi anaknya di film tersebut pun terasa cukup dekat dan nyata. Jadi, kemungkinan besar hal ini akan kembali terjadi dalam Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia yang dibintanginya.

5. Menampilkan Ending yang Berbeda dari Versi Orisinalnya

Mungkin banyak dari kalian yang mengaggap kalau akhir dari Miracle in Cell No. 7 enggak happy ending banget, bahkan terkesan menyedihkan. Sebab, dalam akhir film tersebut Yong-gu diceritakan tetap mendapatkan hukuman mati atas kejahatan yang enggak pernah dia lakukan. Meskipun memang, pada akhirnya nama baik dari Yong-gu berhasil dibersihkan oleh sang anak yang telah tumbuh dewasa menjadi seorang pengacara yang andal.

Namun, pernahkah kalian berharap kalau Yong-gu enggak pernah dihukum mati dan akhirnya berhasil bertemu kembali dengan putrinya di luar penjara? Hal ini bisa aja terjadi dalam versi Indonesia nya, karena sebuah remake enggak harus mengikuti 100% dari jalan cerita film orisinalnya. Jadi, ada kemungkinan kalau kita bisa melihat akhir yang benar-benar happy ending dari film tersebut dalam versi Indonesia yang bakal dirilis tahun ini.

***

Nah, itulah sejumlah harapan terhadap proyek remake Miracle in Cell No. 7 Indonesia versi KINCIR. Kalau buat kalian, apa yang kalian harapkan dari film ini? Share pendapat kalian di bawah, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.