3 Rekomendasi Film Pendek Jakarta Film Fund 2024 yang Bisa Ditonton di Vidio!

Jakarta Film Fund merupakan sebuah angkaian dari Jakarta Film Week yang digelar pada tanggal 23-27 Oktober 2024 di CGV, Taman Ismail Marzuki, dan Hotel Mercure.

Program ini menampilkan tiga film pendek karya sutradara Indonesia yang hangat dan penuh makna. Ketiga film itu antara lain Followers oleh Kevin Rahardjo dari 89 Films, If You’re Happy, I’m Happy oleh Mauliya Maila R. dari Lanyah Films, dan Piknik Bersama Maut oleh Nara Nugroho dari Kapsul Waktu Studio.

Ketiga film tersebut mewakili cerita dan merepresentasikan pribadi yang berbeda-beda, tetapi berkaitan dengan eksistensialisme manusia. Apa yang disampaikan film-film tersebut dan bagaimana mereka merepresentasikan eksistensialisme manusia? Mari simak di sini.

Rekomendasi film pendek Jakarta Film Fund 2024 yang bisa kamu tonton di Vidio

Followers

Followers via Istimewa

Menggunakan konsep found-footage yang disesuaikan dengan latar kehidupan dunia maya masa kini, Followers berkisah tentang proses siaran langsung seorang selebritas media sosial bernama Nia. Film ini betul-betul cuma berisi rekaman live Nia dan potongan berita dari platform X tentang Nia.

Nia kerap membagikan kehidupan sehari-harinya di media sosial dan menerima gifts dari para penggemarnya. Ada satu penggemarnya yang sangat fanatik dan kerap mengirimkan gifts dengan nilai besar. Awalnya, Nia menyangka kalau live-nya saat mendatangi hidden gems kafe di belakang warung tegak tersebut akan berlangsung menyenangkan seperti biasanya. Namun, penggemar fanatiknya ternyata menguntit Nia sampai ke kafe, bahkan memaksa Nia masuk ke mobil untuk menemaninya.

Film ini punya plot twist yang mencengangkan sekaligus bermuatan kritik sosial tentang hiperrealitas yang kerap kita saksikan di media sosial. Siapa sebetulnya yang bermasalah dan membutuhkan bantuan psikologis, penguntit Nia, atau malah Nia sendiri?

If You’re Happy, I’m Happy

Sederhana sekali sebetulnya yang disampaikan oleh film pendek kedua dalam Jakarta Film Fund ini, tetapi, rasanya sangat mewakili banyak pasutri muda di Jakarta yang tengah meniti kehidupan.

Film ini dibuka dengan adegan Hesti, seorang perempuan, tengah merokok di beranda apartemen sembari menelepon ibunya dalam Bahasa Jawa. Hesti menutup telepon itu karena anak semata wayangnya, Safa, rewel. Masalah kecil belum berhenti sampai di situ. Hesti mendapatkan telepon dari sang suami bahwa ia akan lembur dan sebaiknya Hesti enggak perlu menyiapkan makan malam. 

Film berlanjut pada adegan rumah tangga biasa, seperti pergi belanja bulanan, mengurus anak rewel, bertengkar karena kesibukan suami, dan sebagainya. Namun, adegan demi adegan di film ini memperlihatkan bahwa Hesti sangat kesepian, tetapi ia toh enggak bisa sepenuhnya menyalahkan sang suami karena suaminya enggak punya waktu lantaran bekerja. Ia hanya butuh kesepiannya dipahami lebih. 

Film ini bakal menyentil banyak orang yang menganggap kalau pernikahan adalah ujung bahagia dari sebuah hubungan. Nyatanya, pernikahan itu juga menghadirkan banyak masalah yang harus diselesaikan secara bijak. Pernikahan juga enggak sekadar membutuhkan kemapanan finansial saja, tetapi juga kematangan mental dan komunikasi yang baik.

Piknik Bersama Maut

Seorang desainer grafis lepas bernama Rudi meninggal dunia dan dijemput oleh seseorang dari Departemen Maut. Namun, Rudi enggak mau meninggal hanya karena revisi project-nya belum selesai. Sang Maut pun memperlihatkan bahwa perusahaan Rudi enggak betul-betul peduli kepadanya dan mudah saja menggantinya dengan desainer grafis baru.

Hanya memiliki waktu sampai senja, Sang Maut menawarkan Rudi perjalanan ke destinasi mewah. Namun, Rudi malah meminta pergi ke Taman Mini Indonesia Indah, tempat di mana kenangan sederhananya bersama keluarga berada dan di mana ia menghargai hal-hal kecil yang dulu terabaikan karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Terakhir, sebelum pergi ke akhirat, Rudi juga meminta pergi ke rumah sang Ayah, yang hubungannya tidak baik dengannya. Di sana, penyesalan Rudi pun timbul, karena ada banyak hal di dalam kehidupannya yang terlewat begitu saja karena ia begitu terobsesi dengan pekerjaannya secara enggak sehat.

Piknik Bersama Maut, yang dibalut dengan nuansa komedi, mengajak kita untuk menyadari bahwa kehidupan sebaiknya dijalani dengan seimbang dan enggak cuma terobsesi pada satu hal saja hingga kita melupakan banyak kebahagiaan sederhana.

***

Hanya tiga film pendek berdurasi 20 menit, tetapi mampu menyentil kita tentang bagaimana menjalani kehidupan dan apa sebetulnya purpose yang mau kita capai dalam kehidupan. Nah, kalau kamu mau menonton tiga film berbobot ini, kamu bisa unduh platform VOD Vidio dan mencari ketiga judul tersebut. 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.