Meskipun turnamen ESL One Hamburg diluat dari DPC 2019-2020, ternyata para peserta tetap menampilkan performa terbaiknya. Dari gelaran hari pertama, Vici Gaming dan TNC Predator yang gugur dari gelaran Major DPC tampil tanpa kalah.
Di fase grup, Vici Gaming yang berasal dari daratan Tiongkok ini mampu melumpuhkan dua tim besar, yaitu Virtus.Pro dan Beastcoast. Padahal, Virtus.Pro yang merupakan dominator asal regional CIS baru saja memperbaharui jajaran rosternya. Di hadapan Vici Gaming, Resolut1on dan kawan-kawan harus menyerah 2-0.
Di game pertama ini terlihat bahwa Ori yang merupakan carry dari Vici Gaming begitu diandalkan. Dengan hero Sniper-nya, Zeng “Ori” Jiaoyang mampu memperoleh 15 kill sekaligus menjadi MVP. Virtus.Pro yang tidak unggul dalam drafting, harus pasrah dan mencoba peruntungan di game kedua.
What an insane fight between @virtuspro and @VICI! Looks like there's still all to play for! ????
???? https://t.co/RUTJQiyOsP pic.twitter.com/XlCA42y3SF
— ESL Dota2 (@ESLDota2) October 22, 2019
Tak sesuai prediksi, Virtus.Pro yang mengincar Ori mampu ditahan oleh Vici Gaming, justru kondisi malah berbalik ketika Solo, sang kapten dari VP, tidak diberikan ruang sama sekali. Ketidakunggulan item dan komposisi kontes jadi kekurangan VP paling fatal.
Di pertandingan lainnya, Vici Gaming dihadapkan dengan tim Beastcoast. Jawara Amerika Utara yang juga gugur dari MDL Chengdu dan Dota Summit 11 ini mencoba peruntungan di turnamen ESL One. Bertemu dengan Vici Gaming ternyata tidak sesuai harapan. Senasib dengan Virtus.Pro, Beastcoast juga harus tunduk terhadarp superior dari Tiongkok ini dengan skor akhir 2-0.
Absolute CHAOS between @TeamLiquid and @TNCPredator! ???????????? #ESLOne
???? https://t.co/RUTJQiyOsP pic.twitter.com/K3OjvqOtS4
— ESL Dota2 (@ESLDota2) October 22, 2019
Asia Tenggara ternyata punya kontingen yang menjanjikan di Esl One Hamburg 2019 ini. TNC Predator yang baru saja memasukkan kpii dan March ke jajaran roster ternyata efektif. Gaya permainan Gabbi dan Armel yang agresif mampu disokong dengan baik oleh rekan timnya.
Pertandingan pertama TNC Predator harus bertemu dengan tim raksasa Eropa, yaitu Liquid. Dengan roster barunya, sepertinya Liquid masih butuh harmonisasi antar pemain. Pasalnya, sangat terlihat bahwa koordinasi tiap pemain tidak menyatu dan akhirnya jadi penyakit Liquid di laga awal ini.
Gabbi yang menggunakan Morphling dan Faceless Void begitu dominan di dua laga melawan Liquid. Mengandalkan hero Outworld Devourer ternyata belum cukup untuk menghentikan keganasan para punggawa TNC Predator. Tampil disiplin, dua game pun diselesaikan dalam waktu 35 menit dengan kemenangan TNC.
Menunggu hari kedua, bagaimana penampilan dua tim tersebut? Apakah akan mereka akan konsisten merengkuh kemenangan? Nantikan berita terbaru seputar esports dan game lain hanya di KINCIR.