Netflix memang lagi gencar-gencarnya menambah koleksi tontonan mereka, termasuk anime. Selain memasukkan judul-judul populer yang lawas, mereka juga punya serial anime orisinal yang segar dan tak kalah berkualitas. Tahun lalu, Violet Evergarden sempat menyita perhatian. Kali ini, turut meramaikan Spring 2019, giliran Carole & Tuesday yang patut diperhitungkan.
Serial anime ini mengisahkan perjuangan dua gadis yang mengejar hasrat mereka untuk berkreasi lewat musik. Dari latar belakang yang berbeda, Carole dan Tuesday dipertemukan lewat takdir lalu berkolaborasi sebagai duo musisi. Keduanya pun bertemu dengan banyak orang, menjadi lebih besar, dan melangkah maju mendekati impian mereka.
Carole & Tuesday mungkin berada di luar pengamatan kalian, apalagi kalau kalian lebih menggemari anime shonen yang penuh aksi. Jadi, semoga saja ulasan ini bisa meyakinkan kalian untuk segera menontonnya!
Anime Western dengan Racikan Baru
Ngomongin anime Western, tentu judul-judul seperti Cowboy Bebop, Trigun, Gungrave, atau Desert Punk jadi yang pertama terbayang. Namun, jangan sampai kalian salah kaprah bahwa anime Western selalu beraroma Wild Wild West.
Nyatanya, genre ini telah berkembang melampaui batas. Beberapa justru tetap menggambarkan Jepang meski dalam latar futuristis, misalnya Ghost in the Shell Stand Alone Complex dan Neon Genesis Evangelion.
Masih panjang pembahasan soal anime Western dan, sayangnya, bukan itu topik utama tulisan ini. Yang jelas, anime Western menampilkan pengaruh Barat yang cukup kuat dalam berbagai wujud: cerita, karakter, visual, atau unsur-unsur lain. Suasana itulah yang bisa kalian rasakan kala menonton Carole & Tuesday.
Anime ini jelas menampilkan latar futuristis. Tepatnya, ketika Mars jadi hunian manusia dan segala sesuatunya dikerjakan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI). Kita juga bisa melihat pengaruh Barat lewat nama dan desain para karakter. Uniknya, Carole & Tuesday jadi bukti langka bahwa anime Western bisa hadir dengan suasana penuh “kedamaian”.
Anime-anime Western yang selama ini kita kenal kerap dipenuhi adegan laga dengan senjata, kisah fiksi ilmiah, dan unsur-unsur supernatural. Carole & Tuesday justru berfokus pada impian bermusik. Bukan pistol atau robot raksasa yang kalian lihat, melainkan gitar dan keyboard.
Di balik produksi Carole & Tuesday, ada sosok Shinichiro Watanabe yang bertindak sebagai chief director. Yap, dialah yang patut kita berikan apresiasi atas karya besarnya, Cowboy Bebop, yang masih meninggalkan kesan mendalam hingga sekarang. Watanabe jugalah yang menjadi sutradara Samurai Champloo, Blade Runner Black Out 2022 (2017), dan dua seri The Animatrix (2003).
Tentu jadi tantangan tersendiri bagi Watanabe dalam menyutradarai Carole & Tuesday. Apalagi, ini kali pertamanya bagi sang sutradara menggarap proyek yang protagonisnya adalah cewek. Jadi semakin penasaran, ‘kan?
Kisah Persahabatan yang Manis dan Dinamis
Lahir di Bumi dan tumbuh besar di Mars, Carole mencari nafkah dengan menjadi pekerja paruh waktu. Sedangkan, Tuesday tumbuh di keluarga kaya raya, tapi merasa kesepian karena tidak ada orang yang memahami dirinya. Masih banyak perbedaan dalam diri Carole dan Tuesday selain latar belakang. Namun, keduanya memiliki cita-cita yang sama: menjadi musisi.
Mereka berdua bertemu lalu berkolaborasi demi menggapai impian dalam bermusik. Tentu hal ini tidaklah mudah. Apalagi, di era mereka, segala sesuatunya dikerjakan oleh AI, termasuk musik. Manusia hanya berperan sebagai konsumen yang pasif.
Punya teman untuk mengejar tujuan yang sama; menjalani tantangan dan hambatan yang sama; bisa saling menguatkan tanpa perlu curhat berkepanjangan. Tak lupa, perbedaan dalam diri masing-masing bukan menjadi konflik, melainkan pelengkap. Rasanya menyenangkan, bukan?
Mengenai dua protagonis ini, sang sutradara mengungkapkan, “Ini bukan cerita mengenai seorang seniman jenius yang kesepian. Ini tentang dua orang yang tidak bisa menciptakan musik ideal mereka ketika terpisah, tapi mampu membuat sesuatu yang menakjubkan bersama. Pada dasarnya, saya ingin menggambarkan kerja sama, seperti halnya kami membuat anime. Saya ingin menampilkan momen-momen yang menunjukkan 1+1 hasilnya lebih dari 2.”
Suguhan Animasi yang Menyegarkan Mata
Seperti yang disinggung di poin pertama, Carole & Tuesday menampilkan rasa yang berbeda dalam segi visual. Serial anime ini digarap oleh Bones, studio animasi yang berhasil membuat kalian terpukau lewat sederet portofolionya. Sebut saja My Hero Academia, Fullmetal Alchemist: Brotherhood, Bungo Stray Dogs, dan Mob Psycho 100.
Dengan deretan pengalaman menggarap anime shonen, tentu memikat mata dan hati lewat artwork dan detail visual bukan jadi hambatan besar bagi Bones. Visual yang dihadirkan begitu khas dan unik. Terlihat manis lewat tone yang cerah, tapi tidak kehilangan suasana sentimentalnya. Ditambah lagi, panorama futuristis disajikan dengan begitu megah dan terperinci.
Karakterisasi yang kuat juga terlihat dari desain para tokoh. Dalam hal ini, Eisaku Kubonouchi menunjukkan kepiawaiannya. Menurut Watanabe, Kubonouchi dipilih sebagai desainer karakter Carole & Tuesday bukan hanya karena memiliki kemampuan artistik yang baik. Sang mangaka dinilai mampu membuat karakter-karakter yang dia gambar seakan bernyawa.
Paling Penting, Tentu Saja Musiknya!
Ada banyak anime bertema musik yang mudah dicintai. Semuanya hadir dalam berbagai rupa. Di antaranya adalah K-On! yang bikin gemas, AKB0048 yang penuh fantasi, Nodame Cantabile yang menghangatkan hati, Beck: Mongolian Chop Squad yang realistis, dan Nana yang menguras air mata.
Dengan warna yang berbeda, Carole & Tuesday menambah panjang deretan di atas. Karena musik menjadi fokus utama, tentu aneh rasanya bila anime ini minim musik. Yap, setiap episodenya yang berdurasi sekitar 22 menit menampilkan cuplikan lagu ramah telinga lewat pola adegan yang berbeda-beda.
Dalam acara presentasi Carole & Tuesday yang digelar di Tokyo, Jepang, pada 21 Februari 2019, Watanabe mengungkapkan bahwa dirinya telah berniat menggarap sesuatu yang berhubungan dengan musik.
“Sebagai maniak musik, saya sungguh ingin menggarap anime musik. Saking sukanya dengan musik, saya memasang standar yang sangat tinggi. Ketika kami mengerjakan proyek ini, sisi maniak musik dalam diri saya memberi tanda untuk melanjutkannya. Jadi, diri saya sebagai sutradara anime akhirnya bisa melakukannya,” ujar sineas berusia 54 tahun tersebut.
Nyaris seluruh lagu yang disajikan Carole & Tuesday menggunakan lirik berbahasa Inggris dan melibatkan musisi-musisi profesional dunia. Di deretan komposer, ada Benny Sings, Nulbarich, Tim Rice-Oxley (Keane), Eirik Glambek Bøe (Kings of Convenience), Evan “Kidd” Bogart, Taro Umebayashi, dan nama-nama lain yang bisa dilihat di situs resmi anime ini.
Sebagai penyanyi utama, Nai Br.XX terpilih untuk mengisi suara Carole dan Celeina Ann untuk Tuesday lewat Global Singers Auditon 2018. FYI, peran mereka murni sebagai penyanyi, tidak menjadi seiyuu. Tugas sebagai aktris suara dipercayakan kepada Miyuri Shimabukuro (Carole) dan Kana Ichinose (Tuesday).
Sering melewatkan lagu pembuka dan penutup episode anime yang ditonton? Kalian enggak akan lagi melakukan itu. Bisa jadi, kalian malah bakal mencari lagu-lagu Carole & Tuesday dalam Spotify dan menyematkannya ke daftar putar.
Oh, ya. Anime ini bakal menyajikan 24 episode. Judul setiap episode menggunakan referensi dari lagu-lagu populer dunia. Misalnya saja “True Colors” yang dipopulerkan Cyndi Laupers, “Every Breath You Take”-nya Police, dan “Dancing Queen” milik ABBA.
***
Apakah kalian bersetia mengikuti perjalanan Carole dan Tuesday? Bagaimana pendapat kalian mengenai anime ini? Kasih tahu tanggapan kalian di kolom komentar, ya!