– Dalam debutnya, tujuh pro player esports ini langsung melambung tinggi
– Dari penampilan gemilangnya di awal karier, kini mereka mendulang kesuksesan
Tidak bisa dimungkiri ada banyak gamer yang punya kualitas terbaik bisa masuk ke skena kompetitif. Kerja keras mereka dalam mengasah skill sebagai non-profesional pun berbuah hasil ketika menginjakkan kaki ke tingkat yang lebih tinggi. Berkat kualitas yang mereka miliki, banyak pemain yang akhirnya sukses dalam debut sebagai pro player.
Seperti ketujuh pemain yang akan dibahas kali ini. Mereka adalah pro player yang namanya langsung melambung tinggi ketika menunjukkan penampilan yang memukau. Bahkan, dalam debutnya mereka juga berhasil meraih gelar juara di turnamen kasta tertinggi. Maka dari itu, sejak awal penampilannya mereka masih diperhitungkan sampai sekarang.
Penasaran siapa aja kah para pro player ajaib tersebut? Langsung simak artikel berikut ini.
1. Topias “Topson” Taavitsainen– OG
Karier gemilang seorang Topson diawali dengan debut yang memukau. Sebelum masuk ke skena esports, Topson merupakan seorang Pub Star di region Eropa. Setelah menggeluti Dota 2 selama bertahun-tahun, akhirnya kesempatan datang dari OG, tim pencetak sejarah The International. Dirinya direkrut untuk mengikuti ajang TI8.
Di luar ekspektasi, Topson jauh lebih gemilang daripada ketika menjadi seorang pemain publik. Masuk ke skena profesional adalah langkah yang tepat baginya. Potensi Topson semakin tergali di tahap ini. Apalagi, dirinya disandingkan dengan para pemain ternama seperti n0tail, Ceb, Ana, dan jerAx.
Pada debutnya di TI8, Topson langsung meraih gelar juara. Tentunya hal ini cukup mengejutkan publik, tidak ada yang menyangka bahwa OG akan sekuat itu pada TI8, mereka melaju mulus dari fase grup hingga babak Grand Final. Pada saat itu OG bertemu dengan salah satu tim Tiongkok, yaitu PSG.LGD. Tim yang digadang bakal juara harus pupus harapannya setelah dikalahkan dengan skor 3-2.
Tentunya, Topson berkontribusi besar sebagai seorang midlaner di tubuh tim OG. Prestasinya tidak berhenti sampai di situ, pada gelaran TI9 Topson merupakan satu-satunya pemain yang punya win rate 100% di The International. Dalam dua kali ikutserta, dirinya tidak pernah gagal menjadi juara.
Pro player yang baru saja menjadi seorang ayah ini langsung melejit kesuksesannya setelah meraih dua gelar TI. Saat ini, dirinya tengah fokus untuk membangun bahtera rumah tangga bersama sang istri di Malaysia. Kariernya sebagai atlet profesional tetap dijalani dan bisa saja pada TI10 nanti, Topson dan OG bisa mempertahankan gelar juara untuk ketiga kalinya.
2. Gilang "Sanz" – Victim Esports
Setelah Moonton mengumumkan franchise league, para tim profesional tier dua ikut berbahagia karena sang penyelenggara mengadakan turnamen Mobile Legends Development League. Selain delapan tim MPL, ada empat tim lainnya yang ikut serta, yaitu Victim Esports, Siren Esport, Recca Esports, dan XCN KINGS. Tapi ada satu nama yang paling mencuri perhatian publik. Dia adalah Sanz.
Punggawa dari Victim Esports ini berhasil membawa nama harum tim dalam ajang kasta dua Mobile Legends. Berkat kepiawaiannya memakai Hero-hero Carry, Sanz membawa pulang gelar juara MDL Season 1. Selama jalannya turnamen, Sanz menunjukkan kualitas yang memukau. Hero-hero Carry seperti Harith, Lancelot, dan Ling berhasil dikuasainya dan menjadi senjata paling berbahaya.
Dalam gelaran tersebut, Victim Esports berhasil membantai tim-tim papan atas seperti RRQ, EVOS, dan Alter Ego. Bahkan, mereka sempat win streak selama tiga pekan berturut-turut. Tidak heran jika akhirnya Sanz direkrut oleh ONIC Esports dan melesat naik ke turnamen kasta tertinggi, yaitu MPL Season 6.
Pada dua pekan awal, Sanz mampu bersaing dengan para seniornya. ONIC Esports tak terkalahkan bahkan ketika harus berhadapan dengan tim besar. Dari penampilannya ini, Sanz diprediksi akan jadi pemain paling bersinar di gelaran MPL Season 6. Sayangnya, ada Albertt yang akhirnya mampu mengeluarkan potensi terbaiknya selepas paruh musim kedua.
3. Albert “Albertt” Nielsen – RRQ Hoshi
Gagal merengkuh juara di MDL Season 2 bukan akhir dari karier Albertt. Pemain berusia 16 tahun ini menarik perhatian manajemen RRQ Hoshi untuk merekrutnya sebagai Carry menggantikan posisi XIN yang pada saat itu dikabarkan rehat dari skena kompetitif. Hasilnya pun memuaskan, Albertt mengalami perkembangan yang pesat selama gelaran MPL Season 6 berlangsung.
Pada paruh musim pertama kualitasnya memang sempat diragukan pasalnya Albertt kalah pamor dari Sanz yang pada saat itu lebih gemilang. Akan tetapi, pada Week 5 Albertt mengalami perubahan signifikan. Permainannya sebagai Carry mampu disandingkan dengan pemain yang lebih senior, bahkan dirinya bisa mengalahkan tim-tim besar seperti EVOS Legends yang punya Wann dan Alter Ego dengan Celiboy-nya.
Memasuki fase playoffs, Albertt semakin menggila. Dirinya bisa memuluskan jalan RRQ Hoshi di upper bracket hingga ke Grand Final melawan Alter Ego. Aksi-aksi memukau pun diperlihatkannya, bahkan ada momen yang paling diingat oleh para penggemar skena kompetitif Mobile Legends yaitu pada saat dirinya berhasil clutch satu lawan tiga.
Kualitas penggunaan Hero Albertt patut diacungi jempol. RRQ Hoshi pun akhirnya berhasil mencetak rekor dua kali berturut-turut menjuara MPL dan semua itu terwujud berkat adanya tambahan pemain sekelas Albertt. Saat ini, namanya semakin diperhitungkan di skena kompetitif Mobile Legends baik di Indonesia hingga ke mancanegara.
4. Sumail “SumaiL” Hassan – Evil Geniuses
Kalau tadi kita berbicara soal talenta lokal, kini kita beralih ke luar negeri. Pada skena esports Dota 2, nama SumaiL berhasil mencuri perhatian publik pada tahun 2015. Ketika itu, SumaiL baru kali pertama terjun di ranah esports dan langsung direkrut oleh salah satu tim terkuat di dunia, yaitu Evil Geniuses.
Meskipun minim pengalaman di tahap profesional akan tetapi dirinya bisa menampilkan kualitas yang jempolan! Cowok yang berasal dari Pakistan ini memulai karier profesional sebagai pro player di usia yang begitu muda, yaitu 15 tahun.
Di usia yang begitu muda, dirinya memiliki berbagai kelebihan yang bisa membawa Evil Geniuses naik ke podium juara The International 2015. Pada debutnya, SumaiL semakin terkenal dan namanya kian dipandang. Bahkan dirinya dinobatkan sebagai pemain terkaya versi Eschart dengan total pendapatan 1 juta dolar Amerika.
5. Kyle "Bugha" Giersdorf – Sentinels
Hadirnya Bugha di dalam game Fortnite memang bukan kali pertama. Sejak tahun 2017 pemilik nama asli Kyle Giersdorf ini telah giat mengasah skill. Bahkan, dalam sebuah wawancara di CNN orang tua Bugha mengungkapkan bahwa dirinya kerap kali minta izin untuk mengikuti turnamen minor tiap minggunya.
Kerja kerasnya selama dua tahun pun berbuah hasil, Bugha jadi sorotan publik ketika namanya muncul sebagai juara pertama Fortnite Worlds Cup 2019. Pada cabang solo, Bugha berhasil membungkam nama-nama unggulan lainnya. Nama Bugha pun dimuat di berbagai kanal berita maupun media.
6. Mathieu “ZywOo” Herbaut – Vitality
Pilihan Zywoo untuk masuk tim Vitality pada tahun 2018 merupakan langkah yang tepat baginya. Dari pinangan berbagai tim yang diterimanya, Zywoo mengaku hanya tertarik kepada tim vitality yang merupakan tim dari kampung halamannya, yaitu Perancis. Bersama dengan Alex, NBK-, Happy, dan apEX, Zywoo semakin tak terhentikan.
Debutnya yang paling diingat adalah pada gelaran DreamHack Open Atlanta 2018. Di babak semifinal, Zywoo dan kawan-kawan dihadapkan dengan salah satu tim unggulan pada saat itu, yaitu Complexity. Tidak ada yang menyangka bahwa Zywoo akan sehebat itu pada laga tersebut. Dirinya berhasil mengumpulkan 32 poin kill dan membawa Vitality ke babak Grand Final.
Zywoo tidak berhenti mengejutkan publik. Tim Luminosity yang tadinya diunggulkan juara malah tidak berkutik ketika Zywoo menggila. Mereka pun menumpas habis Luminosity dan Zywoo mengangkat piala major pertamanya. Namanya langsung masuk deretan 10 besar pemain terbaik di HLTV.
7. Hansel “BnTeT” Ferdinand – Gen.G
Berangkat dari pemain warnet, Hansel Ferdinand atau yang terkenal dengan nickname BnTeT mulai menggeluti game CS:GO bersama sang kakak. Pada akhir tahun 2019, dirinya mendapatkan tawaran untuk pindah dari tim Tyloo ke Gen.G. Keputusan untuk pindah langsung diambil dan kariernya semakin gemilang.
Sebulan berkarier di Gen.G, BnTeT berhasil menunjukkan bahwa pemain asal Indonesia bisa berprestasi di mancanegara. Di bawah naungan tim Eropa tersebut, dirinya dipercaya sebagai rifler dan membawa gelar juara Major pertamanya di DreamHack Open Anaheim 2020. Nama Gen.G dan BnTeT pun kian diwaspadai karena tim ini punya punggawa andalan yang sangat berbahaya.
***
Terkadang, pemain yang hebat kalau tidak berada di tim yang tepat membuat mereka tidak bisa mengeluarkan potensi maksimal. Beruntungnya, ketujuh pemain tadi memang seperti berjodoh dengan tim yang dibelanya, tidak heran jika mereka bisa langsung sukses dalam debut pertamanya. Dari prestasi yang berhasil diraih pada awal karier membuat mereka diperhitungkan di skena kompetitif.
Dari ketujuh pemain tadi adakah salah satunya yang merupakan favorit kalian? Silakan tulis jawabannya di kolom komentar, ya! Jangan lupa untuk terus pantau KINCIR agar tidak ketinggalan informasi seru seputar esports dan game lainnya.