5 Film Mafia Terbaik Versi Lokal yang Penuh Baku Hantam

Selain film superhero, ada pula film mafia terbaik yang jadi favorit tontonan banyak orang. Misalnya saja film The Godfather yang masih terus menjadi film mafia paling berkesan. Bahkan, drama Korea Selatan yang sering kita tonton pun pernah menayangkan kisah mengenai mafia, salah satunya yang terkenal adalah Vincenzo.

Tapi, kira-kira ada enggak nih film mafia versi Indonesia? Jangan salah! Sederet film Indonesia yang akan dibahas kali ini nggak kalah saing kok dengan film luar negeri.

Sederet kisah mengenai mafia ini tentunya patut untuk ditonton, terlebih lagi ketegangan yang disajikan benar-benar membuat kita bergidik ngeri. Film-film ini sukses besar untuk memperlihatkan dunia mafia secara lokal.

Tanpa panjang lebar lagi, KINCIR kasih rekomendasi film mafia terbaik versi lokal untuk referensi tontonan kamu. Apa saja tuh?

Film mafia terbaik versi Indonesia yang bakal sukses bikin kamu bergidik ngeri

1. The Raid: Redemption (2012)

The Raid merupakan salah satu film aksi dari Indonesia yang berhasil membawa nama Indonesia ke dunia internasional. Film yang dirilis pada 23 Maret 2012 ini disutradarai oleh Gareth Evans.

Sang sutradara dengan sangat apik sukses memperkenalkan salah satu cabang bela diri yang merupakan ciri khas dari budaya Indonesia, yaitu Pencak Silat. Berkat hal tersebut, film ini pun dengan mudah mencuri perhatian para penggemar dan meraup keuntungan mencapai USD 9,3 juta atau setara dengan Rp134,6 miliar.

The Raid mengambil latar pada sebuah rumah yang berada di daerah kumuh di Jakarta. Rumah kumuh tersebut menyimpan rahasia besaR; dihuni oleh gembong sindikat narkoba serta mafia dan menjadikannya sebuah markas besar. Kegiatan mereka pun dengan mudah terlaksana karena dilakukan di wilayah kumuh, tertutup, dan terbengkalai.

Kisah ini dimulai pada saat sekelompok pasukan khusus dari tim kepolisian memutuskan untuk mengusut desas-desus yang ada di masyarakat. Sersan Saka bersama Rama dan Letnan Wahyu bergerak menuju lokasi.

Sayangnya, informasi kedatangan mereka telah sampai di telinga mafia tersebut. Mereka pun terjebak di sana dan harus melakukan perlawanan. Aksi baku tembak tak terelakan. Ketegangan terus berlangsung hingga akhir cerita disertai dengan plot twist kisah dari kubu kepolisian.

2. The Raid 2: Berandal (2014)

Gareth Evans kembali merilis film The Raid 2 pada 21 Februari 2014, kurang lebih 2 tahun setelah film perdana The Raid ditayangkan. Kisah ini masih dibawa oleh Rama sebagai Iko Uwais. Setelah selamat dari markas mafia tersebut, Rama ditawari oleh Bunawar untuk bergabung sebagai agen pasukan khusus.

Kali ini, Rama akan menyusup ke kelompok Bangun. Rama diminta untuk mengumpulkan berbagai macam bukti dari keterlibatan polisi korup dengan kelompok Bangun. Rama pun melakukan penyamaran dengan menjadi narapidana dan masuk ke penjara dengan membawa harapan membalas dendam. Di dalam penjara tersebut, ia bertemu dengan Ucok yang merupakan anak dari Bangun, sang bos mafia.

Petualangan Rama kali ini lebih menegangkan dibanding sebelumnya. Keterlibatan beberapa kelompok lain, rasa balas dendam akibat terbunuhnya Andi yang merupakan kakak dari Rama, dan berbagai penyerangan mewarnai kepelikan cerita ini. Tentunya, pertarungan pun kerap terjadi sehingga ketegangan adalah momen inti dari terciptanya film The Raid 2: Berandal.

3. Headshot (2016)

Iko Uwais memang penguasa film aksi dengan berbagai kemampuan bertarung dan bela dirinya. Kali ini, Iko Uwais kembali menyajikan penampilan yang luar biasa. Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel sebagai sutradara dari film Headshot bekerja sama dengan Iko Uwais untuk memperlihatkan alur cerita yang tak kalah menegangkan dengan The Raid. Kali ini, Iko Uwais akan tampil bersama Chelsea Islan dalam film Headshot yang dirilis pada 8 Desember 2016 lalu.

Kisah ini diawali dengan terbangunnya seorang laki-laki (Iko Uwais) dari koma dengan luka tembak di bagian kepalanya. Laki-laki itu tidak memiliki identitas dan kehilangan ingatannya. Di sudut lain, seorang dokter muda (Chelsea Islan) Bernama Ailin tengah tertidur di sisi lain dari tempat tidur. Ia telah merawat laki-laki itu selama dua bulan.

Tidak ada nama dan identitas, Ailin pun memberikan nama laki-laki itu dengan Ishmael. Dengan bantuan Ailin pula, Ishmael berusaha untuk mengingat masa lalunya, termasuk kejadian yang menyebabkan dirinya koma selama dua bulan.

Lambat laun, keduanya menyadari bahwa Ishmael bukanlah orang biasa, ia merupakan salah satu anak buah dari mafia paling kejam. Oleh karena itu, Ailin pun terseret ke dalam pertarungan mafia tersebut. Ailin diculik dan pembebasannya penuh lika liku.

Petualangan Iko Uwais sebagai Ishmael pun dimulai. Ia harus berusaha keluar dari lingkaran mafia sekaligus menyelamatkan Ailin. Keseruan semakin menjadi dan puncaknya sangat mendebarkan!

4. Merantau (2009)

Kali ini, Iko Uwais juga tampil pada film yang telah dirilis pada 6 Agustus 2009. Film yang juga disutradarai oleh Gareth Evans mengisahkan mengenai tradisi merantau yang dilakukan oleh para pemuda Minangkabau.

Iko Uwais sebagai Yuda merupakan seorang pesilat dan melakukan perantauan ke Jakarta. Di sana, ia menjadi guru silat. Kepergian Yuda untuk merantau ini ditentang keputusannya oleh sang ibu. Meski demikian, Yuda tetap memilih untuk pergi dan memperjuangkan hidupnya.

Di saat itu, Yuda bertemu dengan sekelompok orang yang menculik seorang wanita. Yuda yang berusaha untuk menyelamatkannya justru terseret masuk ke dalam organisasi yang berisi banyak sekali gangster dan mafia.

Yuda pun harus mempertahankan keselamatannya dan juga menyelamatkan para wanita yang terperangkap pada kejahatan human trafficking

5. The Night Comes For Us 

Apakah kamu sudah jengah dengan pembahasan Iko Uwais yang merajai film-film aksi dan pertumpahan darah?

Jika iya, maka kamu harus menahannya sekali lagi karena penampilan Iko Uwais yang memesona kembali pada film The Night Comes For Us. Tak hanya Iko Uwais, Joe Taslim pun juga turut hadir untuk meramaikan pertarungan.

Film yang dirilis tahun 2018 lalu ini memberikan kebrutalan luar biasa dengan scene darah di mana-mana. Sang sutradara, Timo Tjahjanto, mengemas film ini dengan luar biasa. Meski mampu membuat kita mual dan bergidik ngeri, film ini sangat layak untuk ditonton!

The Night Comes For Us mengisahkan seorang anggota pembunuh bayaran elit, Ito, yang bergabung dalam suatu kelompok Six Seas di bawah organisasi mafia bermarkas di Hongkong. Konflik mulai terjadi ketika Ito dan kawanannya menyerang dan membantai sebuah perkampungan kecil di pesisir pantai.

Kejadian yang tak disangka terjadi. Saat itu, ketika Ito hendak menembak seorang gadis kecil yang tersisa, ia justru menembak seluruh kawanannya tanpa tersisa. Setelah kejadian tersebut, Ito pun diburu. Arian (Iko Uwais) pun sebagai sahabatnya turut diburu.

Nah, itulah lima film mafia terbaik hasil produksi Indonesia yang tidak kalah menegangkan dengan film mafia luar negeri. Bagaimana menurutmu? Film apa yang menjadi favoritmu? Tulis ya di kolom komentar!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.