(Dota 2) 5 Fakta Menarik dari Gelaran The International 2019

Sebagai gelaran terbesar saat ini, pastinya ada banyak trivia yang menarik untuk ditelisik dari The International 2019. Turnamen tahunan game Dota 2 ini memang selalu menjadi pusat perhatian ketika hendak digelar.

Pasalnya, game besutan Valve ini memiliki jumlah komunitas yang begitu besar. Tidak heran jika turnamen ini menjadi yang paling dinanti. Jika berbicara soal fakta, KINCIR telah menemukan lima fakta dari gelaran The International 2019 ini. Untuk mengetahui apa saja fakta yang terdapat di dalamnya, yuk simak!

 

1. Turnamen Esports dengan Prizepool Terbesar Sepanjang Sejarah

 
 
 

View this post on Instagram

Make sure to visit the Dota 2 flickr at www.flickr.com/photos/dota2ti/ for high resolution coverage of The International. #TI9

A post shared by Dota 2 – Valve Corporation (@dota2) on

Sebagai turnamen tahunan, pastinya yang penyelenggara yaitu Valve ingin The International terus mengalami perkembangan tiap tahunnya. Salah satu pembuktian yang paling terlihat adalah meroketnya nilai prizepool dari tahun ke tahun.

Dilansir Esportsearnings, The International 2019 berada di urutan paling atas dengan total 34 juta dolar Amerika atau sekitar 500 miliah rupiah. Angka ini pun terpaut cukup jauh dari TI8 dengan perbedaan 10 juta dolar. Dua minggu sebelum gelaran ini dimulai, Fortnite World Cup menjadi yang teratas setelah diumumkan memiliki total hadiah 30,4 juta dolar Amerika.

Dengan strategi penjualan Battle Pass yang dilakukan Valve, tidak membutuhkan waktu lama untuk The International 2019 membalap totalan hadiah turnamen game Fortnite ini. Hingga akhirnya sekarang TI9 menjadi gelaran yang memiliki total hadiah terbesar sepanjang sejarah esports.

2. Shanghai Jadi Kota Pertama Digelarnya TI di Asia

The International pertama kali digelar pada tahun 2011 yang berlokasi di Cologne, Jerman. Gelaran TI1 diadakan pada acara Gamescom. Strategi jitu Valve ternyata mampu menarik perhatian publik penggiat game untuk menyaksikan pertarungan antar 12 tim terkuat Dota 2 saat itu.

Lanjut ke tahun 2012, Valve memilih kota Seattle, Amerika sebagai penempatan lokasi utama TI hingga tahun 2018. The International 2012—2013 mengambil lokasi di Benaroya Hall. Bergeser sedikit ke barat Seattle, KeyArena dipilih menjadi diselenggarakannya TI4 hingga TI7. Setahun berikutnya, kota Vancouver, Canada menjadi pilihan terakhir Valve mengadakan TI8 di Amerika.

Pada tahun ini, Valve mencoba keluar dari “zona nyaman” dengan memilih kota Shanghai, Tiongkok sebagai lokasi The International 2019, Mercedes-Benz Arena pun jadi saksi digelarnya turnamen terbesar game Dota 2. Dengan ini, maka Shanghai menjadi kota di Asia pertama yang menjadi lokasi gelaran The International.

 

3. Pengulangan Skenario TI8 di TI9

Pada babak Main Event The International 2019, ingatan kita seakan dilempar kembali pada TI8. Beberapa pertandingan yang ada pada TI8 banyak yang terulang kembali di tahun ini. Di Main Event, Virtus.pro bertemu dua kali dengan PSG.LGD, hasilnya pun masih sama VP harus turun ke lower bracket Setelah dikalahkan 2-0.

Secret dan EG pun begitu, dua tahun berturut-turut mereka bertemu di upper bracket. Sialnya, Secret juga mengalami nasib yang sama dengan VP. Pertandingan paling ditunggu selama TI9 berlangsung adalah drama antara OG dan EG. Tahun lalu, laga ini jadi perbincangan publik ketika n0tail harus bertemu dengan Fly, mantan rekan tim sekaligus sahabatnya di upper bracket.

Pasalnya, tahun lalu kasus ini sedang hangat-hangatnya dibahas. Kepergian Fly dan S4 ke EG yang tiba-tiba tersebut cukup mencengangkan komunitas Dota 2. Karna kasus ini, OG dan EG disebut-sebut sebagai rival abadi.

Di final upper bracket, perjalanan PSG.LGD persis seperti waktu tahun lalu. Di babak ini, Tim kontingen asal Tiongkok tersebut bertemu sang juara bertahan, OG lalu kalah dan harus turun ke lower bracket. Jika tahun lalu PSG.LGD mampu merangkak naik ke babak final. Tahun ini mereka pun gugur di urutan ketiga.

Pertandingan antara Liquid dan PSG.LGD seakan-akan jadi misi balas dendam. Di tahun 2018, mereka bertemu di upper bracket dan Liquid pun berhasil dikalahkan. Nah, tahun ini Liquid mampu membalikan keadaan dengan memenangkan pertandingan tersebut dan maju ke babak Grand Final.

4. SumaiL dan Ana Jadi Pemain Termuda yang Paling Berprestasi di TI9

Di kancah profesional Dota 2, banyak talenta muda berbakat yang masuk menjadi roster tim besar dan mampu mengalahkan para pesaing yang lebih senior, sebut saja Abed (Fnatic), Armel (TNC Predators), Chalice (PSG.LGD), Ana (OG), SumaiL (EG).

Nama-nama di atas adalah beberapa pemain profesional yang rata-rata umurnya masih 20 tahun. Di antara mereka, Ana dan SumaiL menjadi yang paling berprestasi di The International 2019.

SumaiL tercatat menjadi pemain termuda yang mencetak rekor dengan berhasil mendapatkan total 1000 kill. Remaja berkebangsaan Pakistan ini terhitung masih 20 tahun pada gelaran TI9 kemarin. Rekor ini pun ia raih dari akumulasi total sejak pertama kali mengikuti The International, yaitu pada tahun 2015.

Sedangkan Ana merupakan pemain termuda yang pernah dua kali menjuarai The International. Rekor ini belum dipecahkan oleh siapa pun kecuali ia sendiri, mengingat bahwa memang belum ada tim yang mamu menjuarai gelaran ini lebih dari satu kali.

Sebagai carry, pastinya, Anathan Pham memiliki kontribusi yang cukup besar bagi kemenangan OG di dua The International. Terlebih, Ana mendapatkan titel sebagai pemain terbaik di TI9 setelah mendapatkan rating kill 8.82.

 

5. Tiongkok jadi Penyumbang Pemain Terbanyak

Tidak heran jika Shanghai menjadi target lokasi di The International 2019. Seperti yang dilansir Liquipedia, Tiongkok menjadi penyumbang player terbanyak di Main Event. Pasalnya, beberapa tim tuan rumah berhasil menuju babak Main Event, sebut saja PSG.LGD. Vici Gaming, Keen Gaming, dan Royal Never Give Up.

Di PSG.LGD, hanya Xnova yang berasal dari luar dataran Asia. Sisanya diisi oleh pemain lokal. Seluruh roster Keen Gaming dan Vici Gaming yang memang juga tim lokal dimayotritasi oleh pemain warga negara Tiongkok. Belum lagi ditambah dengan Royal Never Give up yang juga bermarkaas di negara dengan julukan tirai bambu ini.

Jika dijumlahkan, kurang lebih terdapat 19 pemain yang berasal dari Tiongkok, sisanya berasal dari bagian Asia lain, yaitu Filipina dan Malaysia. Eropa juga tidak ingin ketinggalan, Swedia, Rusia, Denmark dan German juga ikut menyumbang daftar pemain peserta dalam The International 2019.

***

Gelaran besutan Valve ini telah berakhir sejak 25 Agustus 2019. Dari gelaran yang menghabiskan waktu kurang lebih dua minggu tersebut, lima fakta telah ditemukan di dalamnya. Dari gelaran esports dengan total hadiah terbanyak, pemilihan kota Shanghai hingga menjadi kota Asia pertama yang ”dijajah” The International.

Gelaran ini pun tidak akan menjadi yang terbaik di Dota 2 tanpa diikuti olem tim yang diisi oleh pemain-pemain berkelas yang berasal dari berbagai belahan dunia. Tentunya, para pemain dan tim yang telah terpilih untuk menjadi peserta adalah yang terbaik di kelasnya. Apalagi mengingat beberapa pemain yang telah mencetak sejarah pribadi atau tim. Hal itu tentunya menjadi hiasan yang bagus umtuk turnamen sekelas The International.

Bagaimana menurut kalian tentang lima fakta yang terdapat pada The International 2019 ini? Jangan sungkan untuk share pendapat kalian di kolom komentar, ya!

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.