5 Hal Serba Lokal dari Film Hello Ghost Versi Indonesia

Hello Ghost Indonesia akhirnya tayang setelah tertunda tujuh bulan dari yang seharusnya tayang pada bulan Oktober lalu. Film ini mengadapatasi film asal Korea Selatan berjudul sama yang begitu berhasil di negara asalnya.

Film Helo Ghost Indonesia menggandeng sejumlah nama beken mulai dari Onadio Leonardo, Enzy Storia, Tora Sudiro, Indro Warkop sampai Hesti Purwadinata. Nah karena diadaptasi jadi film Indonesia, sejumlah elemen pun disesuaikan supaya terasa filmnya memang sangat Indonesia.

Beberapa hal yang cuma ada di Indonesia ditampilkan dalam film karya sutradara Indra Gunawan tersebut. Kali ini KINCIR mau merangkum serba-serbi Indonesia dalm film Hello Ghost versi tanah air.

Serba-serbi lokal di Hello Ghost versi Indonesia

1. Tampilkan angkot

Dalam film Hello Ghost versi Korea, ayah dari si pemeran utama diceritakan seorang supir Taksi. Bahkan ketika sebuah insiden kecelakaan terjadi, hal itu dialami ketika semua anggota keluarga tengah bertamasya menggunakan taksi sewaan yang dipinjam. Beda halnya dengan Hello Ghost versi Korea Selatan, dalam versi Indonesianya taksi tersebut diganti dengan angkot.

Sama seperti versi Korea, ayah dari si pemeran utama film ini adalah seorang sopir angkot yang memang hendak pergi bertamasya bersama keluarganya ke pantai. Namun, sebuah insiden kecelakaan terjadi. Pengambilan angkot sebagai moda transportasi yang digunakan berhasil menjadi pembeda yang terasa bahwa Hello Ghost yang kini tayang memang made in Indonesia.

2. Tukang cukur

Pada Hello Ghost versi Korea, keinginan yang hendak diwujudkan oleh karakter kakek adalah mengambil sebuah kamera. Sementara yang ditampilkan dalam Hello Ghost versi Indonesia, si karakter kakek justru hendak mengambil sebuah radio tua yang ia miliki dan sempat hilang ketika insiden kecelakaan terjadi.

Nah, ketika Kresna sang pemeran utama dan kakeknya mencari radio yang diinginkan, mereka mengunjungi sebuah lapak tukang cukur. Tukang cukur itu ditengarai tahu letak radio yang diinginkan si kakek.

Dalam versi Korea, enggak ada adegan tukang cukur ini. Lapak tukang cukur tradisional memang cukup khas di Indonesia, dengan kursi, cermin dan segala pajangan yang lumrah kita temukan di lapak-lapak tukang cukur. Makanya, ketika adegan ini muncul benar-benar menyiratkan kelokalan film ini. 

3. Kroket

Dalam Hello Ghost versi Korea, makanan yang disajikan saat adegan makan malam di penghujung film salah satunya adalah kimbap, sajian khas Korea Selatan. Makanan ini juga jadi penghubung memori si pemeran utama kepada kisah masa lalunya. Itu sebabnya adegan tersebut adalah adegan yang paling penting dalam film Hello Ghost.

Berhubung diadaptasi ke versi Indonesia, maka enggak mungkin tokoh utamanya memilih makan kimbap. Maka dari itu makanan utama yang disajikan adalah kroket. Hal ini sekaligus menunjukkan rasa Indonesia dari film ini. Jajanan pasar yang satu ini memang lumrah di masyarkat sekitar, walaupun sebenarnya adalah hasil asimilasi dengan kebudayaan Belanda 

4. Profesi dukun

Ada beda yang cukup mencolok antara Hello Ghost versi Korea dan Hello Ghost versi Indonesia. Pada awal film versi Korea, si pemeran utama pergi ke dukun untuk menemukan jawaban tentang apa sebenarnya maksud para hantu menggentayanginya setelah gagal bunuh diri. Dukun tersebut juga yang menyarankan agar si pemeran utama mengikuti kemauan para hantu.

Pada film versi Indonesinya, adegan itu enggak ada. Sosok dukun khas Indonesia tapi tetap muncul ketika adegan Kresna dan kakeknya mencari radio. Seorang dukun yang sering mengada-ada tentang barang keramat muncul sebagai pemilik baru radio tersebut.

Sosok Dukun yang dimainkan Jaja Miharja ini memang seperti kebanyakan dukun yang ditampilkan film Indonesia. Ia tampil dengan pakaian serba hitam di tempat yang gelap serta nuansa angker yang ditunjukkan. 

5. Nama-nama lumrah khas Indonesia

Namanya juga versi Indonesia maka tentu nama-nama karakternya dibuat selokal mungkin. Ada yang unik bahwa pemilihan nama karakter dalam film ini terasa dipilih dengan sungguh-sungguh. Sebut saja nama Kresna (Onadio Leonardo) yang dipilih sebagai nama pemeran utama film Hello Ghost versi Indonesia ini.

Sementara nama-nama lain juga menggunakan nama yang sangat lokal; ulai dari kakek yang diberi nama Kuatno, karakter ayah diberi nama Bima, hingga karakter ibu diberi nama Lita. Karakter suster yang jad peran penting pun diberi nama Linda. Nama-nama yang sangat Indonesia ini berhasil bikin Hello Ghost terasa begitu Indonesia.

***

Itu dia bebrapa hal serba lokal dalam Film Hello Ghost versi Indonesia. Sebuah remake berbeda negara tentu menuntut kreatornya untuk menyesuaikan budaya dan Hello Ghost Indonesia mencoba menerapkan itu.

Sayangnya, perdebatan antara lebih baik mana antara film asli asal Korea atau versi Indonesia emang enggak bisa dielakkan. Kalau menurut kamu seberapa puas kamu nonton film Hello Ghost versi Indonesia ini?

 

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.