Pelecehan seksual bersifat omnipresent, alias bisa ada di mana aja. Enggak terkecuali dengan di dunia perfilman. Kendati dianggap sebagai dunia yang penuh dengan kaum intelek dan pemerhati seni, tetapi nyatanya ada beberapa sineas yang melakukan pelecehan seksual.
Di Indonesia, beberapa waktu yang lalu terdengar kabar bahwa salah satu kru dari Penyalin Cahaya diduga terlibat kasus kekerasan seksual. Sejauh ini, belum ada kabar lebih lanjut mengenai apakah hal tersebut benar atau tidak. Namun, pihak Penyalin Cahaya sendiri telah mengeluarkan rilis yang menyebutkan bahwa kru tersebut “didepak” keberadaannya dari daftar kru Penyalin Cahaya.
Di Hollywood, fakta pelecehan seksual lebih mengerikan lagi. Berdasarkan riset dari USAToday.com, The Creative Coalition, dan Women in Film and Television dan National Sexual Violence Resource Center pada 843 perempuan di industri hiburan 94% mengatakan bahwa mereka pernah menjadi korban pelecehan atau penyerangan. 21% dari responden juga mengaku pernah dipaksa melakukan kegiatan seksual.
Pelecehan seksual adalah sebuah kasus yang harus dianggap serius. Kendati enggak selalu menghilangkan nyawa, korban dapat merasakan trauma berkepanjangan. Bahkan, korban merasa rendah diri dan bersalah karena relasi kuasa dari pelaku ke korban.
Nah, siapa aja, sih, sineas yang pernah terkena kasus pelecehan seksual? Bagaimana kasus-kasus mereka membuat gempar dunia? Mari tengok kembali di sini.
Beberapa kasus pelecehan seksual dalam dunia perfilman:
Kasus Harvey Weinstein dengan korban lebih dari 50 Orang
Harvey Weinstein adalah orang penting di dunia perfilman Hollywood. Ia merupakan pendiri Miramax Film pada dekade 70an dan juga pemilik Weinstein Company, production house film yang telah menghasilkan lebih dari 80 trofi Oscar. Film-film yang pernah ia produksi antara lain adalah The King’s Speech (2010), The Iron Lady (2011), Silver Linings Playbook (2012), dan Django Unchained (2012),
Sulit untuk memisahkan Weinstein dari Hollywood, bahkan banyak pihak yang menganggapnya seperti “Tuhan”. Maksudnya, Weinstein seolah bisa melakukan apa saja terhadap para aktor dan pihak lain karena kesuksesan karier mereka berada di tangan Weinstein.
Namun, pada tahun 2018, ia didakwa melakukan kekerasan seksual pada banyak perempuan. Ya, setelah sekian lama hidup di dalam ketakutan, para perempuan yang kebanyakan adalah aktris ini berani untuk speak-up. Dalam melecehkan korbannya, Weinstein sangat manipulatif bahkan mengatakan kalau semua hubungannya suka sama suka.
Perilaku Weinstein mendapatkan cercaan dari banyak orang, termasuk para aktris dan aktor berpengaruh di Hollywood seperti Meryl Streep. Ia pun dihukum penjara hingga 23 tahun.
Roman Polanski, mencabuli anak di bawah umur
Ketika membicarakan tentang film yang berkelas, nama Roman Polanski kerap disebut. Dari tangan sutradara asal Polandia ini, lahir film-film berkelas seperti The Pianist (2002), Once Upon a Time in Hollywood (2019) dan Rosemary’s Baby (1968).
Namun, Roman Polanski dituduh pernah memerkosa seorang remaja pada tahun 1977 bernama Samantha Gailey. Walaupun udah lama, tetapi kasus itu membuat dia ditangkap dan kemudian ditahan di Swiss pada tahun 2009 selama 45 hari.
Korban meminta kasus tersebut dihentikan. Selain traumatis karena terjadi saat ia berusia 13 tahun, ia berkata bahwa ia ingin melanjutkan hidupnya karena lelah dengan bayang-bayang Roman Polanski. Meski begitu, hingga kini, Polanski menghindari negara-negara yang memiliki perjanjian ekstradisi ke Amerika Serikat.
Max Landis, kekerasan seksual dan emosional
Sebagai penulis naskah beberapa film box office seperti Chronicle (2012) dan Bright, sekaligus putra dari sutradara John Landis, Max Landis pastinya udah enggak asing lagi sama dunia perfilman. Landis bahKan pernah masuk ke dalam 30 Under 30 Forbes.
Namun, tahun 2017, Landis mendapatkan tuduhan kekerasan seksual kepada para perempuan. Terdapat 8 orang yang speak up terkait tindakan kekerasan yang menyangkut emosional dan seksual.
Layaknya apa yang terjadi Penyalin Cahaya, sutradara dari Chronicle pun sempet ngebanned Landis pada saat itu. Beberapa tahun kemudian, setelah isu semakin panas, manajemen Landis pada akhirnya baru bertindak tegas dengan melepaskan kontrak Landis pada tahun 2019.
Bernardo Bertolucci dan Marlon Brando, memaksakan adegan pemerkosaan
Film erotis Last Tango in Paris (1972) rupanya menyimpan kisah kekerasan seksual. Memang, sih, film ini penuh dengan adegan foreplay dan ketelanjangan. Namun, “kekerasan seksual” justru bukan pada adegan-adegan itu.
Terdapat salah satu adegan di mana Paul (Marlon Brando) memerkosa Jeanne (Maria Schneider) dengan menggunakan mentega sebagai pelumas. Sebetulnya, adegan ini enggak memuat ketelanjangan dan enggak ada sexual intercourse. Namun, Schneider enggak diberi tahu mengenai adegan tersebut oleh Brando dan Bernardo Bertolucci.
Keduanya berkilah kalau itu mereka lakukan demi memunculkan kesan takut dan jijik yang natural. Schneider pun merasa marah dan trauma, sehingga di kemudian hari, Bertolucci meminta maaf.
Woody Allen, melecehkan anak tirinya
Siapa yang menyangka bahwa di balik nama besarnya, aktor sekaligus sutradara, kritikus, dan komedian Amerika Serikat Woody Allen pernah terlibat kasus kekerasan seksual yang mengerikan. Dylan Farrow, anak tiri dari Woody Allen mengaku pernah mengalami pelecehan seksual dari sang ayah saat ia berusia 7 tahun.
Lebih parah lagi, Woody Allen berselingkuh dengan anak tirinya yang lain, Soon-Yi Previn, dan pada akhirnya bercerai dari Mia Farrow, sang istri. Pernikahan itu berlangsung pada tahun 1997 saat Soon-Yi berusia 21 tahun.
Namun, tuduhan itu dibantah oleh Woody Allen. Sementara itu, Dylan Farrow mengatakan bahwa ia trauma dan merasa enggak punya ayah.
***
Kasus kekerasan seksual kerap terjadi dari tangan orang-orang yang merasa punya kuasa. Untuk memutus tali rantainya, para korban dan masyarakat memang harus saling mendukung dan enggak menjustifikasi perbuatan itu hanya karena pelaku adalah orang terkenal.