Fase keempat MCU memang cukup beda dari fase-fase sebelumnya. Soalnya, kali ini banyak konten film maupun serial yang dengan gamblang menggunakan konsep multiverse. Sebut saja, serial Loki, What If?, film terbaru Spider-Man, hingga film sekuel Doctor Strange yang benar-benar berfokus pada kekacauan multiverse.
Sebenarnya sejak fase pertama konsep multiverse ini sudah pernah disinggung Marvel. Sebagian besar menganggap bahwa semua elemen dalam film aksi superhero yang didasarkan komik ini adalah fiksi belaka, termasuk soal multiverse.
Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau kita punya “kembaran” dari semesta lain? Atau bagaimana kalau kita bisa menjelajahi waktu dan dimensi lain? Konsep ini kayak di luar nalar!
Padahal, berdasarkan teori fisika, sejumlah adegan multiverse dalam film dan serial MCU ini bisa dibilang masuk akal dan bisa benar-benar terjadi. Apa saja adegannya? Simak daftarnya berikut ini!
Adegan multiverse MCU yang masuk akan menurut teori fisika:
1. Adanya “doppelganger” dari semesta lain, seperti tiga Spider-Man dalam Spider-Man: No Way Home (2021)
Spider-Man: No Way Home (2021) berhasil jadi film terlaris di 2021. Salah satu hal yang membuat film garapan Jon Watts ini ramai adalah kembalinya para pemain Spider-Man lama, yaitu Tobey Maguire dan Andrew Garfield. Mereka menjadi sosok Spider-Man dari semesta lain yang datang untuk membantu Spider-Man versi Tom Holland melawan para musuhnya.
Enggak hanya dalam Spider-Man: No Way Home, konsep “doppelganger” atau versi alternatif sebuah karakter dari semesta lain memang sudah umum dibicarakan dalam dunia komik.
Serial Marvel di fase keempat ini juga sudah menunjukkannya melalui “varian” dalam Loki dan juga melalui serial animasi What If?. Namun, percayakah kamu kalau “kembaran” di dunia paralel dalam semesta lain ini enggak benar-benar “fantasi” dan bisa jadi nyata?
Salah satu ide mengenai konsep multiverse dan adanya versi alternatif dari semesta lain ini dicetuskan oleh ahli fisika asal Amerika, Hugh Everett III pada tahun 1950-an. Berdasarkan interpretasi kuantum mekanik, Everett menjelaskan bahwa efek kuantum tersebut “melahirkan” cabang-cabang alam semesta yang enggak terhitung jumlahnya.
Tiap semesta pun memiliki kehidupan dengan berbagai peristiwa yang masing-masing cabang. Dengan memadukan fisika dan matematika, Everett pun percaya bahwa multiverse ini ada dan di tiap semesta bisa jadi ada kembaran diri kita dengan kehidupan yang bisa sama atau berbeda.
2. Dunia kuantum yang “aneh” seperti dalam Ant-Man & The Wasp (2018)
Saat Thanos mengumpulkan infinity stones dan menjentikkan jarinya, setengah populasi di dunia hilang. Saat itu di San Francisco, Hank Pym, Janet van Dyne, dan Hope sedang mengirim Scott Lang alias Ant-Man ke quantum realm. Namun, sebelum mengembalikan Scott ke dunia nyata, mereka terkena “snap” dan hilang dari muka bumi.
Scott pun terjebak di dunia kuantum sampai ada tikus yang enggak sengaja mengaktifkan mesin di mobil van Hank sehingga dia bisa balik ke dunia nyata. Semuanya telah berubah, bahkan putrinya pun telah beranjak dewasa, sementara baginya waktu baru berlalu sekitar 5 jam. Nah, menurut para ilmuwan, dunia kuantum ini memang masuk akal berdasarkan teori kuantum fisika.
Sistem kuantum dalam quantum realm ini terdiri dari partikel-partikel subatomik yang berukuran sangat kecil. Enggak seperti di dunia makroskopis, di sini perjalanan waktu bisa berbeda.
Menurut penelitian dari Moscow Institute of Physics Technology (MIPT), dalam dunia kuantum, yang kacau bisa jadi teratur dan yang teratur bisa jadi kacau. Jadi, keanehan baik dari segi dimensi maupun waktu dalam dunia kuantum seperti di film Ant-Man ini masuk akal secara teori.
3. Semesta gelap, abstrak, dan kacau seperti dalam Doctor Strange (2016)
Bicara soal multiverse, tentunya enggak bakal lengkap kalau enggak bahas soal Doctor Strange. Petualangan karakter yang diperankan Benedict Cumberbatch ini memang enggak jauh-jauh dari sihir, permainan waktu, serta realitas dan alam lain. Tentu, semua itu hanyalah fiksi belaka. Namun, enggak semua unsur yang dibicarakan dalam film Doctor Strange ini fiksi, loh.
Masih ingat dengan adegan ikonis Doctor Strange yang mengunjungi Dormammu di dimensi gelap tanpa waktu? Nah, semesta gelap dan abstrak seperti itu bisa benar-benar ada menurut Stephen Hawking.
Dari penjelasan Profesor Michio Kaku, ketika melewati wormhole yang menghubungkan semesta satu dan yang lain, hukum fisika bisa saja berubah. Dalam semesta lain tersebut, bisa saja hanya ada kegelapan, ke-absurd-an, dan kekacauan dengan objek-objek tak beraturan.
4. Keberadaan Bifrost Bridge dalam film-film Thor
Konsep multiverse ini sebenarnya telah pertama kali disinggung dalam Thor (2011). Dalam kisah Thor, terdapat 9 alam, termasuk Asgard, tempat Thor dan kawan-kawan tinggal, serta Midgard alias bumi itu sendiri. Nah, untuk berkunjung ke bumi, para Asgardian harus melalui jembatan Bifrost yang dibuka Heimdall. Jembatan tersebut berfungsi menghubungkan dua dunia yang berbeda.
Sebenarnya, hal ini sama seperti yang dijelaskan dalam teori dawai (string theory) yang menyebutkan bahwa dalam fisika terdapat 9 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu.
Pada 1935, Einstein dan muridnya mencoba menghubungkan dua black hole untuk menyambungkan dua semesta paralel. “Jembatan” yang diberi nama Einsten-Rosen ini pun seperti menggambarkan jembatan Bifrost yang menghubungkan dua dunia berbeda tersebut. Jadi, secara teori, jembatan seperti Bifrost ini bisa benar-benar ada, tetapi memang hingga kini belum dieksplorasi.
5. Kemampuan time travel seperti dalam Avengers: Endgame (2019)
Dalam Avengers: Endgame (2019), para superhero akhirnya kembali bersatu dan memutuskan untuk kembali ke masa lalu untuk mengumpulkan infinity stones agar dapat mengalahkan Thanos. Dengan memanfaatkan teori kuantum, Stark, Banner, dan Rocket pun membuat mesin waktu sehingga mereka bisa menjalankan misi tersebut. Apakah mesin waktu seperti dalam Avengers: Endgame ini bisa benar-benar dibuat di dunia nyata?
Jawabannya, ya, bisa secara teori, meski maksudnya bukan benar-benar “kembali ke masa lalu”. Dalam film terakhir di fase ketiga MCU tersebut, para superhero melakukan perjalanan waktu melalui dunia kuantum.
Mereka “mengecilkan” tubuh untuk bisa melewati dimensi tersebut. Dalam dunia dengan partikel subatomik yang sangat kecil seperti dalam dunia kuantum, evolusi waktu bisa jadi terbalik. Dari sudut pandang partikel tersebut, mereka seakan me-rewind dirinya sendiri sementara waktu di dunia nyata tetap berjalan.
Seperti dalam teori relativitas Einstein, waktu tersebut bersifat relatif dan tergantung dari sudut pandang pengamat. Jadi, secara teori, time travel melalui dunia kuantum seperti yang dilakukan dalam Avengers: Endgame adalah sesuatu yang masuk akal dari kacamata teori fisika.
***
Nah, itulah sejumlah adegan dengan konsep multiverse dalam MCU yang mungkin bisa benar-benar terjadi di dunia nyata karena masuk akal menurut teori fisika. Apakah kamu percaya kalau multiverse ini nyata? Bagikan pendapat di bawah, ya! Jangan lupa ikuti KINCIR untuk informasi menarik seputar film dan serial lainnya.