Penghargaan film terbaik atau Best Picture dalam ajang bergengsi Academy Awards adalah penghargaan yang paling utama dan bergengsi. Film-film yang masuk bahkan memenangkan kategori ini dianggap sebagai film-film yang keseluruhan kualitasnya unggul. Pemenangnya pun dianggap sebagai film paling bagus oleh para juri sekaligus film yang membawa perubahan.
Namun, di antara sekian banyak film yang memenangkan penghargaan Best Picture setiap tahunnya, ada beberapa film yang kemenangannya bersejarah. Kemenangan dari film-film ini dianggap unik, enggak terlupakan, bahkan membawa perubahan.
Apa saja film Best Picture Academy Awards yang mencetak sejarah baru? Mumpung perhelatan Academy Awards 2023 sedang hangat-hangatnya, mari kilas balik di sini.
Deretan film pemenang Best Picture Academy Awards
Gone with the Wind (1939)
Diadaptasi dari novel, Gone with the Wind adalah sebuah film roman sejarah epik yang dibuat selama era Perang Sipil Amerika. Kisah ini berfokus pada kehidupan Scarlett O’Hara, gadis menawan yang penuh prinsip, yang dipaksa untuk menghadapi kenyataan perang dan kehilangan.
Awalnya, Scarlett jatuh cinta dengan Ashley Wilkes, seorang pria yang bertunangan dengan sepupunya, Melanie. Kehidupan Scarlett terbalik ketika Perang Saudara pecah dan dia terpaksa kehilangan banyak hal. Di tengah semua kekacauan ini, Scarlett bertemu dengan Rhett Butler, seorang pria playboy dan menawan yang pada akhirnya tertarik kepadanya. Selain harus memutuskan kepada siapa cintanya berlabuh, Scarlett juga harus menghadapi dilema perubahan kehidupan.
Film ini memenangkan 10 Oscar, termasuk Best Picture, dan menjadi film pertama yang memenangkan lebih dari lima penghargaan. Inilah yang membuat film roman ini selalu dikenang.
Ben-Hur (1959)
Pada masanya, Ben-Hur menyajikan teknologi CGI perang kolosal yang memukau. Maka, enggak mengherankan jika film ini laris manis ditonton oleh banyak orang dan berhasil menyabet penghargaan Best Picture.
Cerita film ini berlatar belakang pada zaman Kekaisaran Romawi. Cerita utamanya berfokus pada Judah Ben-Hur, seorang bangsawan Yahudi yang memiliki sahabat pria Romawi bernama Messala. Namun, persahabatan mereka berakhir ketika Messala, menuduh Ben-Hur melakukan pengkhianatan dan mengirimnya ke kerja paksa.
Selama berada di kerja paksa, Ben-Hur bertemu dengan Nabi Imanuel dan ia memutuskan untuk membalas dendam kepada Messala dan pasukannya. Ia kemudian terlibat dalam balapan kereta Romawi yang ikonik dan memenangkan perlombaan tersebut.
Apa yang membuatnya bersejarah? Selain teknologi yang keren, film ini memenangkan 11 nominasi Oscar, termasuk Best Picture, dan menjadi film dengan jumlah kemenangan terbanyak selama berdekade-dekade.
Schindler’s List (1993)
Film kontroversial ini berkisah tentang Oskar Schindler, seorang pengusaha Jerman yang memiliki pabrik di Polandia selama Perang Dunia II. Schindler awalnya hanya ingin memanfaatkan tenaga kerja Yahudi yang murah, tetapi lama kelamaan ia menyadari betapa mengerikan perlakuan Nazi terhadap orang Yahudi.
Schindler akhirnya memutuskan untuk melindungi para pekerjanya dari kekejaman Nazi, meskipun hal ini bisa membahayakan hidupnya sendiri. Ia berhasil menyelamatkan lebih dari 1.100 orang Yahudi dari kamp konsentrasi.
Selain memenangkan tujuh penghargaan, film ini adalah film yang mampu menggugah perhatian masyarakat dunia terhadap isu Holocaust. Itulah yang membuatnya menjadi bersejarah.
Titanic (1997)
Saking legendarisnya kisah cinta Rose dan Jack di atas kapal Titanic yang tenggelam, akhirnya film ini pun mengalami remastering pada tahun 2023. Sudah lebih dari dua dekade berlalu, tetapi ceritanya tetap memukau.
Diadaptasi dari kisah nyata tenggelamnya kapal yang diklaim enggak akan tenggelam ini, ceritanya berpusat pada kisah cinta beda kasta antara Rose, anak orang kaya di dek kelas satu, dan Jack, pria sederhana di dek kelas tiga yang bahkan bisa naik Titanic karena menang taruhan.
Film ini memenangkan 11 Oscar, termasuk Best Picture, seperti Ben-Hur. Namun, yang lebih unik dari film ini adalah ia menjadi film pertama dalam sejarah yang meraup lebih dari satu miliar dolar di box office global.
The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)
Ada begitu banyak film fantasi kolosal menarik yang diangkat dari novel, tetapi enggak banyak yang bisa mengalahkan epiknya trilogi The Lord of the Rings. Trilogi ini mampu menciptakan dunia baru yang ajaib, bermakna, sekaligus nyaman ditonton.
The Return of the King dianggap sebagai yang terbaik dari ketiganya. Dirilis pada tahun 2003, ia menceritakan kisah akhir perlawanan seluruh kaum terhadap Sauron dan Mordor. Hingga kini, grafisnya masih terlihat keren dan nyata.
Film ini memenangkan 11 Oscar, termasuk Best Picture, dan menyamai peraihan Ben-Hur serta Titanic. Selain itu, berbeda dengan pemenang Oscar pada umumnya, film ini bergenre fantasi dengan latar tempat yang fiktif.
Moonlight (2016)
Sebetulnya, Moonlight mengalami proses yang lucu saat menjadi salah satu film yang bersejarah. Karena, ia sulit dilupakan lantaran diumumkan setelah presenter Faye Dunaway salah membacakan pemenang. Sebelumnya, Dunaway menyebutkan bahwa “La La Land” menjadi pemenang Best Picture. Belum selesai para sineas dan aktor bergembira, ia meralat dan menyebutkan bahwa pemenang sebenarnya adalah Moonlight.
Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang pria bernama Chiron dalam tiga fase kehidupannya, dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Chiron adalah seorang anak yang tumbuh di lingkungan miskin dan berbahaya di Miami, Amerika Serikat. Ia seringkali menjadi korban bully dan kekerasan di sekolahnya.
Chiron juga memiliki ibu pencandu narkoba yang enggak perhatian. Namun, suatu saat, ia menemukan seorang figur ayah pengganti dalam diri Juan, seorang pengedar narkoba yang juga merupakan teman dekat ibunya.
Juan memberikan dukungan dan perhatian pada Chiron, mengajarkan padanya tentang hidup dan membantu Chiron menghadapi masalah-masalahnya. Namun, Juan sendiri punya masalah bisnis yang mengganggu pikirannya.
Saat tumbuh besar, Chiron pun menghadapi konflik batin berupa trauma masa lalu dan pergulatan orientasi seksual.
Hubungan Chiron yang rumit dengan sekitar dan dirinya sendiri membuat film ini kompleks.
Parasite (2019)
Banyak film Korea Selatan yang memberikan mimpi manis tentang negara itu, tetapi enggak dengan Parasite. Ia bercerita tentang keluarga Kim, sebuah keluarga miskin yang tinggal di sebuah ruangan bawah tanah di daerah kumuh di Seoul.
Keluarga Kim mulai merencanakan sebuah skema untuk menipu keluarga Park, keluarga kaya tempat di mana mereka diterima sebagai pelayan dan sopir pribadi. Mereka mengambil alih posisi pelayan dan sopir, dan secara perlahan-lahan menempatkan anak-anak mereka di dalam kehidupan keluarga Park, mengancam nyawa mereka, dan memanfaatkan mereka seperti parasit.
Yang membuat film ini menjadi bersejarah adalah fakta bahwa ia adalah film non-Inggris sekaligus non-Hollywood pertama yang memenangkan penghargaan tersebut. Sebetulnya, kemenangan ini unik lantaran biasanya, film seperti Parasite memenangkan Best Foreign Film. Namun, menurut pihak Oscar, kata foreign sudah terlalu out of date dan mereka mulai membuka kesempatan baru.
***
Apakah kamu sudah menonton film-film pemenang Best Picture yang bersejarah di atas? Film-film tersebut memberikan pengalaman menonton unik yang layak untuk kamu rasakan setidaknya sekali seumur hidup.