Kasus Rasisme Penuh Kontroversi yang Pernah Terjadi di Ranah Esports

Kasus rasisme tidak ada henti-hentinya berlangsung bahkan di era modern seperti sekarang. Contoh nyata yang masih hangat dibahas adalah yang terjadi di Amerika Serikat. Ternyata, kasus serupa tidak hanya terjadi di kehidupan sosial dan merambat ke ranah lain, salah satunya adalah esports.

Di dalam skena esports, isu rasisme kerap kali terjadi di dalam pertandingan sebuah turnamen. Padahal, para oknum ini dilabeli titel “profesional” yang harusnya punya kualitas di atas rata-rata baik dalam kemampuan bermain atau pun sikap. Soalnya, industri ini sudah banyak mendapat sorotan, jika diisi oleh orang-orang toxic, tidak menutup kemungkinan bahwa nama besar esports bisa tercoreng.

Kali ini, KINCIR akan membahas kasus-kasus yang terjadi di ranah esports di luar skena Dota 2 yang telah kami bahas sebelumnya. Biar enggak penasaran, langsung simak artikel berikut ini!

Rick Fox Mendapat Perkataan Rasis dari Email Investor

Mantan pebasket profesional yang telah terjun ke skena esports ini ternyata pernah mendapatkan perlakuan rasis. Bahkan, pelakunya adalah perusahaan investor dari tim Echo Fox, yaitu Vision Venture Partners. Kasus ini sempat mencuat dan ramai diperbincangkan. Pada saat itu, kasus ini juga menarik perhatian Komisaris LCS, yaitu Chris Greeley dan akan mengusut tuntas kasus rasisme di ranah League of Legends.

Merasa tidak terima, akhirnya Rick Fox memilih hengkang dari tim karena menurutnya kasus ini tidak sepantasnya terjadi di kalangan pemegang saham. Rasa tidak terima Fox pun akhirnya menjadi alasan utama dirinya hengkang dari Echo Fox.

Tentunya ada banyak dukungan untuk Eric Fox dari penggiat esports lain, salah satunya dari SonicFox. Atlet profesional di ranah Smash Bros mengatakan bahwa dirinya mendukung Rick Fox sepenuhnya dan berharap bahwa sang idola tetap berkutat di ranah esports.

Terrence Miller Dihina Habis-habisan Ketika Bertanding di DreamHack Austin 2016

Atlet profesional Hearthstone yang satu ini juga punya pengalaman menyedihkan soal kasus rasisme. Pada saat gelaran DreamHack Austin 2016, Miller sedang diwawancara atas kemenangannya melawan Keaton “Chakki” Gill. Sesi wawancara yang disiarkan secara langsung di Twitch ternyata diisi oleh ribuan komentar rasis dari warganet Twitch yang ditujukan kepada Miller.

Dilansir Kotaku, Miller memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan tentang kasus rasisme yang menimpa dirinya. Pemain berumur 27 tahun ini tidak terkejut sama sekali dengan apa yang muncul di kolom komentar Twitch. Menurutnya hal ini sudah biasa dialami olehnya bahkan ketika bermain di turnamen kecil.

Bahkan karena sudah terlalu biasa terjadi, Miller sampai “kebal” dengan perkataan kasar yang dilontarkan kepadanya. Tentunya bagi kita masalah ini terlihat sangat miris bagaimana korban bisa terbiasa dengan hal negatif yang menimpanya.

Dennis “Svenskeren” Johnsen Pakai Nickname yang Menyinggung Etnis Tiongkok

Meski kasus ini tidak terjadi di turnamen, Svenskeren akhirnya dilararang bermain dalam tiga pertandingan pada saat gelaran Worlds 2014. Ketika sedang main di ranah publik, mantan punggawa SK Gaming tersebut memakai nickname “TaipeiChingChong”. Parahnya, Svenskeren sedang bermain di server Taiwan.

Tidak butuh waktu lama bagi SK Gaming menunggu keputusan hukuman dari Riot Games. Pasalnya, ketika kabar ini mencuat dan langsung jadi buah bibir di kalangan publik League of Legends, sang pengembang langsung menuntut Svenskeren untuk merilis permintaan maaf ke publik dan melarangnya bermain di tiga game pertama Worlds 2014. Tidak hanya itu, ada denda yang harus ditanggung olehnya sebesar 2500 dolar Amerika.

Sebagai gantinya, SK Gaming meminjam pemain amatir dari tim Unicorn of Loves, yaitu Berk “Gilius” Demir. Tentu saja, minimnya pengalaman dari Demir menjadi hambatan besar bagi SK Gaming di awal turnamen.

FaZe Clan Hukum Daniel “Dubs” Walsh atas Kasus Rasisme Pada Saat Streaming

Salah satu wajah yang mewakili FaZe Clan di skena kompetitif ataupun streaming, yaitu Daniel Walsh juga punya kasus memalukan soal isu rasisme. Lucunya, Dubs melontarkan perkataan rasis di dalam streaming pemain lain. Entah caper atau bukan, komentarnya langsung dibanjiri tanggapan dari penonton di siaran tersebut.

Ketika beritanya mencuat, FaZe Clan langsung menangguhkan hukuman kepada Dubs berupa larangan bermain di turnamen dan siaran di Twitch. Bahkan pihak manajemen sampai memberikan bocah 16 tahun ini sesi khusus untuk perbaikan sikap.

Kelakuan Dubs bisa digambarkan bahwa atlet profesional juga butuh latihan mental dan sikap. Pasalnya kejayaan yang telah diraih bisa saja membuat mereka lupa diri dan jadi semena-mena, apalagi untuk seumuran Dubs yang notabene terbilang remaja.

Emosi dan Lepas Kendali Berujung Hinaan Rasis di Twitch

Salah satu atlet kawakan Counter Strike: Global Offensive asal tim MIBR, Fernando “Fer” Alvarenga, juga pernah tersandung kasus rasisme. Pada saat dirinya melakukan live stream di Twitch, Fer sedang merapihkan rambutnya dan salah seorang penonton memberikan tanggapan terkait kegiatan yang dilakukannya.

Sontak, tanpa alasan yang jelas Fer seperti kehilangan akal dan memaki orang tersebut dengan menghina soal rambut. “Stop touching my hair? Are you sad because your hair is hard and bad?”. Terkait perkataan Fer, hinaan soal rambut ini cukup sensitif di Brazil, hinaan seperti itu khusus diberikan kepada warga Brazil keturunan Afrika.

Penonton lain yang kaget juga langsung mengomentari perkataan Fer. Bukannya sadar dirinya malah semakin mengamuk dan mengacungkan jari tengah kepada penggemarnya. MiBR yang mengetahui kejadian ini langsung merilis pernyataan minta maaf melalui Twitter.

***

Kasus rasisme yang terjadi di ranah esports memang sangat tidak pantas terjadi. Pasalnya, kemampuan bermain sama sekali tidak relevan jika dikaitkan dengan warna kulit dan suku.

Dalam skena kompetitif, sepertinya para atlet juga harus diberikan latihan mental dan sikap agar bisa bertindak dewasa di hadapan publik supaya kasus-kasus seperti di atas tidak terjadi lagi di masa depan.

Apa tanggapan kalian tentang kasus rasis yang terjadi di ranah esports ini? Silakan tuang pendapat kalian di kolom komentar, ya! Jangan sampai ketinggalan berita seru lain seputar esports dan game dari KINCIR!

Bagi kalian yang ingin membantu pemerintah memutus penyebaran corona, kalian bisa membeli masker dari IESPL melalui situs maskeruntuk.id. Dengan membeli satu masker, artinya kalian sudah berbagi kepada tiga orang lain yang membutuhkan.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.