Menanti kehadiran Half-Life 3 sangat menjemukan bagi para penggemarnya. Bagaimana tidak, lebih dari 14 tahun setelah Half-Life 2, pemain pun tak mendapat kepastian nasib Gordon Freeman. Kini, sang pengembang, Valve pun tengah merayakan perilisan Half-Life: Alyx yang jadi game VR utama. Kepada beberapa media, Valve pun menyatakan harapan mereka mengembangkan serial ini ke depannya.
Mengembangkan Half-Life: Alyx pun tidak mudah. Valve mengaku telah mengembangkan game ini jauh sebelum rencana mereka merilis Half-Life 3. Alasannya untuk memberi tekanan cerita kepada Uprising, organisasi pemberontak yang hidup di semesta Half-Life. Tokoh Alyx yang muncul sebagai pemeran pendukung di Half-Life 2 pun jadi karakter utama di game ini.
Sekilas, Half-Life: Alyx memberikan gambaran yang cukup baik terhadap sejarah pengembangan teknologi senjata ikonis mereka, Gravity Gun. Pemain bisa mengendalikan tangan mereka untuk mengontrol gravitasi di sekitar benda-benda, mirip kegunaan Gravity Gun di sepanjang game ini.
Kepada IGN, petinggi Valve, yakni Gabe Newell menyatakan bahwa episode ketiga dari Half-Life 2 memang tidak pernah direncanakan. Start-up asal Kanada tersebut menuturkan bahwa pengembangan Source Engine jadi fokus Valve untuk 10 tahun berikutnya setelah Half-Life 2 selesai. Ini dibuat lantaran episode cerita dinilai telah selesai sehingga pengalaman pemain di engine game terbaru menjadi fokus yang enggak boleh lepas.
Sebagai perusahaan game yang terhitung punya banyak waralaba populer seperti Counter-Strike atau Dota 2, Valve dituntut bisa mengembangkan fokus game lainnya. Mereka justru mempercayakan pengembangan lebih lanjut untuk Half-Life kepada studio Campo Santo yang notabene berhasil melahirkan pengalaman mendobrak di Half-Life: Alyx.
Di interview terpisah bersama Eurogamer, Robin Walker menuturkan bahwa pengembangan Half-Life 3 masih terbentur dengan proses desain yang cukup rumit. Melihat penggarapan Half-Life 2 yang teramat sangat hati-hati, Valve butuh banyak waktu menyesuaikan teknologi mereka sebelum siap merilisnya. Meski kecil dan misterius, Valve merupakan perusahaan game yang sangat perfeksionis untuk urusan penggarapan.
Lebih jauh, meski sukses menggarap Half-Life: Alyx jadi game virtual reality yang sangat berkesan, Valve belum memiliki rencana menggarap sekuel tersebut menjadi sebuah game VR. "Seperti apa Half-Life 3 dan kenapa orang-orang harus memainkannya menjadi alasan kenapa Half-Life berjalan di VR, itu adalah hal yang menurut kami harus selesai lebih dulu." Ujar Robin kepada Eurogamer.
Sepertinya, Half-Life: Alyx menjadi panggung untuk Valve mencoba deretan fitur baru. Di Half-Life: Alyx, pemain bisa berinteraksi dengan setiap benda menggunakan tangan. Pengalaman inilah yang mungkin ingin mereka hadirkan jika Half-Life 3 nantinya resmi dirilis. Semoga saja pengembangannya nanti enggak terlalu lama, ya!
Nah, supaya kalian enggak ketinggalan berita terkini seputar video game lainnya, terus ikutin kanal KINCIR.