6 Film Indonesia yang Gambarkan Sisi Pahit Pernikahan

Pernikahan tidak selamanya menyenangkan. Pernikahan, layaknya perjalanan kehidupan lainnya, juga memberikan masalah dan rasa pahit yang harus diselesaikan dengan bijak. Maka dari itu, jika kamu berpikir kalau pernikahan cuma tentang pesta dan momen-momen manis, maka kamu mungkin harus menonton deretan film Indonesia yang menyajikan fakta pahit tentang pernikahan.

Engga semua karya mengenai fakta pahit tentang pernikahan ini berakhir buruk, tetapi, kamu bisa belajar banyak hal mengenai kompleksitas dari pernikahan. Nah, apa saja film-film tersebut? Mari kita simak di sini!

Film Indonesia yang gambarkan sisi pahit pernikahan

Noktah Merah Perkawinan (2022)

Noktah Merah Perkawinan via Istimewa

Apakah kamu pikir pernikahan akan happily ever after dengan ekonomi yang baik, pendidikan tinggi, dan anak-anak yang sehat? Nyatanya, itu semua enggak akan membuat pernikahan bak negeri dongeng tanpa adanya komunikasi yang baik. Hal itu benar-benar disampaikan dengan bagus oleh film Noktah Merah Perkawinan.

Merupakan remake dari sinetron Noktah Merah Perkawinan (1996) yang sangat terkenal pada masanya, film Indonesia ini menyajikan konflik yang benar-benar berbeda dari versi series-nya. Bahkan, konflik yang disajikan sangat sesuai dengan kaum urban Jakarta kelas menengah.

Ambar dan Gilang memang hidup di rumah minimalis fancy, punya dua anak, dan punya pekerjaan yang cukup bergengsi. Namun, pernikahan mereka di ujung tanduk dan bahkan Ambar mencurigai Gilang berselingkuh. Apa alasannya?

Sedikit campur tangan keluarga cukup bikin pernikahan mereka retak. Namun, itu semua enggak akan terjadi kalau mereka support satu sama lain lewat komunikasi. Ambar cenderung emosional dengan banyak hal dan Gilang seolah malas mikir untuk mencari tahu apa yang salah dari mereka berdua. Komunikasi di antara mereka pun enggak terjalin dengan baik.

Buat kamu yang merasa sudah siap finansial dan usia buat menikah, coba deh tonton film Indonesia yang ini dulu dan pahami hal semacam apa yang harus dibangun. Semoga pernikahan enggak berantakan dan enggak terjadi kesalahpahaman.

Wedding Agreement (2019)

Wedding Agreement via Istimewa

Banyak warganet yang ingin sekali menikah hingga berharap bahwa orang tua bakal menjodohkan mereka dengan sosok pria dan wanita yang fisik dan keuangannya sempurna. Namun, Wedding Agreement menunjukkan kalau perjodohan enggak semulus itu.

Oleh orang tua mereka, Bian, seorang arsitek, dan Tari, seorang pengusaha UMKM, dijodohkan. Awalnya Tari merasa senang dijodohkan dengan Bian, tetapi ternyata Bian masih sangat mencintai mantannya dan menikahi Tari karena keterpaksaan saja. Boro-boro menyayangi Tari, menyentuh Tari pun Bian merasa enggan.

Pernikahan itu jadi bak neraka bagi Tari. Bian bahkan memberi jangka waktu pernikahan dan menawarkan perceraian setelah beberapa waktu. Meluluhkan hati Bian pun butuh usaha keras.

Perjodohan enggak selamanya mulus dan mungkin enggak berakhir seperti Wedding Agreement. Maka dari itu, sebelum menikah, penting bagi kita mengenal calon suami/istri kita sebaik mungkin, meyakinkan diri bahwa kita bisa saling menerima kekurangan, dan tentunya mencari tahu apakah dia sudah selesai dengan masa lalunya atau belum.

Milly dan Mamet (2018)

Film Indonesia tentang sisi pahit pernikahan
Milly dan Mamet via Istimewa

Milly dan Mamet memberikan kisah cinta “biasa” yang enggak seperti dongeng. Milly dan Mamet, sejak dulu bukanlah cowok dan cewek beken idola sekolahan. Mereka bahkan bukan yang paling populer di dalam geng.

Namun, mereka membutuhkan dan nyambung satu sama lain. Masalahnya, pernikahan di Indonesia ternyata juga melibatkan anggota keluarga dan ketegasan dibutuhkan di dalamnya.

Usai menikah, Mamet bekerja di pabrik milik bapak Milly. Seolah nasibnya baik banget, karena ia enggak harus berjuang mencari pekerjaan. Namun, berada di bawah ayah mertua membuat Mamet merasa enggak punya harga diri. Sementara itu, Milly yang memiliki anak pun merasa bosan dengan aktivitasnya, belum lagi baby blues yang ia alami.

Konflik terjadi saat Mamet menerima pekerjaan impiannya, sebagai koki di sebuah restoran. Pekerjaan itu, alih-alih sempurna karena enggak menuntutnya berlebih, ternyata menyimpan rahasia tentang modus pencucian uang. Di sinilah kemudian komitmen Mamet dan kesabaran Milly diuji.

Setelah punya anak, pernikahan enggak akan langsung sempurna. Harus ada kolaborasi antarkedua pihak, harus ada perencanaan terlebih dahulu sebelumnya, dan baik suami mau pun istri harus sama-sama bekerja sama serta mau mengalah.

Layangan Putus (2023)

Layangan Putus via Istimewa

Baik Layangan Putus The Series mau pun Layangan Putus The Movie, keduanya memang benar-benar menampilkan sisi buruk pernikahan tanpa resolusi yang baik layaknya karya-karya sebelumnya. Seri Layangan Putus di WeTV bahkan menimbulkan fenomena para istri yang curiga terhadap suami mereka di luaran sana.

Orang-orang kerap berpikir naif dengan menganggap kalau kita cantik, pintar, dan berpendidikan tinggi, maka kita enggak akan diselingkuhi. Mitos itu seolah diolok-olok lewat kisah pernikahan antara Aris yang seorang pria mapan dengan Kinan yang seorang dokter. Rumah bagus, pekerjaan menarik, anak sehat, mereka punya. Namun, Aris enggak bersyukur dan malah berselingkuh sama Lidya. Bahkan, Aris pun memanipulasi Kinan sekaligus Lidya agar dia bisa mendapatkan keduanya.

Layangan Putus via Istimewa

Berakhir dengan perceraian Aris-Kinan, seri Layangan Putus kemudian berlanjut ke Layangan Putus The Movie. Di film ini, Aris sudah menikah dengan Lidya, tetapi pernikahan itu hambar lantaran ia menyadari kalau ia masih mencintai Kinan. Masalahnya, semua sudah terlambat.

Dalam film ini, kita belajar kalau memelihara cinta dalam rumah tangga bukan tentang cantik-ganteng semata, tetapi tentang komitmen, komunikasi, dan tentu saja rasa syukur. Semua hal itu enggak ada di dalam diri Aris yang egois, manipulatif, dan memiliki banyak sifat red flag lainnya.

Twivortiare (2019)

Twivortiare via Istimewa

Film Indonesia ini diadaptasi dari novel karya Ika Natassa, Twivortiare menggambarkan tentang bagaimana pernikahan enggak melulu bisa diselamatkan sekadar kemapanan aja. Twivortiare sendiri berkisah tentang dokter bernama Beno yang jatuh cinta dengan bankir bernama Alexandra, kemudian menikah dalam hitungan bulan setelah perkenalan.

Keduanya mapan, usia mereka juga cukup untuk menikah. Lalu, apa masalahnya? Komunikasi dan kesibukan. Ya, dua masalah yang kerap kurang disadari berperan penting dalam pernikahan. Kesibukan membuat mereka jarang bertemu, dan Alex merasa Beno enggak memerhatikan dirinya. Pada akhirnya, terucaplah kata ingin cerai dari Alex dan Beno terpaksa mengabulkannya.

Kita bisa melihat kalau masalah Alex dan Beno adalah masalah emosi dan adaptasi satu sama lain. Dua-duanya saling cinta, tetapi terutama Alex, ia belum terlalu dewasa dalam menerima bahwa rumah tangga itu lebih kompleks daripada hal-hal manis belaka. Setiap ada masalah, Alex selalu menganggap “cerai” adalah jawabannya. Beno pun belum sepenuhnya bisa beradaptasi dengan sifat sang istri.

Perkenalan yang dalam sebelum pernikahan memang penting untuk menyamakan prinsip dan persepsi, karena jika enggak, maka yang terjadi adalah pertengkaran enggak berujung yang pangkal masalahnya merupakan ego dari masing-masing pasangan.

***

Fakta pahit tentang pernikahan digambarkan dengan cukup baik di dalam sederet film Indonesia di atas. Nah, kamu bisa tonton film-film tersebut supaya pandangan kamu terhadap pernikahan lebih luas. Happily ever after bukan cuma tentang hal-hal bersifat fisik. Lebih daripada itu, kedewasaan, komitmen, dan rasa syukur dibutuhkan supaya pernikahan menjadi langgeng.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.