Turnamen besutan Beyond the Summit tercoreng karena adanya kasus match fixing yang dilakukan oleh tim Amerika Utara, yaitu PlusOne. Setelah bergulir seminggu lebih turnamen berjalan dengan lancar dan normal, namun sang penyelenggara mencium adanya kecurangan di dalam pertandingan PlusOne kontra Plasma.
Pasalnya, pada laga tersebut dua orang dari lima pemain di tim PlusOne terputus dari pertandingan karena masalah koneksi. Sang, carry yaitu dnm memenangkan laga 3v5 yang terbilang mustahil. Hanya dengan satu Divine Rapier, dirinya bisa mengembalikan keadaan dan meraih kemenangan atas Plasma. Dari pertandingan ini, tim Beyond the Summit langsung turun tangan dan melakukan investigasi.
Akhirnya sang penyelenggara mengumumkan bahwa ada bentuk kerjasama antar kedua tim. Pemain yang terputus koneksi juga ternyata merupakan bagian dari rencana perjudian yang mereka lakukan. Dalam cuitan Twitter @BeyondTheSummit mengatakan bahwa tim PlusOne terbukti match fixing. Tiga pemain yang terlibat, yaitu Ched, Jano, dan Xuan juga ikut masuk catatan buku hitam BTS.
Team PlusOne have been removed from BTS Pro Series due to multiple, confirmed incidents of match fixing. All previous match results will be nullified.
We have provided relevant information and evidence to Valve. PlusOne are currently banned from all future BTS tournaments.
— Beyond the Summit (@BeyondTheSummit) June 22, 2020
Ternyata aksi gemilang sang carry merupakan sebuah bentuk penolakan dari match fixing. Pada taruhan yang dibuat, tim PlasmaOne memang seharusnya kalah dari pertandingan tersebut, namun dnm tetap bermain normal dan memenangkan pertandingan. Hal ini dikonfirmasi oleh salah satu pemain dari 4Zoomers, yaitu Slammyboy.
Selain dnm dan Wij, ketiga pemain dari PlusOne di-blacklist dari semua turnamen yang digelar oleh Beyond the Summit ke depannya. Sebab, hanya dua pemain tersebut yang bertahan di dalam pertandingan dan tetap bermain normal guna melawan “throw order” yang direncakan oleh timnya.
Masih ada penelusuran lebih lanjut dari tim Beyond the Summit terkait kasus match fixing ini dan pihak penyelenggara juga telah memberikan seluruh bukti kepada Valve. Artinya, mereka tinggal menunggu hasil sidang dari Valve terkait hukuman dan denda yang akan diberikan kepada tim PlusOne.
Lagi-lagi skena kompetitif Dota 2 dinodai dengan adanya kasus match fixing. Terakhir ada kasus Newbee yang cukup menggemparkan komunitas Dota 2. Semoga di masa yang akan datang, para penyelenggara puny acara tegas untuk menanggulangi kasus match fixing agar tidak kembali terjadi.
Bagaimana menurut kalian kasus match fixing yang dilakukan oleh tim PlusOne? Tuangkan pendapat kalian di kolom komentar, ya! Jangan lupa juga untuk pantau KINCIR agar kalian tidak ketinggalan berita terbaru seputar esports dan game.
Bagi kalian yang ingin membantu pemerintah memutus penyebaran corona, kalian bisa membeli masker dari IESPL melalui situs maskeruntuk.id. Dengan membeli satu masker, artinya kalian sudah berbagi kepada tiga orang lain yang membutuhkan.