– Beberapa alasan Japan Sinks 2020 cocok ditonton saat pandemi ini.
– (SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran animenya.
Kita memang masih menghadapi pandemi global yang belum kelihatan ujungnya sampai mana. Indonesia pun enggak kelihatan bakal aman dalam waktu dekat karena kasus kematian dan positif Covid-19 bukannya berkurang, malah terus bertambah. Namun, kelihatannya jalanan semakin ramai dan orang-orang mulai abai atau mungkin lelah aja sama pandemi yang panjang ini.
Stres pasti. Namun, kalian bisa melepaskan diri sejenak dari realitas dengan nonton Japan Sinks: 2020. Anime garapan Masaaki Yuasa ini diadaptasi dari novel Japan Sinks karya Sakyo Komatsu yang terbit pada 1973. Novelnya sudah dua kali diadaptasi dalam bentuk film, pernah dijadikan serial televisi juga, dan dibuat komiknya oleh Ishiki Tokihiko. Kini, Netflix menghidupkannya dalam bentuk web series anime dan sudah tayang sejak 9 Juli 2020.
Anime 10 episode ini bisa dibilang cocok banget ditonton sekarang ini saat pandemi terjadi di mana-mana. Apa alasannya? Langsung aja simak ulasan KINCIR di artikel ini.
Katarsis dari Dunia yang Lagi Kacau
Kenapa kisah tentang bencana masih aja laku di pasaran dan terus-terusan dibuat setiap tahunnya? Soalnya, sadar atau enggak, ada perasaan lega bisa lari dari realitas yang mungkin buruk dan melihat gambaran soal orang lain yang mengalami skenario yang lebih mengerikan dan bisa bertahan. Perasaan macam ini namanya katarsis dan biasanya bisa kalian temukan setelah nonton film atau serial yang dramatis, termasuk film atau serial tentang bencana besar.
Kayak di Japan Sinks ini; kalau dibandingkan sama pandemi global yang lagi berlangsung sekarang, Indonesia yang tenggelam kayaknya jauh lebih mengerikan. Yap, di anime ini memang bukan cuma Jepang yang tenggelam, tapi sebagian besar kepulauan di Filipina dan Indonesia juga disebutkan mengalami fenomena yang sama. Makanya, kalau membayangkan Indonesia bisa tenggelam dan kalian enggak bakal punya tempat lagi buat pulang, rasanya mengerikan banget, ‘kan?
Nah, menonton ini, kalian jadi bisa lari sesaat dari kekacauan karena virus Corona yang lagi terjadi sekarang ini. Minimal, kalian bisa lihat bagaimana karakter-karakter dalam anime ini berjuang dan terus bertahan hidup meski situasi udah sekacau itu. Kalian juga bisa menyimpulkan bahwa yang terjadi sekarang ini mungkin bukan yang terburuk, tapi juga bukan akhir dari perjuangan.
Relevan dan Realistis
Karena mengambil latar tahun 2020, kisah dan konflik dalam Japan Sinks jadi relevan dan realistis sama kehidupan masa kini. Adanya video Pulau Okinawa yang tenggelam dalam sekejap langsung disebut hoax dan enggak dipercaya sama sebagian orang.
Meski pada akhirnya kalian tahu video itu bukan hoax, hal ini justru jadi lebih relevan lagi. Soalnya, ternyata dalam Japan Sinks juga ada aja orang-orang yang tetap memilih enggak percaya sama kenyataan karena enggak mau percaya mereka lagi menuju kehancuran.
Yah, kayak sekarang aja, nih, masih banyak yang enggak percaya virus Corona itu ada dan malah memilih buat menciptakan teori konspirasi enggak guna buat mendulang pengikut. Menyedihkan, tapi memang itulah yang terjadi.
Belum lagi, kegunaan ponsel pintar dan gadget canggih lainnya dalam membantu para karakter bertahan hidup juga menggambarkan kegunaan ponsel pintar sekarang ini. Enggak cuma buat bermain atau bikin video Tik Tok, tapi juga buat mengukur kemiringan tanah, suhu udara, dan membaca peta yang langsung terhubung dengan satelit.
Penuh Optimisme
Memang, sih, toxic positivisme pada masa pandemi yang bikin resesi di berbagai penjuru dunia ini enggak kita butuhkan saat ini. Namun, bukan berarti kita enggak boleh optimistis bahwa bencana bakal berakhir selama kita bisa bertahan melaluinya.
Nah, itulah yang ditekankan dalam Japan Sinks sejak Ayumu Muto menyaksikan kematian teman-temannya dalam sekejap di depannya, kemudian berlari ke rumah untuk memastikan keluarganya aman.
Sosok yang paling optimistis dalam Japan Sinks adalah sang kepala keluarga, Koichiro Muto, yang dengan cepat mengumpulkan keluarga mereka dan mengajak semuanya untuk terus bergerak. Meski situasi enggak bisa ditebak dan seluruh Tokyo udah porak-poranda, Koichiro-lah yang pertama menyarankan para pengungsi untuk pindah ke tempat lain sebelum air laut benar-benar naik.
Sifat kayak begini memang dibutuhkan pada saat-saat kritis. Bukannya mengeluh dan pasrah pada keadaan, berjuang dan berusaha sampai akhir jauh lebih bermanfaat. Meski nasib enggak berpihak pada Koichiro, sampai akhir dia tetap bikin keluarga dan orang-orang yang mengikutinya merasa masih ada harapan buat mereka dan yang mereka perlu lakukan adalah terus bergerak sampai menemukan bala bantuan.
Sedia Payung Sebelum Hujan
Di anime ini, kalian bisa lihat mitigasi bencana yang dijalankan oleh Jepang dan negara sekutunya, Amerika Serikat. Bukan unsur politisnya, melainkan kemanusiaannya. Sebagai upaya penanggulangan bencana, Jepang membagikan bantuan memanfaatkan helikopter militer.
Ditambah lagi, pemerintah mereka juga gerak cepat buat mengungsikan orang-orang yang beruntung melalui lotre (supaya enggak ada keributan, meski tetap saja ada yang merasa enggak puas). Orang-orang penting dan berprestasi kayak atlet juga diungsikan duluan.
Namun, pada akhirnya, kelihatan juga bahwa masing-masing karakter enggak serta-merta menggantungkan nasib mereka kepada pemerintah buat membebaskan mereka dari bencana. Mengharapkan bantuan tanpa usaha hampir selalu hasilnya sia-sia. Makanya, bukannya menunggu bantuan, para karakter dalam Japan Sinks 2020 malah mencari cara supaya bisa menemukan bantuan itu.
Ketika bencana terjadi, setiap orang saling bantu (tapi ada juga yang jadi kelihatan egoisnya, sih) dan memikirkan bersama-sama langkah selanjutnya. Memang, seharusnya bencana sebesar itu jadi tanggung jawab pemerintah. Namun, kalau bantuan enggak datang, bukan berarti tetap diam menunggu maut, ‘kan?
Selain itu, dari sosok KITE kalian bisa belajar bahwa informasi yang akurat adalah segalanya. Makanya, sebagai YouTuber dengan banyak pengikut, dia berusaha menyampaikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Dia tahu dirinya bisa membantu dan dia enggak memilih menyelamatkan dirinya sendiri, melainkan ikut bersama rombongan Ayumu.
Kalau melihat situasi sekarang, sosok kayak KITE memang langka banget. Dengan segala privilese yang dia punya, dia enggak egois. Namun, mungkin hal ini yang harus diresapi sekarang. Bantuan sekecil apa pun itu berarti dan bisa menyelamatkan nyawa. Meski enggak kelihatan, perjuangan kalian selalu ada ganjarannya.
Bonus: Japan Sinks 2020 Punya Opening Song yang Hangat
Dengan semua kengerian yang ada dalam setiap episodenya, lagu pembuka dan animasinya justru menggambarkan kehangatan keluarga Muto dalam beraktivitas pada pagi hari. Ada cinta dan kasih sayang keluarga, ada telur dan bacon hangat untuk sarapan, ada Go Muto yang kelihatan enggan beranjak dari tempat tidur, dan ada Mari yang menguncir rambutnya Ayumu.
Melihat kehidupan sehari-hari yang sesederhana itu, enggak terbayang, kan, bagaimana semuanya bisa hancur dalam sekejap karena bencana besar? Namun, justru pembuka yang hangat ini bisa bikin kalian ingat bahwa ada kebahagiaan kecil dari hal-hal yang sederhana. Selama kalian punya keluarga yang suportif dan rumah yang nyaman, kalian mesti bersyukur dan menghargai hidup kalian.
***
Kalian udah nonton Japan Sinks 2020? Setuju enggak kalau banyak hikmah yang bisa dipetik dari anime ini dan relevan sama kehidupan sekarang? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya!