Kesunyian sering kali terasa seperti kondisi yang menakutkan bagi manusia. Namun, enggak banyak yang menyadari bahwa terkadang kita membutuhkan kesunyian. Dalam kesunyian, manusia dapat menengok ke dalam pikirannya dengan lebih jernih dan memahami tujuan apa yang ingin ia raih. Kesunyian juga dapat menjadi media yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan memperbaiki diri kita.
Untuk lebih memahami bagaimana kesunyian membantu kamu dalam menemukan diri sendiri, kamu bisa menonton deretan film-film tentang kesunyian di bawah ini. Ada begitu banyak hal menarik dalam karya-karya ini yang bisa kamu jadikan bahan untuk berkontemplasi.
Rekomendasi film inspiratif tentang kesunyian:
Zima Blue
Masyarakat zaman sekarang memang kerap terobsesi akan ambisi. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang paling sibuk, menembus batas, dan mengejar mimpi tiada henti. Namun, bagaimana kalau ternyata yang mereka kejar adalah sesuatu yang kosong? Bagaimana kalau ternyata selama ini kita keliru memahami ambisi?
Itulah yang dibawakan dalam salah satu film pendek serial Netflix bertajuk Love, Death, & Robots. Segmen Zima Blue mengusung topik yang filosofis dengan aksen geometri kental pada bagian animasinya. Namun, pesan yang diusung sebetulnya tepat sasaran dan mudah dipahami.
Zima Blue adalah seorang pelukis ternama yang kerap menembus batas dalam membuat lukisan. Hal ini ia lakukan karena ingin menemukan tujuan terbesar di dalam hidupnya. Ia bahkan sampai pergi ke batas alam semesta untuk kemudian kembali dengan tangan kosong.
Suatu saat, Zima Blue melakukan pertunjukkan terakhir setelah menemukan makna hidupnya. Pertunjukkan seni itu rupanya adalah sebuah kolam renang besar. Zima terjun ke dalamnya, melepaskan bagian-bagian tubuh yang ternyata prostetik, melepaskan otak kecerdasan buatan, untuk kemudian menjadi robot pembersih keramik kolam yang sunyi. Ya, sebelum dimodifikasi, dulunya Zima adalah robot pembersih kolam. Itulah tujuan awal ia diciptakan, dan baginya hal itu sudah cukup untuk membuatnya memahami jati dirinya.
Jika kamu ingin benar-benar memahami jati dirimu, cobalah untuk menghindarkan diri dari pengaruh media sosial dan hal lain untuk beberapa waktu. Kemudian, kenali dengan jujur apa yang kamu sukai dan apa yang ingin kamu capai. Karena, terkadang jawabannya ada di dalam dirimu. Dan, jawaban itu kerap kali enggak ada hubungannya sama kemewahan atau kekayaan yang berlebihan.
The Martian
Mars menjadi planet yang digadang-gadang bakal menjadi rumah kedua manusia suatu saat nanti. Namun, perjalanan ke sana bukanlah tanpa tantangan. Perjalanan menuju ke Mars hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu dengan melihat kondisi orbit.
The Martian mengambil tema tentang misi eksplorasi di Mars. Misi tersebut tak berjalan sesuai dengan rencana. Mark Watney, salah satu awak pada misi, ditinggal karena disangka sudah meninggal dunia.
Hal tersebut membuat Mark mau enggak mau harus bertahan hidup sendirian hingga ada pesawat yang datang di misi selanjutnya beberapa tahun lagi. Hal pertama yang dipikirkan oleh Mark adalah bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Berada dalam kesendirian memang membuat Mark hampir gila. Bahkan, ia sempat melewati trial and errors pada saat bertani dan melakukan hal lain untuk bertahan hidup. Namun, dalam kesunyian, Mark justru menemukan cara untuk lebih kuat, memahami dirinya sendiri, dan menembus batas kemampuannya. Dalam tekanan dan keterbatasan, kita dapat melihat betapa hebatnya manusia yang pantang menyerah.
The Martian sangat cocok ditonton oleh kamu yang menyukai footage luar angkasa megah dan konsep tentang bagaimana manusia bisa bertahan hidup hingga menjadi “manusia super”.
Lost in Translation
Kesendirian kadang bukan disebabkan oleh ruang yang sepi, tetapi orang terdekat yang sudah “kehilangan rasa”. Bagaimana kosongnya hati saat berada di dekat orang yang kita sayangi dilukiskan dengan hampir sempurna dalam film besutan Sofia Coppola ini.
Mengambil latar Tokyo, Lost in Translation bercerita mengenai dua orang yang menemukan kenyamanan dalam “perselingkuhan” di Jepang. Sang pria, Bob, adalah aktor senior kawakan yang mengalami post-power syndrome dan kejemuhan dalam pernikahan 25 tahunnya. Ia datang ke Tokyo untuk syuting iklan wiski.
Sementara itu, Charlotte adalah seorang perempuan yang menemani sang suami, seorang fotografer, untuk melakukan pemotretan di Tokyo. Ia merasa diabaikan dan sang suami juga terlihat dekat dengan modelnya. Keduanya enggak sengaja bertemu dan merasa cocok karena ketersesatan mereka. Keduanya sama-sama tersesat dalam hubungan yang menjemukan dan sama-sama tersesat di tengah masyarakat dengan bahasa yang tak dapat dipahami.
Keramaian Tokyo pun menjadi sunyi, karena mereka enggak memahami apa yang dibicarakan oleh masyarakat setempat. Jadilah keduanya menjadi dekat di tengah kesunyian itu.
Bob adalah satu-satunya yang enggak asing di mata Charlotte, begitu pula sebaliknya. Memang hubungan ini enggak layak untuk dijalani, tetapi dari film ini kita bisa belajar mengenai gegar budaya, kejenuhan, dan bagaimana untuk menemukan diri sendiri di antara hal-hal itu.
Chungking Express
Chungking Express adalah sebuah karya yang tepat untuk merayakan kesendirian dan rasa sakit hati. Kisahnya kompleks dengan gambar-gambar bernuansa sendu khas Wong Kar-wai dan beberapa lagu menarik sebagai soundtrack, seperti California Dream.
Fokus ceritanya ada pada dua polisi yang mengalami patah hati. Polisi pertama mencoba berdamai dengan membeli nanas kalengan yang kedaluwarsa pada tanggal 1 Mei karena mantan kekasihnya berulang tahun pada hari itu. Ia juga mengalami pertemuan dengan seorang pengedar yang difitnah oleh bosnya.
Polisi kedua, mengalami patah hati dengan seorang pramugari, kemudian berinteraksi dengan seorang gadis penjaga snack bar di apartemen. Gadis itu diam-diam menyimpan rasa kepadanya.
Chungking Express, dengan cara yang agak absurd, memberikan sajian yang cukup realistis tentang bagaimana kondisi orang-orang saat patah hati. Mereka kadang melakukan hal yang ajaib, kadang juga ada keinginan untuk menolak kenyataan, tetapi itu adalah proses yang diperlukan untuk pulih.
Her
Kesepian enggak harus selalu tentang sendirian di dalam hutan lebat atau di desa. Di kota besar dengan konsep hybrid nan modern, nyatanya banyak orang yang terkurung oleh kesepian. Mereka dikelilingi banyak orang, tetapi enggan bergaul karena terlalu cemas dan dihantui masalah privasi.
Agaknya, inilah yang menjadi ide awal dari Her. Film ini bercerita tentang Theodore Twombly, seorang ghost writer surat-surat cinta di sebuah perusahaan. Kendati surat-suratnya penuh dengan romantisme dan emosi yang bergejolak, hari-hari Twombly kosong. Ia enggak memiliki kekasih, ia merasa kesepian, dan merasa diasingkan walaupun ia hidup di apartemen yang cukup mewah di tengah kota hybrid modern.
Setelahnya, ia menemukan Samantha, sebuah kecerdasan buatan sekaligus asisten di gawainya. Kemudian, ia jatuh cinta kepadanya. Aneh?
Nyatanya, enggak. Walaupun film ini dirilis tahun 2013, kesepiannya amat berkorelasi dengan kesepian orang-orang perkotaan zaman now. Perkotaan besar zaman sekarang semakin hybrid, memadukan bangunan lawas dengan gedung-gedung tinggi dan teknologi yang penuh cahaya. Hal itu membuat kota menjadi ramai, tetapi banyak orang yang merasa kesepian karena minimnya interaksi betulan dan “dorongan” untuk menjadi sukses.
Sosok Theodore Twombly seolah merepresentasikan banyak isi hati para pekerja kreatif: otak mereka dipenuhi dengan ledakan-ledakan emosi dan ide yang out of the box, tetapi ketika kembali ke dunia nyata, entah mengapa rasanya begitu kosong dan membosankan.
***
Berdamai dengan kesepian memang bukan hal yang mudah. Namun, ditemani rekomendasi film KINCIR di atas, kamu setidaknya bisa menemukan beberapa manfaat dari kesepian dan justru menemukan kedamaian.
Menurut kamu, apa hal-hal yang selama ini kamu lupakan dan baru bisa kamu temukan saat sendirian? Share di kolom komentar atau bagikan artikel ini ke teman-teman kamu!