– Tugas berat bagi Somber dan Mars sebagai tim pelatih ONIC!
– Secara kemampuan, keduanya terbilang setara. Lalu, siapakah yang bakal jadi pilihan utama ONIC?
Jelang MPL Season 6, ONIC Esports jadi salah satu tim yang bersiap untuk kembali meraih gelar juara. Walaupun melepas salah satu punggawanya, yaitu Udil, tim landak kuning ini pun merangkul pemain midlaner dan carry yang telah diakui kemampuannya, yakni Sanz.
Jadinya, ONIC pun kini punya dua pemain carry yang sebenarnya sama-sama jago. Meski berstatus debutan MPL Season 6, Sanz diakui sebagai salah satu yang terbaik dengan bukti juara MDL Season 1 dan Mytel International Championship yang belum lama ini usai.
Sementara itu, CW telah bergabung dengan Antimage dan kawan-kawan sejak MPL Season 5 lalu. Meski ONIC gagal meraih juara, penampilan CW dianggap memuaskan hingga sang pemain mendapat reputasi sebagai salah satu carry terbaik di Indonesia.
Tentunya menarik untuk membahas bagaimana ONIC mengakali rotasi antara kedua pemain hebat ini. Pertanyaan pun muncul, siapakah yang lebih pantas mengisi posisi hyper carry ONIC? Maka dari itu, KINCIR mencoba untuk membandingkan kedua pemain. Yuk simak di bawah ini!
Mantan Jungler vs Midlaner
CW dan Sanz memang sudah punya pengalaman bermain sebagai carry. Bedanya, CW merupakan mantan jungler di game Arena of Valor (AoV) yang bertugas untuk farming, sedangkan di Mobile Legends bisa dikatakan seorang carry.
Menempati posisi sebagai jungler, enggak heran jika CW mampu melakukan farming dengan efektif. Hal ini pun terlihat dari peningkatan level yang cukup cepat pada Hero yang digunakannya. Maka dari itu, damage yang dihasilkan bisa lebih sakit di awal game karena bisa membeli item lebih cepat.
Begitu juga dengan Sanz. Sebagai midlaner, mantan pemain Victim Esports ini juga mampu untuk menghabisi siapa saja yang ada di dekatnya. Bahkan, kemampuannya sebagai midlaner telah diakui oleh beberapa pemain profesional.
Pernah Bermain di Kancah Internasional, CW Lebih Berpengalaman?
Sebagai pemain profesional, ajang pembuktian pun dipilih untuk mengikuti turnamen tingkat internasional. CW pun pernah mewakili Indonesia di ajang internasional, yaitu AOV International Championship 2018 lalu.
Sayangnya, CW dan timnya, Saudara Esporst (SES), gagal di babak grup stage saat itu. Di gelaran AOV Star League Season (ASL) 2, tim tersebut langsung menempati posisi ketiga. Pasalnya, musim tersebut awal mula debut dari SES. Bahkan, di ASL Season 3 mereka pun mampu menyaingi EVOS AOV sebagai juara bertahan dengan menempati posisi runner up.
Sementara itu, Sanz bersama Victim memang telah mengikuti banyak turnamen. Namun, pengalaman CW di skena esports Indonesia lebih banyak meski berbeda game. Apalagi, Sanz belum pernah merasakan gemerlap panggung berskala internasional.
Namun, ada fakta yang sebenarnya menarik untuk dibahas. Sanz bersama Victim sempat berhasil menempati posisi runner-up di ajang penyaringan untuk pemain pelatnas untuk SEA Games 2019, yaitu Indonesia Esports National Championship (IENC). Sayangnya, Sanz dan kawan-kawan malah melepas slot-nya untuk masuk dalam pelatnas.
Penguasaan Mikro dan Makro, Siapa yang Lebih Unggul?
Posisi sebagai carry memang punya beban yang lebih dari pada posisi lainnya. Selain mereka harus melakukan farming yang cepat untuk memenuhi kebutuhan item-nya, mereka juga sebagai ujung tombak atas kemenangan timnya.
Kalau dilihat dari pengalaman, Sanz memang lebih terlihat mahir menggunakan Hero-Hero ber-damage besar ketimbang CW. Walaupun mantan jungler tersebut juga mampu untuk mencetak “Maniac” ataupun “Savage” di setiap pertandingan yang dijalani.
Namun, hal tersebut nampaknya belum cukup untuk mengembalikan posisi ONIC Esports menempati posisi puncak. CW memang telah berhasil membawa tim landak kuning ke posisi ketiga. Seharusnya, sang pemain pun bisa meraih lebih dari itu kalau bisa penempatan posisi yang baik.
Jika kalian menyaksikan pertandingan MPL Season 5 lalu, CW pun kerap terlihat offside dan mati sia-sia. Pool Hero yang digunakannya pun kurang beragam dan terkesan hanya itu-itu saja. Berbeda dengan Sanz.
Di ajang Mytel International Championship kemarin, Sanz pun bermain menggunakan Hero yang biasanya digunakan untuk Support, yaitu Kimmy. Jadi salah satu Hero signature-nya, sang pemain pun mampu mempersembahkan trofi untuk ONIC Esports.
Siapa yang Lebih Siap Jadi Hyper Carry?
https://www.kincir.com/game/mobile-game/bruno-mobile-legends-cw-onic
Seperti yang kita tahu, ONIC Esports sedang berjuang untuk mengembalikan posisinya di langit. Sebelum berlaga di panggung MPL Season 4, CW pun merupakan pemain di tim kedua ONIC Esports yang berlaga di ajang MDL Season 1.
Jelang Minggu keempat, sang pemain pun dipercaya untuk membela landak kuning di turnamen tertinggi tersebut. Memang, CW mampu menampilkan performa yang baik dengan meraih “Savage” pertama di babak regular season.
Sayangnya, hal tersebut pun enggak cukup untuk membawa kembali ONIC Esports untuk mendominasi di MPL Season 5 lalu. CW pun hanya mampu membawa landak kuning ini menempati posisi ketiga setelah kalah dari EVOS Esports. Sama halnya di gelaran MPL Invitational. Savage-nya juga mengantarkan tim tersebut untuk melangkah ke babak playoff dan mengalahkan Udil di hari pertama babak tersebut.
Berbeda dengan Sanz. Awal debutnya di ajang Mytel International Championship, sang pemain justru memberikan kejutan dengan membawa ONIC Esports jadi juara. Hal ini pun membuktikan jika Sanz terlihat lebih siap menyandang sebagai hyper carry untuk MPL Season 6.
Namun, bukan berarti CW tidak lebih baik daripada Sanz. Dengan pengalaman yang dia punya, ONIC tetap bisa menjadi kandidat terkuat juara MPL Season 6. Namun, sejujurnya akan sangat sulit membayangkan keduanya bisa bermain bersama mengingat posisi mereka yang sama dan kemampuan yang setara.
***
MPL Season 6 memang sudah di depan mata. Enggak hanya ONIC Esports yang tengah bersiap untuk berlaga di turnamen ini. Terlepas dari persiapannya, nampaknya Somber dan Mars sebagai tim pelatih ONIC akan kesulitan untuk menetapkan siapa yang akan menempati posisi sebagai hyper carry.
Soalnya, Sanz dan CW pun sama-sama punya kelebihan untuk bisa menempati posisi tersebut. Namun, siapapun pemain yang menempati posisi ini, jika mengeluarkan kemampuannya serta telah melakukan latihan yang cukup, pasti akan mampu membawa ONIC Esports “kembali ke langit” seperti era kejayaannya dulu.
Bagaimana tanggapan tentang perbandingan Sanz dan CW di atas? Menurut kalian, siapakan yang pantas untuk menempati posisi sebagai hyper carry? Jangan sungkan untuk menulis jawaban kalian di kolom bawah, ya!
Oh iya, Menpora bekerja sama dengan IESPL menggelar sebuah turnamen yang diperuntukan untuk pelajar SMP, SMA, dan Universitas di Piala Menpora Esports 2020 AXIS. Buat kalian yang ingin membanggakan sekolah, yuk langsung daftarkan tim kalian di website resmi pialamenporaesports.iespl.id.