Gagal Total, 8 Film Live Action Game Ini Terlupakan Begitu Saja!

– Saking jeleknya, eksistensi film live action game berikut ini seakan enggak ada.
– Ada developer game yang kecewa dengan film live action gamenya!

Walau belum dirilis di Indonesia, film live action Monster Hunter telah dirilis terlebih dulu di beberapa negara, termasuk Tiongkok. Sayangnya, film tersebut menuai kontroversi di Tiongkok karena dianggap menghadirkan lelucon yang dianggap rasis untuk orang Tiongkok. Sebelum kontroversi tersebut, trailer film Monster Hunter juga diserang oleh penggemar gamenya karena ceritanya dianggap menyimpang.

Membuat film live action game memang masih menjadi momok bagi Hollywood. Memang ada yang berhasil, seperti Sonic the Hedgehog (2020) atau Detective Pikachu (2019). Namun, enggak sedikit juga film live action game yang mengecewakan para penggemar gamenya. Saking buruknya, ada beberapa judul film live action game yang eksistensinya seakan terlupakan begitu saja.

Nah, film live action game apa saja yang mungkin kalian enggak sadari eksistensinya saking jeleknya?

1. Super Mario Bros. (1993)

Via Istimewa

Seri game Mario berhasil menjadi salah satu waralaba game terpopuler hingga saat ini, khususnya di era 1990-an. Enggak mengherankan bahwa Hollywood akhirnya tertarik mengadaptasi game tersebut menjadi sebuah film live action. Setelah mendapatkan lisensinya, Hollywood Pictures dan Disney akhirnya merilis film live action Super Mario Bros. pada 1993.

Sebagai informasi, Super Mario Bros. merupakan film live action game pertama yang diproduksi oleh Hollywood. Sayangnya, nama besar gamenya enggak berhasil menyelamatkan filmnya.

Super Mario Bros. gagal secara penilaian maupun pendapatan hingga mengalami kerugian. Aktor yang memerankan Mario, yaitu Bob Hoskins, bahkan merasa menyesal pernah terlibat di film ini.

2. House of the Dead (2003)

Via Istimewa

Buat yang dulu sering main di game center yang ada di berbagai mal, kalian pastinya enggak asing dengan game arcade tembak-tembakan horor yang berjudul The House of the Dead. Fakta menariknya lagi, game inilah yang memperkenalkan konsep zombie yang bisa berlari cepat di kebudayaan populer. Nah, pada 2003, sutradara Uwe Boll merilis film live action yang diadaptasi dari game legendaris ini.

Seperti yang bisa diduga, House of the Dead benar-benar mengalami kegagalan. Pendapatan yang diperoleh film ini hanya bisa mengembalikan modal produksinya. Kegagalan House of the Dead semakin lengkap dengan berbagai penilaian buruk yang diberikan oleh para kritikus. Enggak heran jika film ini akhirnya terlupakan begitu saja.

3. Doom (2005)

Via Istimewa

Doom punya peranan penting di industri game dunia. Soalnya, game inilah yang mempopulerkan genre first-person shooter di industri game. Itulah sebabnya, Doom dinobatkan sebagai salah satu game terbaik sepanjang masa. Lalu, fakta yang lebih mengejutkan lagi adalah apakah kalian tahu bahwa game ini ternyata pernah diadaptasi menjadi film live action?

Pada 2005, Universal Pictures pernah merilis film live action-nya Doom. Yang bakal bikin kalian lebih kaget lagi, film ini ternyata dibintangi oleh Dwayne Johnson. Sayangnya, nasib filmnya enggak sebaik nasib gamenya.

Doom mendapatkan pendapatan yang sangat rendah bahkan merugi. Akibat kegagalan filmnya, Johnson pernah berkata bahwa Doom bisa dijadikan contoh untuk film live action lainnya supaya enggak mengulangi kesalahan yang sama.

4. DOA: Dead or Alive (2006)

Via Istimewa

Buat yang cowok, nih, kalian mungkin enggak asing dengan game fighting-nya Koei Tecmo yang berjudul Dead or Alive. Game fighting ini begitu populer karena menghadirkan berbagai karakter cewek seksi dan menggoda. Lalu, apa jadinya jika game yang dipenuhi dengan fan service ini dijadikan sebuah film live action?

Kalian enggak perlu berandai-andai lagi, guys. Soalnya, film live action game ini memang sudah pernah dirilis pada 2006. Seperti gamenya, DOA: Dead or Alive juga dibintangi oleh berbagai aktris seksi, di antaranya Devon Aoki, Jaime Pressly, dan Holly Valance. Walau Pressly memberikan penampilan yang cukup baik sebagai Tina Armstrong, film ini nyatanya mengalami kerugian besar.

5. Far Cry (2008)

Via Istimewa

Sebagai salah satu waralaba game first-person shooter ternama, Far Cry selalu menghadirkan berbagai jalan cerita menarik di setiap seri gamenya. Kalian yang pernah main gamenya mungkin pernah berandai-andai jika salah satu serinya bakal diangkat menjadi sebuah film live action. Namun, enggak banyak dari kalian yang mungkin tahu bahwa film live action Far Cry ternyata sudah pernah dirilis.

Far Cry juga digarap oleh sutradara House of the Dead, yaitu Uwe Boll. Bukannya lebih baik, Far Cry malah mendapatkan pendapatan yang jauh lebih buruk ketimbang House of the Dead. Dengan bujet 30 juta dolar (sekitar Rp426 miliar), film ini hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 744.000 dolar (sekitar Rp10,6 miliar)! Pantas saja film Far Cry seakan enggak pernah terdengar eksistensinya.

6. Street Fighter: The Legend of Chun-Li (2009)

Via Istimewa

Walau mendapatkan penilaian yang kurang memuaskan, film live action Street Fighter (1994) terbukti sukses secara pendapatan. Mungkin karena enggak mendapatkan penilaian yang bagus, 20th Century Fox memilih me-reboot film Street Fighter dengan merilis Street Fighter: The Legend of Chun-Li pada 2009.

Film ini mengambil latar waktu sebelum peristiwa di game pertama Street Fighter berlangsung. Seperti judulnya, Street Fighter: The Legend of Chun-Li berfokus pada perjalanan kisahnya Chun-Li.

Sayangnya, film garapan Andrzej Bartkowiak ini enggak berhasil memperbaiki kesalahan film pertamanya, bahkan lebih buruk. Selain dikritik habis-habisan, film ini juga gagal total secara pendapatan dan merugi.

7. Tekken (2009)

Via Istimewa

Selain Street Fighter, Tekken merupakan salah satu waralaba game fighting yang masih populer hingga saat ini. Kalian mungkin pernah berpikir, kapan, ya, Tekken muncul dalam bentuk film live action? Eits, jangan salah, guys. Siapa sangka ternyata Tekken sudah pernah diadaptasi menjadi film live action oleh Crystal Sky Pictures!

Lewat film ini, kalian bisa melihat berbagai karakter Tekken favorit kalian hadir dalam bentuk live action, di antaranya Jin Kazama, Heihachi Mishima, Nina dan Anna Williams, serta karakter lainnya. Penampilan karakter di film ini memang cukup mirip dengan penampilan di gamenya. Namun, apa gunanya penampilan yang mirip jika enggak didukung dengan cerita yang bagus?

Tak hanya penggemar yang kecewa, sutradara gamenya, yaitu Katsuhiro Harada, juga kecewa berat dengan filmnya. Harada pun semakin kecewa karena pihak studio film sama sekali enggak mengizinkan pihak developer gamenya untuk mengawasi pembuatan filmnya.

8. Dead Trigger (2019)

Via Istimewa

Apakah kalian pernah bermain game mobile zombie yang berjudul Dead Trigger? Siapa sangka bahwa game yang bisa kalian mainkan di handphone tersebut ternyata telah diadaptasi menjadi film live action oleh Saban Films! Sebelum dirilis, film ini bahkan telah mengalami masalah yang cukup berat. Sutradaranya, yaitu Mike Cuff, tiba-tiba mundur di saat proses syuting baru berjalan selama dua hari.

Penulis naskah Dead Trigger, yaitu Scott Windhauser, akhirnya mengambil alih posisinya Cuff dan merombak naskahnya. Alhasil, developer game Dead Trigger, yaitu Madfinger Games, menarik dukungan mereka kepada filmnya karena perubahan naskahnya.

Masalah yang terjadi pada proses produksi tampaknya memengaruhi kualitas filmnya. Dead Trigger hanya dirilis di Moscow International Film Festival pada 2017, lalu film ini hanya dirilis secara video-on-demand (VOD) pada 2019.

***

Itulah berbagai judul film live action game yang terlupakan begitu saja karena kegagalannya. Apakah kalian termasuk yang baru tahu tentang keberadaan salah satu dari kedelapan film live action yang telah disebutkan di atas?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.