Berkat kemenangan Tundra Esports di ajang The International 11, sekarang semua mata tertuju pada mereka. Mengulang kisah tahun lalu, dari sekian banyak tim profesional unggulan, justru yang berhasil angkat piala justru tim debutan. Sebagai juara dunia yang baru, tentu saja pamor organisasi ini langsung melesat.
Tim yang bermarkas di London, Inggris ini memang tampil tak diunggulkan meskipun terdapat beberapa nama terkenal di dalamnya. Sebut saja pemain kawakan seperti Sneyking, 33, sampai kehadiran Aui_2000 sebagai pelatih. Namun,
Tundra Esports merupakan tim yang berasal dari Eropa barat, London, United Kingdom. Organisasi ini berdiri sejak tahun 2019 lalu. Namun, untuk tim divisi Dota 2 berdiri pada tahun 2021 kemarin yang bisa disebut sebagai pendatang baru.
Perjalanan Tundra Esports di skena esports Dota 2
Dibentuk tahun 2021 setelah mengakuisisi tim Mudgolems
Tim Mudgolems yang jadi cikal-bakal Tundra Esports merupakan tim amatir yang dibentuk oleh Adrian “Fata” Trinks pada tahun 2020. Di bawah kepemimpinan Fata, ia merekrut Neta “33” Saphira, Malthe “Biver” Winter, Leon “Nine” Krilin, dan Oliver “Skiter” Lepko dalam rangka nostalgia.
Akhirnya, setahun setelahnya organisasi Tundra Esports mulai ekspansi ke skena Dota 2 dengan mengakuisisi Mudgolems. Di awal-awal tahun berganti nama, penampilan mereka tak begitu gemilang. Banyak lika-liku yang terjadi di dalam roster tersebut.
Menariknya, perlahan tim ini bangkit dan berhasil meraih beberapa gelar juara. Prestasi itu didapat saat Tundra Esports mengikuti turnamen kelas dunia, salah satunya The International 11.
Mengawali sebagai pendatang baru, Tundra Esports merupakan salah satu tim yang diragukan di setiap turnamen, salah satunya The International 11. Kemenangannya di turnamen ini bisa dibilang cukup mengejutkan.
Fata di-kick, masalah internal roster jadi penghambat Tundra Esports
Untuk yang belum tahu, Tundra Esports sebenarnya sempat mengalami masalah internal di dalam roster mereka sebelumnya. Fata merupakan salah satu player dan kapten yang harus mundur atas persetujuan dari para pemain lainnya.
Selalu tampil kurang maksimal membuatnya harus di-kick dalam skuad utama Tundra Esports. Walaupun Fata sempat membantu dalam menjuarai OGA Dota PIT Season 5 dan ESL One Fall 2021 lalu, namun hal tidak mempengaruhi keputusan dari empat pemain Tundra Esports lainnya.
Didepaknya Fata, slot kosongpun diisi oleh Saksa yang merupakan pemain support dengan Hero-Hero handalannya seperti Rubick, Dark Willow, dan Tusk. Kedatangan pemain ini tentu membuat Tundra Esports mengalami perubahan positif yang signifikan di dalam gameplay, salah satunya ketika bermain di The International 11.
Setelah melakukan perombakan roster, Tundra Esports berhasil menembus The International 11. Performa mereka selama fase DPC berlangsung juga cukup mengejutkan. Beberapa gelar juara berhasil disabet sehingga mereka memiliki poin yang mumpuni untuk lolos ke The International 11.
Jadi tim superior di The International 11!
Setelah memasuki The International 11, Sneyking dan kawan-kawan enggak mengendurkan semangat mereka. Tren positif terus dibawa dari fase grup hingga ke playoffs.
Dalam sembilan pertandingan yang mereka jalani, Tundra Esports belum pernah kalah sekalipun. Lima kali menang dan empat kali seri membawa tim ini jadi pemuncak klasemen Grup B. Dari hasil ini, mereka pun melenggang di upper bracket.
Mengejutkan, selama babak playoffs tim pendatang ini harus menghadapi perlawanan dari tim kuat yang selalu diunggulkan seperti OG dan Team Secret. Namun, Tundra Esports berhasil mengalahkan kedua tim tersebut dengan hasil yang mendekati sempurna.
Siapa yang bisa menyangka kalau sehebat-hebatnya Tundra Esports bisa membantai Team Secret dengan telak di final? Skor 3-0 jadi penutup langkah Puppey dan kawan-kawan untuk mengangkat trofi Aegis of Champion.
Skiter benar-benar tampil kuat dan begitu dominan. Seperti yang dijelaskan Puppey dalam sesi wawancara bersama tim Valve. Menurut kapten dari Team Secret tersebut, semua pemain Tundra Esports mekaniknya hebat, terlebih soal pilihan Hero. Mereka tahu betul apa yang terbaik untuk mendominasi jalannya pertandingan.
“Tundra Esports diisi oleh lima pemain skillfull, jadi akan sangat sulit berhadapan dengan mereka. Terlebih keunggulan tim ini adalah suka pilih Hero kejutan. Draft mereka cukup sulit untuk ditebak dan sepertinya itu juga jadi poin penting ketika berhadapan dengan mereka di final nanti,” ujar Puppey.
Langsung masuk daftar atlet esports Dota 2 terkaya di tahun 2022!
Sukses menjuarai The International 11, Tundra Esports membawa pulang hadiah uang senilai USD 8,5 juta dolar atau sekitar Rp132 miliar. Dari sini, bukan hanya pamor mereka yang naik, tapi juga pendapatan.
Melansir Esports Earnings, Sneyking, 33, Nine, Saksa, dan Skiter langsung masuk ke daftar atlet esports terkaya tahun 2022. Pendapatan mereka dalam kurun waktu dua bulan belakangan bikin mereka jadi yang paling tajir!
Sneyking menempati posisi pertama dengan total pendapatan terbesar, yaitu berada di angka USD 2,260 juta dolar. Sisanya menyusul dengan angka rata-rata di atas USD 1 juta dolar!
Memang sudah sewajarnya ketika ada yang menang The International langsung melesat jadi atlet esports terkaya. Dengan hadiah sebesar itu, tak heran pendapatan mereka langsung terdongkrak secara signifikan.
Itulah kisah sukses tim Tundra Esport pada divisi Dota 2. Jangan lupa untuk terus kunjungi KINCIR agar kamu enggak ketinggalan berita terbaru seputar esports dan game lainnya.