Meski Covid-19 masih melanda Indonesia namun banyak sineas kita yang tak berhenti berkarya. Terbukti di tahun 2021 ada sejumlah film Indonesia yang berkiprah di festival film internasional.
Tidak hanya mendapat sanjungan beberapa film Indonesia tersebut juga mendapat prestasi yang membanggakan. Nah, merangkum keberhasilan para sineas Indonesia di tahun 2021. Berikut ini adalah beberapa film Indonesia yang sabet prestasi luar biasa di ajang internasional. Ada yang sudah kamu tonton?
Film Indonesia yang bersaing di Festival Internasional Tahun 2021:
1. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Kita harus mencatat nama Edwin sebagai salah seorang sineas Indonesia pertama yang berhasil membawa film dalam negeri berjaya dalam ajang Locarno Film Festival.
Memang, sebelumnya beberapa film Indonesia lain pernah hadir dan ikut serta meramaikan festival bergengsi tahunan itu. Namun, Edwin berhasil menjadi sutradara pertama asal Indonesia yang memenangkan piala Golden Leopard dalam ajang itu.
Enggak heran deh, soalnya film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas memang digarap dengan brilian oleh sutradara asal Surabaya tersebut. Genre yang membungkus Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga bikin kita menerka-nerka. Kita bisa melihat aksi yang bar-bar, tapi cinta-cintaan penuh drama juga ada. Thriller juga jelas terasa mengingat adegan sadis juga banyak bermunculan dalam film ini.
Campur aduknya beberapa genre membuat film ini jadi punya rasa baru setiap menitnya. Penonton dibuat menunggu, kejutan apa lagi yang akan ditampilkan, bagaimana konklusi cerita ini, dan lainnya. Nyaris dua jam film ini diputar, tapi kamu tidak akan terasa ketika kamu sudah sampai di akhir film. Bravo!
2. Yuni
Kamila Andini barangkali jadi sutradara perempuan Indonesia yang gemar sekali memamerkan karya filmnya pada ajang internasional. Setelah sukses dengan Sekala Niskala, Kamila Andini sukses menggarap film Yuni.
Yuni berkisah tentang seorang anak SMA Banten yang berprestasi di sekolahnya. Menjelang kelulusannya, Yuni malah mendapatkan lamaran dari dua laki-laki.
Yuni menolak kedua lamaran tersebut karena masih ingin merasakan kebebasan dan melanjutkan pendidikannya. Namun di lamaran ketiga, Yuni mengalami dilema karena mitos tidak boleh menolak lamaran lebih dari dua kali yang bisa berakibat susah jodoh untuk ke depannya.
Pesan yang dalam pada film ini membuat Yuni dianugerahi Platform Prize dalam Toronto Internasional Film Festival. Tidak hanya itu, Kamila Andini juga mendapat sejumlah penghargaan dari berbagai festival film mancanegara lainnya.
3. Laut Memanggilku
Tumpal Tampubolon bukan orang baru dalam dunia film Indonesia. Namanya sering kita baca sebagai seorang penulis skenario. Di Laut Memanggilku, Tumpal duduk di kursi sutradara dan hasilnya enggak mengecewakan.
Laut Memanggilku berkisah tentang Sura, anak nelayan yang hidup sebatang kara dan menemukan sebuah boneka di pantai. Dia mendapati kawan dan pengganti orang tua dari boneka itu. Tapi, kehangatan itu terancam oleh Argo, yang ingin merenggut boneka itu dari tangan Sura.
Film berdurasi 18 menit ini memenangkan Sonje Award dalam ajang bergengsi Busan Internasional Film Festival (BIFF). Sebagaimana banyak orang tahu, BIFF adalah salah satu ajang penghargaan film paling bergengsi di Asia.
4. Dear to Me
Sama seperti Tumpal Tampubolon, Monica Tedja juga memenangkan penghargaan lewat film pendek yang ia buat. Monica yang sedang menyelesaikan pendidikan filmnya di Eropa itu berhasil menyuguhkan cerita yang unik lewat Dear to Me.
Film itu kemudian meraih Junior Jury Award Special Mention Open Door Short di Festival Film Locarno. Penghargaan itu cukup bergengsi karena di berikan untuk film pendek karangan sutradara muda dari seluruh dunia. Dear to Me juga mendapatkan penghargaan di First Step Awards 2021 dari nominasi Short and Animated Film
5. Penyalin Cahaya
Terakhir ada Penyalin Cahaya. Film ini memang tak menggondol piala dari ajang internasional, namun kiprahnya di Busan Internasional Film Festival patut diapresiasi. Film ini mendapat sambutan yang baik, sekaligus melambungkan nama Wregas Bhanuteja sebagai salah satu sutradara yang cukup diperhitungkan.
Di dalam negeri. Penyalin Cahaya bahkan merajai festival film Indonesia dengan memborong 12 piala. Puncaknya, sutradara terbaik dan film terbaik tahun ini resmi diboyong film yang dibintangi oleh Sheninna Cinamon, Chicco Kurniawan, dan Jermoe Kurnia itu.
***
Nah, itu tadi beberapa film Indonesia yang berkiprah dan menuai prestasi di ajang internasional. Selain lima film diatas ada juga film Nussa, Paranoia, hingga Preman yang juga memamerkan karyanya pada ajang internasional. Tentu kabar baik dan prestasi ini membawa semangat untuk sineas lain di tahun 2022. Dari lima film berprestasi Indonesia di atas, film mana saja yang sudah kamu tonton?