Festival Film 100% Manusia Bahas Isu Keberagaman lewat Film Pendek

Festival Film 100% Manusia akhirnya resmi digelar pada 3 Desember lalu dan bakal berlangsung hingga 10 Desember 2020. Acara ini menayangkan 10 film panjang dari 10 negara serta satu kompilasi film pendek internasional bagi para penggemar film tentang Hak Asasi Manusia. Selain menayangkan film, Festival Film 100% Manusia juga mengadakan program lainnya, salah satunya adalah webinar.

100% Webinar adalah salah satu program terbaru yang diadakan di Festival Film 100% Manusia di tahun ini. Di 100% Webinar, penonton bersama pembuat film mendiskusikan topik terkait isu Hak Asasi Manusia. Terdapat dua webinar yang akan diselenggarakan dalam program terbaru ini. Salah satu yang sudah diselanggarakan adalah “Diversity Captured!” yang mendiskusikan isu HAM yang terdapat dalam kompilasi film pendek 100% Screen Sho(r)ts!.

Dimoderatori oleh Kepala Program Film 100% Manusia, yaitu Meninaputri Wismurti, ada empat pembicara lainnya yang hadir sebagai panelis diskusi, yaitu Yewweng Ho (sutradara Mical dari Inggris), Nicolas Olivera (sutradara A Terra dari Kolombia), Yudhistira Tegar Hermawan (sutradara Nyalon dari Indonesia), dan Jorgen Lorentzen (produser Those Who Love dari Norwegia). Sayangnya, Chairun Nissa (sutradara Mother Earth dari Indonesia) berhalangan hadir karena kondisi kesehatannya yang enggak memungkinkan.

Keberagaman isu Hak Asasi Manusia menjadi fokus Festival Film 100% Manusia dalam proses kurasi kompilasi film pendek 100% Screen Sho(r)ts!. Isu yang dihadirkan di kompilasi film pendek berdurasi 75 menit tersebut adalah isu politik, keberanian dalam menyampaikan kebenaran, isu anak, kesehatan mental, hingga isu lingkungan.

Via Festival Film 100% Manusia

Isu kelompok marginal yang terdampak pandemi tersampaikan secara jenaka melalui Nyalon. Mical bercerita tentang perjuangan seorang Ibu dengan anak disleksia, hingga menjadi salah satu pelopor pergerakan bagi penyandang disleksia di Inggris. Isu lingkungan diangkat melalui perjuangan petani Kendeng yang ditampilkan di Mother Earth.

Lalu, A Terra bercerita tentang jurnalis perempuan yang berusaha untuk menyuarakan kebenaran walau ditengah kondisi politik negaranya yang memanas. Kompilasi film pendek ini ditutup dengan Those Who Love, sebuah film pendek dengan lima kisah berbeda tentang isu kemanusiaan yang kerap kali tabu dibicarakan.

Masih ada beberapa program Festival Film 100% Manusia yang bakal ditayangkan hingga 10 Desember mendatang, di antaranya A Walk to Understand: Local Heroine pada 7 Desember, 100% Webinar: State X Human Rights pada 8 Desember, 100% in Harmony: Courage pada 9 Desember, dan 100% Talk: Aging Gracefully pada 10 Desember.

Untuk rangkaian acara non-penayangan film, kalian bisa menyaksikannya secara gratis lewat Zoom Webinar dan akun media sosial 100% Manusia. Untuk acara penayangan filmnya juga gratis, kok. Kalian harus membuat akun di situs festivalscope.com. Setelah itu, kalian dapat menonton filmnya secara berkelanjutan selama 30 jam, terhitung dari kalian mengetuk tombol play. Buat kalian yang ketinggalan, filmnya tetap tersedia selama lima hari, dimulai dari tanggal film diputar.

Buruan daftar buat ikutan Festival Film 100% Manusia, mumpung gratis, nih. Lalu, ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.