Masa pandemi Corona yang enggak menentu membuat banyak sektor industri kewalahan. Salah satu yang menderita paling banyak adalah industri hiburan, khususnya film yang menutup bioskop secara penuh. Alhasil, banyak rumah produksi mengurung diri untuk sementara. Tak terkecuali raksasa Disney yang ternyata mengalami kerugian sangat besar.
Dilansir New York Times, kerugian Disney ini dialami oleh banyak penyebab. Pertama, karena Disney tengah menunda dua film yang sangat ditunggu, yakni Black Widow dan Mulan yang sementara enggak bisa disiarkan di bioskop meski telah rampung dan melewati tanggal rilisnya. Belum ada kepastian juga kapan dua film ini akhirnya bisa dirilis lantaran pandemi ini menggerogoti banyak negara.
Hal Vogel selaku analis media pun menuturkan jika Disney merugi hingga 30 juta dolar Amerika atau sekitar 500 miliar rupiah setiap harinya di tengah krisis ini. Hal ini terjadi lantaran perusahaan dengan waralaba seperti Marvel Cinematic Universe dan Star Wars ini telah meminjam 6 miliar dolar Amerika bulan lalu. Sementara itu, industri hiburan yang lesu membuatnya enggak bisa mendapatkan penghasilan.
Berusaha meraih pundi-pundi uang, Disney pun sempat merilis layanan streaming Disney+ yang ternyata enggak mampu berkembang. Hal ini disebabkan oleh minimnya konten di dalam Disney+ yang baru menyiarkan sedikit film dan serial yang mereka besut. Menurut Vogel, meski Disney+ sempat mengumpulkan 50 juta pelanggan pada 5 bulan setelah dibuka, angka ini belum bisa menutup kerugian perusahaan.
Pasalnya, Disney+ masih dirilis terbatas di beberapa negara saja. Hingga saat ini, Disney+ baru diriis terbatas di Amerika Serikat, Belanda, dan Kanada saja. Dengan pandemi COVID-19 yang belum kelihatan mereda, layanan ini pun makin terhambat distribusinya.
Sebagai perbandingan, kerugian Disney ini berdampak kepada harga saham mereka dan kini Netflix berhasil meraih 187 miliar dolar Amerika mengalahkan nilai saham Disney di angka 186 miliar dolar Amerika. Harga lot saham Netflix pun naik dari 425 dolar menjadi 490, cukup signifikan mengingat angka pelanggan mereka makin naik di masa physical distancing sementara ini.
Meski terlihat struggle, dengan angka pendapatan yang besar ini Disney masih belum memberikan tanda-tanda yang berlebihan untuk menutup produksi mereka. Selain industri hiburan berupa tayangan, salah satu yang terdampak paling parah dari Disney adalah taman atraksi hiburan mereka yang ditutup di semua belahan dunia.
Bagaimana menurut kalian dengan kerugian yang dialami Disney ini? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga berita game serta tulisan menarik lainnya hanya di KINCIR.