Sembari menunggu mulainya main event MDL Chengdu dan Dota Summit 11. Kita sedikit mengesampingkan perhatian ke turnamen non DPC pertama di musim ini, yaitu ESL One Hamburg. Pada fase grupnya empat tim telah dipastikan gugur setelah tampil kurang gemilang. Liquid dengan jajaran pemain barunya harus gugur dan hanya berhasil meraih satu kemenangan dan tiga kekalahan.
Hasil yang buruk ini pun diikuti oleh Quincy Crew yang juga ikut gugur setelah mengalami dua kekalahan dan satu kemenangan. Sisanya dua tim ini diikuti oleh Fighting Pandas, dan Vikin.gg yang juga harus mundur dari ESL One Hamburg.
Sangat disayangkan memang tim sekelas Liquid bahkan tidak mampu merajai turnamen non DPC. Padahal, tim yang ikut serta pada ajang ini bukanlah tim-tim raksasa. Mungkin, para pemain masih butuh waktu untuk mempersiapkan segalanya dengan baik. Sebab, menjaga nama besar Liquid bukan lah sebuah tugas yang mudah.
HERE WE GO! Matches are live now and we kick off with ????????#Adroit vs ????????#496Gaming.
Catch the #ESLClashofNations Bangkok 2019, presented by Mercedes live at https://t.co/4F3US7e7vU. pic.twitter.com/GzpWWFTE8H
— ESL Asia (@ESL_Asia) October 25, 2019
Sejak masa kualifikasi di MDL Chengdu, para pemain baru Liquid ini memang belum menunjukkan taringnya. Selain itu, rekor buruk lain juga harus mereka telan di DreamLeague Season 12 yang membuat mereka gugur.
Pertemuan antara Liquid dan Quincy Crew di akhir babak grup jadi penentu gugurnya Liquid dari bracket. Krusialnya, dua tim ini membutuhkan dua kemenangan agar mampu mengamankan langkahnya menuju playoffs. Namun, sang runner-up The International 2019 ini justru tampil buruk dan berhasil dikalahkan Yawar dan kawan-kawan dengan skor akhir 2-0.
Di laga selanjutnya, Quincy Crew yang telah berhasil menang tinggal berharap kekalahan Wind and Rain dari TNC Predator. Ternyata, sangat disayangkan bahwa semangat para punggawa dari Wind and Rain berhasil mengimbangi TNC Predator dengan skor akhir 1-1. Hasil ini pun sekaligus menggeser Quincy Crew dari posisi empat.
Dari hasil turnamen ini masih banyak hal yang perlu dibenahi di dalam kedua tim tersebut. Koordinasi yang minim dari Liquid jadi PR penting untuk berlaga di turnamen selanjutnya. Sedangkan ego dari pemain Quincy Crew memang harus diredam. Sebab, diisi oleh banyak pemain bintang bisa menjadi bumerang terhadap internal tim.
Bagaimana pendapat kalian tentang gugurnya dua tim tersebut? Apakah kekalahan ini akan terus berlanjut di turnamen berikutnya? Atau akan ada perbaikan yang signifikan dari dua tim tersebut? Tuangkan pendapat kalian di kolom komentar, ya! Jangan lupa kunjungi KINCIR untuk berita terbaru seputar esports dan game lain.