6 Tokoh Playboy dalam Film yang Sebenarnya Setia

Siapa yang enggak sebal sama tokoh playboy?

Karakter playboy dalam sinema dan serial selalu dianggap sebagai malapetaka sejak lahir. Mereka digambarkan enggak punya hati, oportunis, dan juga enggak bisa dipercaya. Sifat-sifat buruk ini menyebabkan banyak masalah besar dan menghancurkan hidup banyak orang.

Kebanyakan laki-laki menjadi playboy karena terbuai kekayaan dan kurangnya kontrol diri terhadap kesenangan. Namun, ada, lho, playboy yang menempuh jalan ini karena rasa sakit hati dan pelampiasan. Ada kisah belum rampung dalam hidup mereka yang mengubah mereka dari pria penuh kasih menjadi pria yang enggan berkomitmen serta sulit untuk dipercaya.

Nah, siapa sajakah mereka? Apa yang membuat mereka menjadi pemain cinta yang menyebalkan dan disumpahi oleh banyak perempuan? Mari cari tahu di sini.

Tokoh playboy dalam film yang sebenarnya setia

Boss – One for the Road (2022)

Via Istimewa

Dari sekian banyak film Thailand yang sukses memberikan kesan, One for the Road adalah salah satu yang cukup berbekas dan meninggalkan rasa mengharukan. Hal ini enggak mengherankan karena jajaran cast-nya merupakan aktor papan atas, sutradara Nattawut Poonpiriya sudah malang melintang di dunia film, dan keberadaan Wong Kar-wai sebagai produser juga bikin film ini makin kece.

Ya, kamu enggak salah baca! Karya ini memiliki sentuhan sutradara asal Hong Kong tersebut, membuatnya terasa manis, sendu, sekaligus pedih dalam waktu yang sama. 

Salah satu tokoh yang (awalnya) kita kira cuma menjadi sidekick dan menyebalkan adalah Boss. Boss merupakan playboy asal Thailand yang membuka bar di Manhattan. Ia adalah sahabat dari Aood, yang dihubungi dan diminta kembali ke Thailand untuk membantu Aood meminta maaf kepada mantan-mantan Aood karena Aood terkena kanker. 

Kehidupan Boss seolah terasa mudah: ia anak orang kaya, ia tampan, dan dikelilingi banyak perempuan. Kesehariannya adalah mengurus bar, menggoda perempuan, dan menghabiskan uang.

Semua yang melekat pada diri Boss menyebalkan hingga kita tahu kisah di baliknya. Rupanya, kehidupan Boss enggak sedangkal yang kita pikirkan. 

Selain berasal dari keluarga yang berantakan, kekayaannya pun berasal dari ayah tirinya. Ia juga menjadi playboy karena putus dan merasa ditipu oleh mantan kekasihnya, Prim.

Kekecewaan terhadap keluarga, kurangnya kasih sayang, dan kekecewaan karena berpisah dengan Prim menjadikan cewek, alkohol, dan uang sebagai caranya untuk melarikan diri. Jauh di dalam hatinya, ia adalah pria penyayang, rela berkorban, dan hanya mencintai Prim seumur hidupnya. 

Glenn Quagmire – Family Guy (1999-sekarang)

Via Istimewa

Ikon playboy dalam Family Guy enggak lain adalah Glenn Quagmire. Quagmire, dengan kekayaannya sebagai pilot, obrolan sok romantis, dan sikap cueknya mampu menjerat dan mematahkan hati banyak perempuan. Bahkan, dalam beberapa episode, Quagmire digambarkan sebagai sosok hiperseks.

Ada satu hal di masa lalu yang mengubah Quagmire; siapa lagi kalau bukan cewek! Pada masa yang lalu, Quagmire hanyalah laki-laki yang mencintai seorang perempuan bernama Cheryl Tiegs (yang diambil dari nama aktris betulan di Hollywood).

Dalam episode Jerome is the New Black, diceritakan bagaimana dalamnya rasa cinta Quagmire terhadap Tiegs. Perpisahan mereka dan pengkhianatan Tiegs bikin Quagmire patah hati, kemudian melarikan diri pada banyak perempuan. Bahkan, Quagmire bisa memacari siapa saja, termasuk istri dari tetangganya sendiri, Cleveland.

Florentino Ariza – Love in the Time of Cholera (2007)

Via Istimewa

Luka hati para laki-laki yang menjadi playboy memang hampir semuanya disebabkan oleh perempuan yang sulit mereka raih, termasuk dalam cerita film yang diangkat dari novel Gabriel Garcia Marquez ini.

Tokoh utama kita, Florentino Ariza, digambarkan di pertengahan hingga menjelang akhir sebagai playboy. Ia bahkan telah berhubungan seksual dengan ratusan wanita. Apakah ia enggak menghargai wanita? Apakah ia enggak percaya cinta?

Perilaku ini dipicu oleh cintanya yang enggak direstui kepada Fermina. Fermina Daza merupakan perempuan dari keluarga kaya raya. Sementara itu, Florentino adalah anak tanpa ayah, dari kalangan menengah ke bawah. 

Fermina menikah dengan dr. Urbino yang kaya dan berkelas, meninggalkan Florentino dengan cinta yang ia simpan sejak remaja. Merasa tertekan, Florentino menjadi Don Juan, hingga 51 tahun, 9 bulan, dan 4 hari kemudian, sebuah kabar baik datang. Kematian dr. Urbino membuat Florentino berani menyatakan kepada Fermina bahwa selama ini, ia tetap mencintainya.

Chow – 2046 (2004)

Via Istimewa

Wong Kar-wai memang sepertinya punya spesialisasi tersendiri dalam kisah cinta enggak terbalas. Sebelum menjadi produser bagi One for the Road, sudah ada banyak kisah cinta ngenes nan berkelas yang dihasilkan oleh sutradara asal Hong Kong ini. Salah satunya adalah 2046.

Film 2046 merupakan lanjutan dari In the Mood for Love. Tokoh utamanya masih Chow Mo-Wan, penulis yang dulunya menjalin hubungan dengan Su Li-Zen, perempuan yang berada di satu gedung apartemen dengannya. Sama-sama “ditinggal” dan diselingkuhi pasangan resmi, mereka akhirnya saling mencintai. Sayang, cinta itu enggak berlanjut lantaran tekanan sosial.

Pada 2046 ini, setelah berpisah dengan istrinya, Chow pun berpindah dari satu perempuan ke perempuan lain. Banyak perempuan yang disakiti olehnya. Ia pun pada akhirnya menyadari penyesalannya enggak memperjuangkan Su Li-Zen dan menjelang kehidupan yang baik berdua. Kini, waktu enggak dapat diputar.

Matt Connor – Ghost of Girlfriends Past (2009)

Via Istimewa

Melihat Matthew McConaughey berperan sebagai Connor Mead membuat kita kesal setengah mati. Connor adalah fotografer mesum, womanizer, menyebalkan, enggak percaya akan cinta, dan hobi merayu perempuan. Idolanya adalah Uncle Wayne, pamannya sendiri yang hidup bebas dengan menganut free sex.

Bahkan, ia pun pernah meniduri para bridesmaids dari pernikahan adiknya.

Namun, dulunya Connor adalah remaja cupu. Ia hanya mencintai Jenny Perotti, temannya sejak kecil. Sayangnya, kesalahpahaman dan rasa rendah diri, ketakutan disakiti, membuat Connor akhirnya meninggalkan Perotti dan memutuskan menegasikan perasaannya dengan menjadi womanizer.

Pada akhirnya, kejadian mistis yang mempertemukan dia dengan “hantu-hantu berwujud Paman Wayne dan para mantan serta rekan kerja” membuatnya menyadari bahwa sebaiknya ia enggak membohongi perasaannya sendiri.

Film ini terinspirasi dari cerita A Christmas Carol, seorang laki-laki kikir yang didatangi tiga hantu: masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Ari – After Met You (2019)

Via Istimewa

Di Indonesia, juga ada playboy yang lahir karena rasa sakit. Perkenalkan Ari, seorang remaja tampan di sekolah, cowok populer, sekaligus DJ. Kurang apa? Seolah kehidupan Ari terasa sangat sempurna. Sehingga, kelakuan playboynya terasa sangat kurang ajar.

Ditambah lagi, Ari malah mendekati Ara, perempuan baik di sekolahnya karena challenge dari teman-temannya. Awalnya iseng, Ari jatuh cinta betulan. Namun, ternyata, ia terhalang oleh trauma yang disebabkan keluarganya sendiri.

Ia menolak perasaan itu karena takut tersakiti, hingga menyadari kalau yang namanya perasaan sulit dibohongi. Perasaan cinta inilah yang ternyata perlahan memulihkan traumanya.

***

Perilaku playboy memang enggak dapat dibenarkan. Namun, memang beberapa playboy lahir dari trauma masa lalu. Cara untuk menghilangkan trauma itu bukan dengan melampiaskannya ke orang-orang enggak berdosa dan menguburnya, tetapi menghadapinya dengan jantan.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.