Sebagai hasil kreativitas yang dituangkan dalam layar lebar, enggak ada kriteria baku yang harus dijalankan untuk membuat sebuah film. Dari berbagai tema yang diangkat, ada beberapa judul film yang dianggap sensitif dan berujung pelarangan tayang.
Enggak hanya di luar negeri, film Tanah Air juga kerap menjadi korban isu sensitif dan akhirnya gagal tayang. Pada kesempatan kali ini, KINCIR mau membahas beberapa film beken yang dikritik keras dan enggak bisa dinikmati penikmat layar lebar karena alasan sepele.
Apa saja filmnya? Yuk intip bahasannya yang udah KINCIR rangkum di bawah.
1. District 9 (2009)
Dirilis pada 2009 lalu, film District 9 besutan Neil Bloomkamp ini mengangkat kisah seputar ras alien berjuluk “Prawns” yang terdampar di Planet Bumi. Dikumpulkan di kamp pengungsi yang kumuh, jutaan Prawns hidup dalam kondisi sengsara dan mengenaskan.
Dari tema yang diangkat, ada sekelompok pihak di Nigeria yang menganggap bahwa District 9 adalah penggambaran buruk terhadap warga Nigeria yang ditampilkan sebagai kanibal dan kriminal. Enggak cuma itu, mereka juga menganggap District 9 adalah serangan terhadap warga kulit hitam Nigeria dan menuntut pelarangan film keluaran Sony Pictures tersebut.
Hal ini menjadi ironis. Pasalnya, inti dari cerita di District 9 adalah ajakan untuk menolak segala bentuk diskriminasi dan rasisme terhadap warga kulit hitam.
Menganggapi kontroversi ini, Sony Pictures mengeluarkan keterangan resmi yang mengatakan bahwa enggak ada niat untuk memojokkan negara atau kelompok tertentu di film District 9.
2. E.T. (1982)
Sukses meraih empat Piala Oscar, E.T. adalah film klasik yang penuh dengan nuansa nostalgia menyenangkan. Film besutan Steven Spielberg (Jurrasic Park) ini menceritakan tentang persahabatan unik antara seorang bocah bernama Elliott (Henry Thomas) dengan sesosok alien dari luar angkasa.
Sarat akan kisah inspiratif, sekelompok pemuda dewasa asal Scandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia, etc) justru menyuarakan keberatan mereka tentang orang dewasa di film E.T. yang digambarkan sebagai sosok yang enggak bisa dipercaya. Mereka khawatir pikiran anak-anak akan terpengaruh dan menakuti orang lain yang lebih tua. Imbasnya, film keluaran Universal Pictures ini enggak mengantongi izin tayang.
Menurut sebuah laporan surat kabar asal Skandinavia, muncul aksi demonstrasi yang menuntut agar E.T. bisa dinikmati dengan babas. Mereka beranggapan bahwa film tersebut enggak akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak-anak.
3. Blue Jasmine (2013)
Digarap oleh sutradara kenamaan, Woody Allen (Scoop), film Blue Jasmine meraih pujian berkat akting prima dari deretan pemain dalam sebuah narasi yang sangat memikat. Cate Blanchett (Thor: Ragnarok), sukses memancing perhatian dengan performa maksimal yang sukses bikin penonton empati. Imbasnya, aktris kelahiran Australia ini diganjar Piala Oscar untuk kategori “Best Performance by an Actress in a Leading Role” pada 2014 lalu.
Nyaris tanpa cela, film keluaran Warner Bros. Pictures ini justru dilarang oleh pemerintahan India pada 2013 lalu. Dalam sebuah adegan yang melibatkan Andrew Dice Clay, pemeran Augie ini terlihat menghisap sebatang rokok.
Memiliki peraturan ketat yang melarang aksi merokok di layar lebar tanpa disertai peringatan, pemerintahan India menuntut adegan tersebut dihilangkan. Menanggapi hal ini, Woody Allen menolak mengikuti permintaan tersebut. Akhirnya, Blue Jasmine gagal dinikmati oleh penggemar asal Bollywood.
4. Brokedown Palace (1996)
Lepas melakukan syuting untuk film Brokedown Palace di Manila pada akhir ’90-an, Claire Danes (The Golden Compass) harus menerima kecaman dari Joseph Estrada, Presiden Filipina kala itu. Bukan tanpa alasan, aktris kelahiran Amerika Serikat ini mengatakan bahwa Manila dipenuhi bau kecoak, enggak memiliki saluran air yang baik, dan warga Filipina enggak memiliki apa-apa. Enggak cuma itu, Danes juga mengungkapkan bahwa Manila dipenuhi dengan tikus yang berkeliaran.
Efek dari pengakuan Danes, pihak pemerintahan Filipina melarang penayangan semua film yang dibintangi oleh aktris berusia 40 tahun ini. Walaupun sempat mengeluarkan permintaan maaf, Estrada enggak mencabut pelarangan tersebut karena menganggap ucapan Danes enggak disertai dengan niat tulus.
5. Offside (2006)
Film besutan Jafar Panahi ini menceritakan tentang usaha wanita asal Iran yang sangat menggemari sepak bola. Terbentur peraturan ketat yang melarang kaum hawa untuk memasuki stadium, sang protagonis berusaha menyamar menjadi laki-laki agar bisa menonton pertandingan antara Iran kontra Bahrain.
Walaupun mengandung kritik tersirat perihal larangan kaum hawa menikmati gelaran olahraga seorang diri, Offside sebenarnya mengisahkan kisah menarik yang cukup menghibur. Dianggap sebagai tontonan propaganda yang berbahaya terhadap aturan yang berlaku, Panahi akhirnya ditahan oleh pihak berwajib pada 2010 lalu dan dilarang membuat film selama 20 tahun.
***
Itu tadi lima film populer yang didera pelarangan tayang akibat alasan yang sedikit enggak masuk di akal. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian setuju dengan alasan pelarangan film di atas? Kasih tahu pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya.