KPK baru saja melakukan launching acara tahunannya, Festival Film Antikorupsi atau ACFFest 2020. Di tahun keenamnya ini, ACFFest kembali hadir untuk menggaungkan semangat antikorupsi bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda melalui pendekatan audio visual yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Walaupun tahun ini seluruh dunia sedang dilanda pandemi, semangat KPK untuk memberantas korupsi melalui penanaman nilai dengan pendekatan seni ini tak pernah padam. Dengan tema “Kreasi di Tengah Pandemi”, KPK berharap dapat memunculkan kreativitas-kreativitas baru dalam bentuk film yang berkualitas.
“Covid-19 yang banyak membatasi pergerakan dan komunikasi ini jangan sampai membatasi kreativitas kita. Pandemi bukan hambatan, tetapi tantangan untuk kita jawab dengan berkreasi dalam menciptakan film-film antikorupsi,” ujar pimpinan KPK, Nurul Ghufron saat membuka acara ACFFest 2020 dalam konferensi pers virtual (19/8).
Selain dihadiri oleh sejumlah petinggi KPK, acara launching ACFFest 2020 ini juga dimeriahkan dengan talkshow bersama sutradara Garin Nugroho dan Naya Anindita. Melalui acara ini, mereka berbagi cerita mulai dari pentingnya peran film dalam membangun mindset hingga kiat-kiat untuk tetap kreatif berkarya walaupun pandemi tengah melanda.
“Festival film KPK ini menjadi salah satu ruang untuk melahirkan generasi yang kreatif, produktif, dan kritis. Film memiliki paradigma yang membawa nilai inspirasi. Hal ini yang memberi landasan untuk mencegah korupsi,” jelas Garin, Sutradara Kucumbu Tubuh Indahku (2019).
Sutradara peraih beragam penghargaan ini juga mengungkapkan bahwa pandemi bukan alasan untuk berhenti berkarya. Malah, di tengah isolasi seperti masa pandemi ini seringkali muncul ide dan inovasi baru. “Saya pernah menyutradarai film dari jarak jauh. Kemajuan teknologi memungkinkan inovasi tersebut,” tambahnya.
Sepakat dengan Garin, Naya juga merasa pandemi seharusnya tidak menjadi batasan. Menurutnya, rintangan inilah yang membuat para pembuat film bisa semakin kreatif.
“Sebenarnya untuk berkarya batasannya cuma diri sendiri. Saya pernah mengarahkan pemain saya melalui Zoom. Pemerannya merekam dirinya sendiri menggunakan kamera smartphone sesuai arahan saya,” jelas Naya, sutradara film Eggnoid (2019).
Di festival film yang berlangsung hingga Desember ini, terdapat dua program kompetisi yang diadakan KPK. Pertama, kompetisi ide cerita dengan 10 proposal yang terbaik akan dapat bantuan dana produksi Rp25 juta. Kedua, kompetisi film pendek dan vlog dengan kategori film pendek fiksi komedi, film pendek dokumenter, film pendek animasi, dan vlog antikorupsi.
Nah, buat para filmmaker muda yang tertarik bisa langsung daftar melalui situs resminya. Bagaimana pendapat kalian soal festival film ini? Ikuti terus KINCIR untuk informasi menarik seputar film, serial, dan anime terbaru lainnya.