“Multiverse is a concept which we know frighteningly little about.”
Buat yang sudah menonton Spider-Man: No Way Home (2021), tentunya kamu enggak asing dengan kalimat yang diutarakan Doctor Strange kepada Peter tersebut. Beberapa minggu lalu, Doctor Strange In The Multiverse of Madness (2022) pun juga sudah memberikan penggemar cuplikan gambaran “mengerikan” dan “absurd” dalam multiverse. Namun, apakah konsep multiverse ini hanya fiksi-sains belaka?
Hingga kini, sejumlah ahli fisika masih memperdebatkan keberadaan multiverse. Beberapa teori fisika, seperti teori kuantum, teori relativitas, teori dawai, dan lain sebagainya seakan memperkuat keberadaan multiverse tersebut.
Sejumlah ilmuwan seperti Einstein dan Stephen Hawking pun sempat meneliti konsep dan gambaran besar keadaan semesta yang enggak terhingga jumlahnya ini.
Nah, dalam film maupun serial Marvel, konsep multiverse telah jadi obrolan lama. Konsep dan teori fisika pun sering dijelaskan oleh para karakternya. Kadang kita anggap sepele, kayak enggak lebih dari kalimat kreatif dari si penulis naskah.
Namun, penjelasan mereka sebenarnya masuk akal dan sejalan dengan teori fisika kontemporer. Hal ini bisa jadi bukti kalau multiverse seperti dalam MCU ini bisa benar-benar nyata. Apa saja penjelasan dari para karakter terkait multiverse tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini!
1. Penjelasan Dr. Erik Selvig dalam Thor: The Dark World (2013) mendukung teori dawai dalam fisika
Sejak fase kedua, MCU sedikit demi sedikit memperkenalkan konsep multiverse, salah satunya melalui film kedua Thor. Masih ingatkah kamu dengan adegan ketika Dr. Erik Selvig menjelaskan tentang “convergence” menggunakan sepatu sebagai alat peraga di sebuah rumah panti jompo?
Mentor dari Jane Foster, kekasih Thor ini menjabarkan bagaimana dalam suatu waktu, kesembilan dunia akan berada dalam garis yang sama dan akan saling terhubung. Tentu, enggak ada yang mendengarkan penjelasannya. Malah, Stan Lee tampil sebagai cameo dan menanyakan apakah dia bisa mengambil sepatunya kembali.
Banyak di antara kita yang menyepelekan penjelasan Dr. Selvig ini karena menganggap semuanya hanya fiksi dalam penulisan naskah. Namun, sebenarnya penjelasan ilmuwan yang diperankan Stellan Skarsgård ini sejalan dengan string theory alias teori dawai yang diusulkan oleh fisikawan Profesor Michio Kaku.
Singkatnya, teori ini menjelaskan bagaimana dalam semesta ini terdapat sembilan dimensi yang saling berhubungan, persis seperti apa yang dikatakan Dr. Selvig. Untuk “berpindah” dari satu dimensi ke dimensi lain, Thor menggunakan Bifrost Bridge atau jembatan pelangi. Nah, dalam dunia nyata, Bifrost Bridge ini disebut sebagai wormhole yang menyambungkan dunia satu dengan lainnya.
2. “Eternal Inflation” yang dibahas Peter Parker dalam Spider-Man: Far From Home (2019) merupakan teori dasar tentang multiverse
Ketika pertama kali bertemu, Mysterio menjelaskan kepada Peter bahwa ada banyak realitas. Kini, mereka berdua ada di bumi ke-616. Sebagai seseorang yang genius dan sangat menyukai sains, Peter langsung semangat membahas kemungkinan multiverse yang benar-benar nyata.
Dalam percakapannya, Peter sempat menyebutkan soal “eternal inflation” yang kemudian membuat Nick Fury dan Maria Hill menatapnya, bingung dengan istilah-istilah ilmiah tersebut.
Buat kamu yang gemar mengeksplorasi ilmu fisika kontemporer, istilah eternal inflation ini tentunya sudah enggak asing. Soalnya, teori ini memang menjadi teori dasar yang paling sering digunakan ketika sedang membahas keberadaan multiverse.
Eternal inflation sendiri diinterpretasikan sebagai lanjutan dari teori Big Bang. Teori ini menjelaskan bagaimana fase ekspansi alam semesta ini berlangsung selamanya. Artinya, setiap saat, lahir semesta-semesta baru hingga jumlahnya tak terhingga. Teori ini pun memperkuat pemikiran bahwa multiverse seperti yang diungkapkan dalam MCU ini sebenarnya nyata.
3. Penjelasan Ancient One bahwa semesta tempat tinggal kita hanya satu dari semesta yang tak terhingga jumlahnya
Membahas soal mutltiverse tentunya enggak lengkap kalau enggak melibatkan sang Sorcerer Supreme. Dalam film pertamanya yang rilis pada 2016, Doctor Strange yang mengalami kecelakaan akhirnya menemui Ancient One di Kamar-Taj.
3Di sana, Ancient One menjelaskan bahwa semesta tempat mereka tinggal hanyalah satu dari semesta yang tak terhingga jumlahnya, atau “dunia tanpa akhir”. Enggak hanya Ancient One, He Who Remains alias Kang the Conqueror dari serial Loki juga sempat menjelaskan hal yang kurang lebih sama.
Nah, penjelasan mereka ini sejalan teori Eternal Inflation seperti yang dibahas Peter Parker dalam poin sebelumnya. Selain itu, penjelasan ini juga menggambarkan konsep “spacetime foam” yang dibahas oleh Stephen Hawking.
Di sini, semesta digambarkan sebagai gelembung yang terus menerus terbentuk, ada yang bergabung dan ada yang memisah ke ruang vakum. Di antara banyaknya gelembung alias semesta tersebut, ada satu yang terus berlanjut, dan semesta tersebut adalah semesta utama alias Sacred Timeline menurut bahasa Marvel.
4. Sacred Timeline dalam Loki digambarkan mengalir seperti sungai, sesuai dengan teori relativitas Einstein
Dalam episode pertama Loki, sang God of Mischief ditangkap oleh TVA karena melakukan sesuatu yang seharusnya enggak terjadi menurut Sacred Timeline. Ya, dalam Avengers: Endgame ketika para superhero kembali ke masa lalu untuk mengumpulkan infinity stones, Loki yang saat itu ditangkap berhasil membawa kabur Tesseract.
Kisahnya pun dilanjutkan dalam serial solonya di Disney+ yang rilis pada Juli 2021 lalu. Begitu sampai di TVA, Loki diberi video kartun mengenai konsep multiverse yang dijelaskan oleh Miss Minutes.
Menurut Profesor Mihio Kaku, video kartun yang tampaknya seperti fiksi belaka ini sebenarnya memiliki elemen fisika yang nyata. Sacred timeline yang digambarkan seperti sungai mengalir ini selaras dengan teori relativitas spesial Einstein.
Menurutnya, waktu itu seperti aliran sungai yang dapat bergerak lebih cepat atau lebih lambat. Jadi, kartun penjelasan Miss Minutes itu enggak sembarangan, tetapi memiliki dasar ilmu fisika yang memang diakui di dunia nyata.
5. Realitas bercabang yang dijelaskan Miss Minutes dalam Loki sesuai dengan teori kuantum
Nah, kelanjutan video penjelasan Miss Minutes dalam serial Loki tersebut juga membahas mengenai realitas bercabang. Beberapa varian, seperti Loki, melakukan sesuatu yang seharusnya enggak terjadi menurut sacred timeline yang diatur oleh para Time Keepers. Cabang ini pun disebut sebagai nexus event yang mengantarkan para varian ke semesta alternatif seperti yang dihadapi Loki.
Konsep ini pada dasarnya sama dengan penjelasan teori kuantum fisika yang menjelaskan bahwa waktu yang mengalir seperti sungai seperti yang Einstein katakan tersebut dapat bercabang menjadi dunia paralel. Profesor Michio Kaku pun menjelaskan konsep ini lebih lanjut dengan memberikan contoh sederhana.
“Misalnya, seseorang menyelamatkan Abraham Lincoln sehingga dia tidak mati ditembak (seperti dalam dunia ini), maka orang tersebut sebenarnya menyelamatkan Abraham Lincoln dari dunia paralel lain.” Orang tersebut pun bisa disebut sebagai “varian” dalam bahasa Marvel, sama seperti Loki yang kini berada dalam dunia paralel lain.
***
Nah, itulah sejumlah penjelasan karakter Marvel terkait multiverse yang sebenarnya sejalan dengan ilmu fisika kontemporer. Jadi, konsep multiverse ini enggak sepenuhnya hanya fiksi belaka.
Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu percaya benar-benar ada multiverse? Bagikan pendapat kamu di bawah, ya! Jangan lupa ikuti KINCIR untuk informasi menarik seputar film dan serial lainnya.