– Film Hujan Bulan Juni jadi rekomendasi tontonan menuju akhir pekan.
– Fakta menarik di bawah ini seputar di balik produksi film.
Tayang di Netflix hari ini, film Hujan Bulan Juni (2017) siap buat kalian baper dengan kisah cinta lintas budaya antara pasangan Pingkan (Velove Vexia) dan Sarwono (Adipati Dolken). Film yang diangkat dari karya berjudul sama dari sastrawan legendaris Sapardi Djoko Damono ini enggak menceritakan kisah cinta klise, tetapi jauh lebih mendalam dan lekat dengan kehidupan.
Dengan lantunan puisi menyentuh yang terselip di hampir setiap dialognya, film drama garapan Reni Nurcahyo Hestu Saputra ini memang begitu menarik untuk ditonton. Nah, sebelum kalian saksikan kisah cinta menyakitkan mereka, yuk, simak dulu informasi di balik produksinya.
Inilah fakta film Hujan Bulan Juni yang tayang di Netflix hari ini!
1. Mendiang Sapardi Djoko Damono Ikut Beradu Akting
Sang penyair, Sapardi Djoko Damono yang baru menutup usianya pada Juli 2020, ikut tampil dalam film adaptasi novel karyanya tersebut. Di sini, Sapardi berperan sebagai ayah Sarwono dari Solo.
Dari wawancaranya, Sapardi menceritakan bahwa dia baru diminta ikut berperan dua hari sebelum syuting. “Dua hari sebelum saya main, dibilangin sama sutradara, ‘nanti Pak Sapardi main’, ya sudah saya enggak bisa nolak. Akhirnya saya main sebagai bapaknya Sarwono,” cerita Sapardi.
2. Lirik Soundtrack-nya Diangkat Dari Puisi Hujan Bulan Juni
Sebagai salah satu karya terfenomenalnya Sapardi, puisi Hujan Bulan Juni ini juga dijadikan sebagai soundtrack film tersebut. Diiringi musik akustik, Ghaitsa Kenang dengan suara lembutnya melantunkan puisi tersebut menjadi lagu tema utama di film ini.
Walaupun begitu, menurut komentar di kanal YouTube-nya, lagu ini dinilai terlalu ceria dan enggak berhasil menyampaikan makna mendalam seperti puisi aslinya. Beberapa berpendapat musikalisasi puisi ini terasa kurang pas dan hambar, serta menghilangkan ‘nyawa’ dengan aransemen pop yang diberikannya.
3. Libatkan Aktor Asal Jepang, Koutaro Kakimoto
Berkisah tentang Pingkan yang akan belajar sastra ke Jepang, film Hujan Bulan Juni ini menghadirkan Koutaro Kakimoto untuk berperan sebagai orang ketiga di antara hubungan Pingkan dan Sarwono, yaitu Katsuo. Aktor berusia 26 tahun ini merupakan putra dari Tetsuo Kurata, pemeran Ksatria Baja Hitam yang populer pada tahun 1990-an.
Walaupun enggak terlalu lancar berbahasa Indonesia, Koutaro mengaku bahwa lawan mainnya, Velove Vexia sering mengajaknya mengobrol sehingga mereka jadi akrab. Katsuo mengungkapkan bahwa kendala bahasa selama mereka syuting tersebut justru dijadikan bahan gurauan di antara mereka.
4. Velove Vexia Kesulitan Akting Menatap antara Sarwono dan Katsuo
Berperan sebagai Pingkan, bukan hal mudah bagi Velove melakoni adegan romantis dengan dua laki-laki yang jadi lawan mainnya, Sarwono dan Katsuo. Velove mengatakan dirinya kesulitan memberikan ‘tatapan’ yang berbeda untuk Sarwono dan Katsuo.
“Energi yang diberikan ini ‘kan enggak boleh sama, antara saya, Sarwono, atau Katsuo. Kan konflik utamanya di tiga orang ini. Energinya enggak boleh sama, kalau sama nanti dipikir enggak spesial,” jelas Velove.
Sempat ragu karena khawatir tatapannya sama, Hestu sebagai sutradara mengatakan bahwa tatapan tersebut diperlukan untuk membuat Sarwono merasa ‘terancam’ dengan kehadiran Katsuo sebagai orang ketiga ini. Namun, tetap saja, sang sutradara meminta tatapan Velove pada Koutaro sebagai Katsuo harus tetap dibedakan, enggak boleh sedalam menatap Adipati sebagai Sarwono.
5. Baim Wong Sulit Improvisasi
Selain Adipati Dolken, Velove Vexia, dan Koutaro Kakimoto, film Hujan Bulan Juni juga menggandeng Baim Wong. Berperan sebagai Benny, sepupu Pingkan dari Manado, kehadiran Baim menambahkan unsur komedi dengan sifatnya yang menyebalkan.
Aktor kelahiran Jakarta ini pada awalnya benar-benar enggak bisa berbahasa Manado. Dia pun merasa kesulitan untuk improvisasi karena keterbatasan bahasa tersebut. Apalagi, perannya sebagai pencair suasana tentunya butuh banyak lelucon yang biasanya datang secara natural ketika improvisasi depan kamera.
***
Nah, itulah sejumlah fakta menarik di balik film Hujan Bulan Juni. Yuk, langsung saja tonton kisah drama puitis tersebut di Netflix sambil mengenang karya Sapardi Djoko Damono. Menonton film-film drama romantis saat masa pandemi bisa menyejukkan hati.
Buat kalian yang sudah nonton, bagikan pendapatnya di kolom bawah, ya.