Tahap Final Regional Barat Piala Presiden Esports 2020 untuk cabang Free Fire telah usai dengan ELVO G.I sebagai pemenangnya. Namun, ada juga tim-tim hebat yang sayangnya kurang beruntung dalam tahapan tersebut. Salah satunya adalah RRQ Hades yang harus puas menempati posisi kedua.
Meski hanya berada di posisi runner-up, kiprah RRQ Hades di kancah esports Free Fire Indonesia tak perlu diragukan lagi. Sebelum Piala Presiden Esports 2020 bergulir, mereka sempat meraih juara di turnamen DG Golden Ticket.
Di babak Kualifikasi Regional Piala Presiden Esports 2020, mereka benar-benar mendominasi permainan. Legaeloth bersama tim berhasil mendapatkan tiga kali “Booyah!” dengan total 57 kill. Berkat raihan tersebut, mereka berhasil mencetak 2.345 poin serta membawanya menjadi pemuncak klasemen Wilayah Sumatera.
Nah, biar kenal lebih jauh lagi dengan RRQ Hades, langsung aja yuk simak obrolan seru kami dengan para Legaeloth dan kawan-kawan di bawah ini!
Disatukan oleh Coach Fayad
Perlu kalian ketahui, para punggawa RRQ Hades pada umumnya masih berusia muda. Legaeloth dan Xote sudah lulus dari bangku sekolah. Sedangkan yang termuda adalah FalllenZ yang masih menginjak bangku sekolah kelas 12. Satu hal yang sudah jelas dari ketiganya adalah mereka memiliki ketertarikan terhadap Free Fire.
Mengenai kisah awal mula perkenalan, semua berawal dari guild legendaris di komunitas Free Fire Indonesia, yakni Hore.ID. Guild tersebut merupakan bentukan figur yang dihormati di komunitas, yakni Muslih “Fayad” Rachman. Di guild inilah, Legaeloth, Fallenz, Lordz, dan Yamil bertemu hingga main Free Fire bareng.
Sebelum bergabung, mereka benar-benar belum saling kenal. Namun karena berada di guild yang sama, mereka pun mendapat undangan untuk bergabung menjadi satu tim semi-pro untuk mengikuti turnamen Free Fire Invitationals 2018.
“Dulu kita berada di satu guild. Kemudian Fayad selaku ketua guild Hore.ID memutuskan untuk memilih saya, FallenZ, Lordz, dan Yamil untuk ikutan Free Fire Invitational 2018,” jelas Legaeloth.
Juara yang Belum Pernah Bertatap Muka
Kepercayaan Fayad terhadap Legaeloth dan kawan-kawan pun ternyata berbuah manis. Mereka berhasil meraih juara di Free Fire Invitational 2018 dengan total poin akhir sebesar 1.490 poin.
Angka tersebut dicapai oleh Hore ID setelah berhasil mendapatkan tiga kali “Booyah!” dan catatan placement point sebesar 1.120 dan 370 kill poin. Raihan kill point tersebut juga mencatatkan diri mereka sebagai peraih kill terbanyak di turnamen tersebut.
Gelar juara tersebut terbilang istimewa. Pasalnya, meski bergabung dalam satu guild, pertemuan mereka hanya terjadi di dunia maya dan belum pernah bertemu secara langsung. Begitu juga dengan Free Fire Invitational 2018 yang digelar secara online.
“Kami dulu baru kenal secara online saja karena satu guild. Nah, di turnamen itu, kebetulan saya masih main dari rumah di Siantar,” cerita Legaeloth tentang perkenalannya dengan skuad Hades.
Jakarta, Kota Penuh Kenangan
Kota Jakarta bisa dikatakan benar-benar terbilang penuh kenangan bagi para cikal bakal pemain RRQ Hades. Pasalnya, di sana lah harapan mereka untuk saling bertatap muka akhirnya terwujud.
Pertemuan tersebut terjadi setelah mereka mengikuti turnamen offline Free Fire Community Tournament 2018. Di turnamen tersebut, mereka mengganti nama timnya menjadi BIG Esports. Mereka pun kembali menjadi juara meski FallenZ tidak bermain dan digantikan oleh Deandra Aditya.
“Dulu ada guild lain yang ingin gabung dengan kita dan kebetulan ada turnamen offline di Jakarta. Akhirnya kita masing-masing berangkat dan saling bertemu untuk pertama kalinya di sana meski FallenZ kami temui belakangan karena enggak main,” kenang Legaeloth mewakili rekan setimnya.
Sempat Terhalang Restu Orangtua
Meskipun terbukti punya bakat yang hebat di game Free Fire, ternyata skuad Hades pada awalnya sempat tidak mendapat restu dari orang tua. Padahal, mereka terbilang sudah berhasil meraih juara di ajang lokal, nasional, bahkan internasional.
Sebut saja seperti cerita Legaeloth yang mengatakan awalnya sempat “kabur” tanpa sepengatahuan orangtua ketika mengikuti Free Fire Community Tournament 2018 di Jakarta. Saat itu, dia yang sedang berkuliah di Semarang tidak memberitahu orangtuanya untuk pergi ke Ibu Kota.
Untungnya, Hades berhasil mendapatkan trofi juara pertama di Free Fire Community Tournament 2018. Momen kebahagiaan ini pun dimanfaatkan oleh Legaeloth untuk memberitahukan keseriusannya di dunia esports ke orangtua.
“Setelah juara, saya langsung hubungi orangtua dan bilang bahwa saya udah tergabung di tim esports yang udah punya nama di Indonesia. Mereka pun akhirnya merestui pilihan karier ini,” lanjutnya.
Begitu pula dengan Xote yang mengatakan bahwa awal dirinya memutuskan untuk terjun ke dunia esports belum mendapat jalan yang mulus dari pihak keluarga. Hal itu terjadi karena pihak orangtua dari sang rusher tersebut melihat esports di Indonesia masih belum berkembang.
“Awalnya orangtua kurang mendukung karena esports di Indonesia dianggap belum begitu berkembang. Namun, ketika melihat ternyata esports sudah berkembang, akhirnya mereka mendukung,” jelas pemain dengan nama asli Renaldi Eshantara Susanto Tanata tersebut.
Berbeda dengan Legaeloth dan Xote, FallenZ punya tantangannya tersendiri. Dia bercerita bahwa wali kelas tidak mengizinkannya bertanding lagi setelah sempat mengikuti turnamen offline tersebut. Meski begitu, pemain bernama asli Syahadi Putra ini sadar pendidikannya harus tetap dituntaskan.
“Untungnya, kami berhasil menang sehingga bisa saya bisa membuktikan ke wali kelas. Tentunya senang rasanya karena saya juga bisa renovasi rumah berkat berkarier di esports,” tutur FallenZ yang mengaku mengidolai pemain Point Blank legendaris RRQ, KingLeo
Dari SFI Zet Hades Menjadi RRQ Hades
Jika kalian ingat ajang Free Fire World Cup pertama di Thailand pada 2019, terdapat cerita menarik mengenai skuat RRQ Hades yang sekarang. Meskipun dulu masih menggunakan nama SFI Zet Hades, isi roster tersebut masih bersatu hingga mereka diakuisisi oleh RRQ.
Legaeloth pun menjelaskan awal mula tim mereka pertama kali direkrut oleh tim berjuluk “raja dari segala raja” tersebut. Semua bermula setelah sepulang dari turnamen Free Fire World Cup di Thailand. Mereka pun diberitahu bahwa telah terjadi persetujuan antara SFI dan RRQ untuk mengakuisisi seluruh skuad.
“Selesai Free Fire World Cup kami ditransfer ke RRQ. Prosesnya itu terjadi ketika pulang dari Thailand, kita dihubungi oleh pemilik SFI untuk berbicara bersama. Dalam perbincangan tersebut kita diberitahu bahwa akan ditransfer ke tim RRQ,” jelas Legaeloth.
Selain itu, kepulangan mereka dari Thailand juga jadi momen awal mula bergabungnya Xote di tim Hades. Hal itu terjadi karena mereka terkendala masalah jarak bermain sehingga membuat FallenZ tidak dapat bermain.
***
RRQ Hades boleh gagal menembus Grand Final Piala Presiden Esports 2020. Namun, hal tersebut tentu membuat mereka lebih termotivasi untuk meraih prestasi di waktu berikutnya. Lagipula, Legaeloth dan kawan-kawan telah membuktikan bahwa Hades bukanlah skuad kacangan dengan pengalaman di kancah esports Free Fire Indonesia maupun luar negeri.
Jangan lupa untuk dukung empat tim Free Fire Indonesia yang lolos ke Grand Final Piala Presiden Esports 2020, ya. Soalnya, Legaeloth aja yakin tim-tim Indonesia bisa jadi yang terbaik di antara negara Asia Tenggara lain. Kalian bisa dapatkan tiketnya di tautan ini. Kalian juga bisa membelinya di Blibli, Loket.com, dan GoTix!
Ikuti terus KINCIR untuk kabar terbaru dari Piala Presiden Esports 2020 serta informasi menarik lainnya seputar video game dan film!