Serial Secret Invasion telah resmi mengakhiri perjalanannya lewat episode keenamnya yang tayang pada 26 Juli lalu di layanan streaming Disney+. Serial yang dibintangi oleh Samuel L. Jackson ini pun berhasil menunjukkan kepada penonton bahwa ras alien Skrull kini jadi ancaman baru bagi warga Bumi. Sayangnya, serial ini mendapatkan respons yang terbilang sangat negatif dari kritikus dan penonton.
Secret Invasion pun saat ini menjadi salah satu proyek MCU dengan rating terendah sepanjang masa. Bahkan, sebenarnya ada beberapa alasan yang membuat Secret Invasion layak mendapatkan sebutan sebagai proyek MCU terburuk sejauh ini.
Nah, berikut ini KINCIR akan membahas sejumlah alasan yang mengapa Secret Invasion layak disebut sebagai proyek MCU terburuk sejauh ini. Yuk, simak!
Alasan Secret Invasion layak jadi proyek MCU terburuk
1. Penceritaan yang terlalu lamban dan bertele-tele
Salah satu hal yang membuat orang tidak betah ketika menonton serial Secret Invasion adalah karena proses penceritaannya yang berlangsung secara lamban alias slow-burn. Bahkan, dengan durasi setiap episodenya yang hanya kurang dari satu jam, ceritanya benar-benar terasa sangat lambat.
Sebenarnya enggak ada yang salah dengan gaya penceritaan slow-burn, asalkan eksekusinya baik. Sayangnya, faktor yang membuat penceritaan serial ini terasa begitu lamban adalah karena terlalu banyak menampilkan momen yang tak penting alias bertele-tele. Adegan yang tak penting itu pun tidak berpengaruh dengan ceritanya, sehingga sebenarnya bisa membuat ceritanya lebih terasa ringkas.
Alasan lain yang membuat penceritaan serial ini terasa lamban dan membosankan juga adalah karena minimnya momen aksi. Hal ini pun terjadi karena karakter utama serial ini adalah Nick Fury yang merupakan manusia biasa, bukan superhero. Makanya, tak heran kalau banyak penggemar MCU yang kurang suka dengan serial ini.
2. Menewaskan karakter penting MCU dengan cara yang mengecewakan
Serial Secret Invasion pun sudah berhasil membuat kesal sejumlah penggemar MCU lewat ending episode pertamanya. Pasalnya, di ending tersebut kita bisa menyaksikan Maria Hill yang tewas ditembak oleh Gravik yang menyamar menggunakan wujud Nick Fury. Hal yang bikin penggemar MCU kesal dari adegan ini adalah karena kematian Maria Hill yang terkesan “begitu saja” sebagai salah satu karakter lama di MCU.
Bukan hanya Maria Hill, serial ini juga menewaskan sosok Talos yang terbilang menjadi karakter penting di serialnya dan juga tokoh penting bagi kaum Skrull. Kematian Talos juga sama mengecewakannya dengan momen tewasnya Maria Hill, sama-sama tidak heroik.
Hal yang lebih bikin penonton kesal lagi adalah respons Nick Fury terhadap kematian dua karakter tersebut yang juga terasa biasa saja. Enggak ada tribut apapun dari Fury terhadap mereka berdua. Padahal, Maria Hill dan Talos merupakan salah dua karakter yang memiliki hubungan dekat dengan Fury dan juga sangat ia percaya semasa hidupnya.
3. Merusak arc dari beberapa karakter MCU
Selain menewaskan karakter penting, serial Secret Invasion juga dianggap telah merusak arc dari beberapa karakter MCU. Salah satu karakter yang arc-nya dirasa paling mengalami kerusakan akibat serial ini adalah James ‘Rhodey’ Rhodes alias War Machine. Pasalnya, lewat serial ini terungkap bahwa Rhodey ternyata sudah digantikan posisinya oleh Skrull dalam waktu yang cukup lama di MCU.
Parahnya lagi, Rhodey diduga telah digantikan oleh Skrull sejak film Captain America: Civil War (2016), tepatnya setelah ia jatuh dan mengalami kelumpuhan. Artinya, Rhodey telah melewatkan banyak momen penting di MCU, seperti blip, kematian Tony Stark yang merupakan sahabatnya, serta pensiunnya Steve Rogers sebagai Captain America. Hal ini tentunya sangat merusak perkembangan karakter Rhodey yang sudah terbangun.
Selain Rhodey, arc cerita Nick Fury juga sebenarnya jadi agak rusak akibat serial ini, walau ia merupakan karakter utamanya. Soalnya, akibat serial ini Nick Fury jadi terkesan seperti orang yang tidak menepati janjinya dan juga enggak bertanggung jawab atas kesalahan yang telah ia perbuat.
4. Menyia-nyiakan villain yang menarik
Lewat serial ini, kita kedatangan villain baru, yaitu sesosok Skrull bernama Gravik yang memiliki hubungan dekat dengan Nick Fury di masa lalu. Motif Gravik sebagai villain juga sebenarnya menarik, walau memang enggak jauh berbeda ketimbang villain MCU pada umumnya. Sayangnya, potensi Gravik sebagai villain yang menarik ini terasa disia-siakan oleh serialnya.
Latar belakang hubungan Gravik dengan Nick Fury hingga akhirnya ia benci dengan sang mantan direktur S.H.I.E.L.D. tersebut enggak dijelaskan secara detail oleh serial ini. Hasilnya, penonton jadi kurang mendapatkan emosi Gravik sebagai villain serta tidak terlalu paham dengan berbagai tindakan jahatnya. Hal ini juga membuat performa maksimal Kingsley Ben-Adir sebagai Gravik terasa sangat sia-sia.
5. Finale yang berlangsung buru-buru dan antiklimaks
Serial Secret Invasion memiliki total enam episode yang durasi tiap episodenya kurang dari satu jam. Seperti yang KINCIR bahas pada poin pertama, serial ini punya gaya bercerita yang lamban dan bertele-tele. Hal ini kemudian mengakibatkan finale atau episode terakhir serialnya jadi terasa buru-buru menyelesaikan segala macam konfliknya.
Bahkan, momen pertarungan besar antara G’iah dan Gravik berakhir dengan sangat cepat ketimbang season finale dari sejumlah proyek MCU sebelumnya. Tak cuma itu, penyelesaian segala macam masalah dalam serial ini juga berlangsung dengan antiklimaks. Akibatnya, season finale Secret Invasion jadi enggak meninggalkan kesan yang spesial bagi penggemar MCU.
Eksekusi yang buruk ini jugalah yang mengakibatkan season finale Secret Invasion mendapatkan rating yang buruk, yaitu hanya 7% di Rotten Tomatoes. Bahkan, hal ini membuat season finale-nya jadi proyek MCU dengan rating terburuk sepanjang masa.
***
Nah, itulah deretan alasan yang membuat Secret Invasion layak disebut sebagai proyek MCU terburuk sejauh ini. Apakah kamu sepakat dengan sejumlah alasan tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk artikel menarik lainnya, ya!