Kamu yang suka nonton film pastinya sudah enggak asing lagi dengan sosok Jackie Chan, ‘kan? Yap, meski kamu enggak suka film bergenre aksi, kemungkinan besar kamu tetap akan mengenal sosok aktor asal Hong Kong tersebut. Pasalnya, ia adalah aktor populer yang sudah dikenal oleh masyarakat dunia dan juga lintas generasi.
Hingga 2024 ini, Jackie Chan sudah menjalani karier sebagai seorang aktor setidaknya selama 62 tahun. Tentunya ada banyak perubahan dari sang aktor sepanjang perjalanan kariernya tersebut, baik dari segi penampilan hingga gaya bermain. Namun, di usianya yang sudah enggak muda lagi, Chan masih tetap tampil berenergi dan tak jarang masih sering terlibat dalam adegan bertarung.
Supaya kamu bisa tampil berenergi layaknya Jackie Chan, kamu pun cukup minum Kuku Bima. Soalnya, Kuku Bima mampu meningkatkan stamina, memberikan tambahan energi, menyegarkan tubuh, dan lebih bersemangat. Setelah meminum Kuku Bima, kamu akan bisa menjalani aktivitas seharian dengan lebih bersemangat.
Nah, berikut ini KINCIR akan membahas perubahan Jackie Chan dari masa ke masa. Yuk, simak deretannya!
Evolusi peran Jackie Chan dari masa ke masa
1. Melakukan debutnya sebagai aktor cilik di film Big and Little Wong Tin Bar
Sekadar informasi, Jackie Chan adalah pria kelahiran 7 April 1954. Chan pun mengawali kariernya ketika ia masih berusia 8 tahun lewat film Hong Kong berjudul Big and Little Wong Tin Bar yang rilis pada 1962.
Peran Chan dalam debutnya ini memang enggak terlalu banyak, karena ia hanya berstatus sebagai pemain ekstra. Meski begitu, sejak debutnya Chan sudah kebagian jatah untuk melakukan adegan bertarung. Film Big and Little Wong Tin Bar pun sempat dinyatakan hilang keberadaannya, sebelum akhirnya salinannya diunggah ke YouTube pada 2016 lalu.
Setelah debutnya tersebut, Chan sebenarnya aktif bermain di sejumlah film layar lebar lainnya. Namun, lagi-lagi perannya hanya sekadar figuran. Bahkan, mayoritas karakter yang diperankan oleh Chan sewaktu masih jadi aktor cilik enggak memiliki nama karena memang hanya figuran.
2. Menjadi stuntman untuk film-film Bruce Lee
Setelah beranjak dewasa, perjalanan karier Jackie Chan sebagai aktor juga masih belum terlalu berjalan mulus. Soalnya, ia masih kerap hanya mendapatkan peran figuran yang enggak memiliki nama.
Terlepas dari hal tersebut, Chan mendapatkan kesempatan untuk jadi stuntman sekaligus pemain ekstra dari beberapa filmnya Bruce Lee, seperti Fist of Fury (1972) dan Enter the Dragon (1973). Keterlibatan Chan di dua film ini pun seolah jadi batu loncatan bagi kariernya di dunia akting. Hal ini karena Bruce Lee adalah aktor spesialis aksi yang sudah mendunia dan karya-karyanya selalu ditunggu.
Benar saja, tak lama setelah jadi stuntman di film Enter the Dragon, Chan akhirnya dipercaya untuk jadi pemeran utama buat pertama kalinya lewat film Little Tiger of Canton (1973). Dalam film ini, Chan tampil dengan rambut yang terlihat cukup gondrong. Keterlibatan Chan di film ini pun menjadi awal bagi karier gemilangnya sebagai seorang aktor.
3. Film Snake in the Eagle’s Shadow berhasil membuat namanya jadi semakin terkenal
Setelah Little Tiger of Canton, Chan sudah mulai banyak mendapatkan tawaran untuk jadi pemeran utama, stuntman, hingga koordinator adegan aksi. Namun, kariernya sebagai seorang aktor bisa dibilang baru mulai melejit ketikan ia membintangi film Snake in the Eagle’s Shadow pada 1978.
Hal ini karena dalam film tersebut Jackie Chan seolah mempatenkan gaya bertarung bercampur komedi dengan elemen slapstick sebagai ciri khasnya. Film ini jugalah yang membuat Chan jadi lebih terkenal sebagai aktor spesialis aksi-komedi.
Gaya bertarung tersebut kemudian kerap digunakan oleh Chan dalam sejumlah film berikutnya. Mulai dari Drunken Master (1978), The Young Master (1980), Police Story (1985), dan masih banyak lagi. Bahkan, Chan masih sering menggunakan gaya bertarung bercampur komedi tersebut hingga saat ini.
4. Mengalami kesuksesan besar pertama di Hollywood lewat Rush Hour
Setelah kariernya sebagai aktor mulai melejit di Hong Kong, Jackie Chan akhirnya mencoba melebarkan sayapnya ke Hollywood dengan membintangi film Battle Creek Brawl pada 1980. Tak hanya itu, pada beberapa tahun berikutnya Chan juga bermain di sejumlah film Hollywood lain, seperti The Cannonball Run (1981).
Meski begitu, masa-masa awal Chan di Hollywood tidak berjalan mulus, karena film yang ia bintangi kurang sukses secara komersil. Kesuksesan pertama Chan di Hollywood justru baru datang pada 1998 ketika ia membintangi film Rush Hour yang lagi-lagi bergenre aksi-komedi. Chemistry Chan dengan Chris Tucker sebagai duo polisi berkepribadian bertolak belakang pun dinilai sangat menghibur.
Saking suksesnya, Rush Hour pun berlanjut hingga empat film. Tak hanya itu, kesuksesan Rush Hour juga membuka jalan bagi Chan untuk membintangi sejumlah proyek besar Hollywood lainnya, salah satunya adalah Shanghai Noon (2000) yang juga memiliki genre aksi-komedi.
5. The Karate Kid jadi peran dramatis pertama bagi Jackie Chan
The Karate Kid (2010) juga menjadi salah satu film Hollywood Jackie Chan yang menuai kesuksesan. Namun, The Karate Kid bisa dibilang menjadi film yang memiliki nuansa berbeda ketimbang sejumlah proyek yang dibintangi Chan sebelumnya. Sebab, The Karate Kid merupakan film pertama di mana Chan harus meninggalkan genre aksi-komedi yang jadi spesialisnya.
Yap, meski memiliki elemen bertarung dan juga ada momen komedi, The Karate Kid pada dasarnya adalah film yang bergenre drama. Karakter Mr. Han yang diperankan oleh Chan dalam film ini bahkan hanya terlibat dalam satu adegan bertarung saja, itupun hanya singkat. Tak hanya itu, sosok Mr. Han juga enggak memiliki nuansa semenyenangkan ketimbang karakter yang pernah diperankan Chan sebelumnya.
Sosok Mr. Han pun digambarkan sebagai seorang lelaki paruh baya yang memiliki sifat dingin dan terkesan misterius. Hal tersebut disebabkan karena memiliki masa lalu yang kelam akibat istri dan anaknya yang berusia 10 tahun tewas dalam sebuah kecelakaan mobil yang tragis. Makanya, enggak heran kalau The Karate Kid kerap disebut sebagai peran dramatis pertama dalam karier Jackie Chan.
6. Tampil ‘serius’ di film The Foreigner
Kalau kamu merasa peran Jackie Chan di The Karate Kid masih kurang dramatis, kamu harus melihat penampilannya di film The Foreigner (2017). Pasalnya, film Hollywood ini kerap disebut sebagai proyek dengan nuansa paling kelam yang pernah dibintangi oleh Chan sepanjang kariernya.
Dalam film ini, Jackie Chan berperan sebagai pria bernama Quan yang mencari keadilan atas putrinya yang tewas akibat insiden bom yang berbau politik. Chan pun tampil sebagai seorang pria yang sudah terlihat tua dan lelah buat mencari keadilan untuk anaknya. Citra komedi yang sebelumnya sangat melekat pada sosok Chan benar-benar enggak terlihat sama sekali dalam film ini.
7. Penampilannya di film Ride On sukses bikin pangling
Salah satu film terbaru yang dibintangi oleh Jackie Chan adalah Ride On (2023). Dalam film ini, Chan berperan sebagai seorang stuntman Tiongkok bernama Luo yang sudah berkarier cukup lama di dunia perfilman, layaknya Chan di dunia nyata. Luo pun memiliki kuda yang juga sering menemaninya dalam melakoni adegan stunt, yaitu Red Hare.
Penampilan Chan dalam film ini pun sempat bikin pangling karena ia sudah terlihat sangat tua. Tak hanya itu, ada juga hal yang bikin emosional lainnya adalah dalam film ini adalah ada adegan Luo melihat kembali sejumlah momen kejayaannya di film-film terdahulu bersama putrinya.
Sosok Luo yang diperankan Chan pun tampak menangis ketika mengenang masa lalunya di film tersebut. Banyak yang menganggap kalau tangisan Chan di film ini bukan sekadar akting, melainkan memang reaksi asli sang aktor yang sedang mengenang masa-masanya sewaktu jadi stuntman.
***
Nah, itulah perubahan Jackie Chan dari masa ke masa. Jangan lupa untuk selalu minum Kuku Bima agar aktivitas kamu selalu bisa lebih berenergi layaknya Jackie Chan. Apalagi, ada promo menarik kalau kamu membeli Kuku Bima dan produk Sido Muncul lainnya di sini!
Kuku Bima juga sedang mengadakan Design Competition yang memiliki hadiah utama sebesar Rp20 juta buat pemenangnya. Kamu bisa baca syarat lengkap untuk mengikuti kompetisinya di sini. Jadi, tunggu apa lagi?