Setelah muncul dalam Spectre (2015), Agen Rahasia 007 siap beraksi kembali dalam No Time to Die yang dijadwalkan tayang tahun ini. Kabarnya, No Time to Die bakal menjadi film terakhir Daniel Craig sebagai James Bond. Setelah Craig pensiun, siapakah yang bakal menggantikannya sebagai Bond?
Dilansir Variety, produser No Time to Die, Barbara Broccoli, mengungkapkan alasannya bahwa tokoh ciptaan Ian Fleming ini akan selalu diperankan oleh seorang pria. Lewat pernyataannya tersebut, Broccoli menutup semua spekulasi tentang Bond versi wanita.
“Bond bisa berwarna (kulit) apa saja, tapi dia merupakan seorang pria. Saya percaya kami harus menciptakan tokoh baru yang kuat untuk wanita. Saya tidak terlalu tertarik untuk mengambil karakter pria dan menyuruh wanita memainkannya,” ujar produser berusia 59 tahun ini.
Meskipun begitu, pernyataan Broccoli ini enggak menghentikan beberapa aktor perempuan, seperti Emilia Clarke, Priyanka Chopra, dan Gillian Anderson yang ingin memerankan Bond. Idris Elba yang dirumorkan akan menggantikan Craig di waralaba ini juga mengatakan bahwa film Bond selanjutnya harus diperankan oleh wanita.
Namun, bukan hanya Broccoli yang menentang hal ini. Eva Green lawan main Craig dalam Casino Royale (2006), juga mendukung alasannya. Green mengatakan bahwa enggak masuk akal jika Bond dimainkan oleh wanita.
“Saya pikir James Bond harus tetap menjadi pria. Tidak masuk akal jika dia menjadi wanita. James Bond harus selalu menjadi pria dan bukan Jane Bond,” ujar Green.
Walau akhir-akhir ini banyak aktor wanita memerankan tokoh utama, harus diakui alasan Broccoli sangat masuk akal. Mungkin, dia enggak mau menghilangkan maskulinitas dari tokoh ikonis ini.
Sebelumnya, tokoh Bond selalu diperankan oleh aktor pria, yakni Sean Connery, David Niven, George Lazenby, Timothy Dalton, Roger Moore, dan Pierce Brosnan.
Oh, ya, sekuel film terbaru ini menghabiskan biaya produksi sebesar 250 juta dolar Amerika (sekitar Rp3,5 triliun). Angka ini melampaui pendahulunya, Spectre, yang sebelumnya jadi film termahal James Bond dengan dana produksi sebesar 245 juta dolar Amerika (sekitar Rp3,4 triliun).
Nah, apakah kalian sependapat dengan alasan Broccoli? Jangan sungkan untuk memberikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah dan ikutin terus KINCIR untuk informasi terbaru seputar dunia film lainnya.