Film Pulau Plastik memulai aksi nyata untuk selamatkan Bumi dari kerusakan. Langkah pertama yang diambil adalah menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat terkait isu sampah plastik melalui pemutaran film di Bioskop Online mulai 25 Juni 2021.
Pulau Plastik merupakan adaptasi serial dengan judul sama yang disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Rahung Nasution. Film ini bukan hanya kolaborasi para produser, filmmaker, dan karakternya, tapi juga kombinasi antara ilmu pengetahuan, aktivisme jalanan, kerja-kerja kesenian, hingga investigasi dalam videografi.
Produk Audio Visual untuk Menyuarakan Isu Sampah Plastik
Dirinya pun mengatakan bahwa film Pulau Plastik adalah produk audio visual yang berupaya menyuarakan keresahan isu sampah plastik yang masih menjadi pekerjaan rumah Indonesia. Membangun kesadaran masyarakat untuk bergerak dan membuat solusi adalah salah satu target utama dalam proyek film yang tengah giat mengkampanyekan #TolakPlastikSekaliPakai dan #BergerakuntukMasaDepan.
“Saya kira memang ini yang menarik, logika yang harus dibangun ketika kita ingin merancang sebuah upaya untuk merekam, upaya kita untuk mendokumentasikan sesuatu yang serius sebuah bentuk atau produk audio visual yang memang ingin benar-benar memberikan impact atau berdampak ke publik secara umum,” terangnya
Dandhy pun mengatakan, tidak ada kata terlambat untuk menyuarakan isu yang masih relevan dengan kehidupan bermasyarakat saat ini. Isu sampah adalah isu yang sangat dekat dengan masyarakat, tetapi sayangnya tidak semua masyarakat memberikan pandangan serius terhadap isu ini.
“Sebenarnya kami adalah pihak swasta yang tidak punya mandat atau kewajiban untuk mengangkat isu plastik ini. Sebuah isu yang sudah lama tapi baru sempat diangkat oleh inisiatif-inisiatif warga seperti kita itu tidak ada kata terlambat sepanjang masalahnya ada, jadi bisa tetap bermanfaat,” tuturnya.
Kenyataan Apa Adanya
Produser pendamping, Nadia Astari pun mengamini pandangan sang sutradara. Melalui film dokumenter ini, para filmmaker berupaya membuat sebuah karya yang mampu menunjukkan kenyataan apa adanya melalui media audio visual. Harapannya, setelah menonton film ini masyarakat dapat terinspirasi untuk mencari lebih lanjut tentang isu sampah plastik ataupun melakukan aksi untuk mengurangi pemakaian plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Supaya tujuan tersebut bisa tercapai, film ini pun mencoba mengikuti alur dari film fiksi untuk menangkap kisah yang dapat menyentuh emosi penontonnya. Meski demikian, alur cerita Pulau Plastik dibuat secara natural tanpa narasi ataupun adegan yang mengikat seperti film fiksi.
Film ini akan membawa penonton mengikuti perjalanan vokalis band rock Navicula asal Bali, Gede Robi dan ahli biologi dan penjaga sungai asal Jawa Barat, Prigi Arisandi. Keduanya tergerak oleh masalah yang sama, yaitu polusi sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan dan minimnya kebijakan untuk mengatasi krisis tersebut.
Robi dan Prigi pun berusaha mencari dan mengumpulkan bukti tentang sejauh mana masalah sampah plastik yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat. Mereka pun berkeliling Jawa, bertemu dengan pakar, aktivis, hingga melakukan penelitian termasuk pada diri mereka sendiri. Hal itu dilakukan atas dasar keingintahuan yang tinggi tentang dampak plastik terhadap lingkungan dan juga kesehatan masyarakat.
Kemudian di Jakarta, Robi dan Prigi bertemu dengan Tiza Mafira. Seorang pengacara muda yang mendedikasikan dirinya untuk melobi pejabat publik dan sektor swasta untuk mengubah kebijakan mereka tentang plastik sekali pakai.
Kerja sama mereka dan aktivis lingkungan lainnya untuk mengatasi masalah sampah plastik akan berhasil jika komunitas, pemerintah, dan perusahaan dapat bersatu dalam mengurangi ketergantungan masyarakat pada plastik sekali pakai.
***
Film Pulau Plastik merupakan karya kolaborasi dari Visinema Pictures, Kopernik, Watchdoc dan Akarumput. Kamu bisa menonton film dokumenter Pulau Plastik di Bioskop Online, yang bisa diunduh di App Store atau di Google Play Store dalam periode terbatas, tanggal 25 Juni—4 Juli 2021, dengan harga tiket Rp30.000.
Siapkah kamu untuk mengetahui fakta bahwa bukan hanya Bumi dipenuhi sampah plastik, tapi tubuh kita juga terdapat mikroplastik.