(M4 Championship) Pelatih Incendio Supremacy Ungkap Banyak Pemain Turki Berhenti Main Mobile Legends

Sebagai turnamen dengan skala internasional, M4 World Championship menjadi ajang yang mempertemukan banyak sekali tim esports dari seluruh penjuru dunia. Salah satu pesertanya adalah Incendio Supremacy, yang berasal dari Turki.

Mereka merupakan perwakilan asal Turki, yang lolos setelah menjuarai kompetisi Türkiye Şampiyonası 2022. Sudah menjadi rahasia umum, jika wilayah Eropa enggak memiliki skena kompetitif yang aktif seperti layaknya regional Asia Tenggara.

Hal tersebut yang juga diutarakan oleh Badgalseph, yang menjabat sebagai pelatih tim Incendio Supremacy. Ia beropini jika banyak pemain Mobile Legends asal Turki, yang pada akhirnya berhenti bermain karena minimnya turnamen. 

“Ya, tentunya kami berharap ke depan akan ada banyak turnamen Mobile Legends di Turki. Kemudian banyak sekali pemain Mobile Legends di Turki yang berhenti main, karena enggak banyak turnamen. Banyak sekali pemain yang akhirnya memilih buat bermain game lain, sehingga kami kehilangan banyak sekali pemain berbakat. Itu opini saya,” ucap Badgalseph, selaku pelatih tim Incendio Supremacy.

Incendio Supremacy saat konferensi pers M4 World Championship.
Incendio Supremacy saat konferensi pers M4 World Championship. Via KINCIR.

Hal tersebut tentunya semakin memperkuat opini jika skena kompetitif Mobile Legends di dataran Eropa, enggak seramai Asia Tenggara. Sebelumnya KINCIR berkesempatan buat berbincang dengan Vissow, yang merupakan atlet Mobile Legends asal Slovenia pada ajang IESF 2022.

Hal yang kurang lebih sama, juga Vissow ungkapkan kepada KINCIR. Menurutnya banyak sekali pemain Eropa yang memutuskan untuk berpindah dari Mobile Legends, lantaran minimnya kompetisi di sana.

“Saat ini tim Eropa yang cukup aktif dalam skena kompetitif Eropa hanyalah NaVi. Sayangnya tahun ini mereka enggak bisa mengirimkan wakil ke turnamen lantaran terjadi perang. Skena kompetitif di Eropa juga enggak terlalu aktif, dan banyak sekali pemain berbakat yang bermain tanpa memperebutkan apa-apa. Ketika pemain misalnya sudah mencapai mythic, sudah enggak ada lagi jenjang selanjutnya. Tidak ada pro scene, tidak ada kompetisi, dan nothing to fight for,” ucap Vissow.

“Makanya saya banyak sekali melihat banyak sekali pemain yang akhirnya malah berhenti bermain Mobile Legends. Biasanya mereka berpindah ke League of Legends, Dota 2, atau Valorant yang memang memiliki skena kompetitif yang aktif,” ujar Vissow secara eksklusif kepada KINCIR.

Semoga ke depannya, skena kompetitif Mobile Legends di Eropa bisa berkembang dengan pesat seperti layaknya yang terjadi di Asia Tenggara. Harapannya enggak ada lagi pemain yang meninggalkan Mobile Legends karena enggak ada turnamen, seperti yang saat ini terjadi di Turki ataupun Slovenia.

Jangan lupa buat terus mengunjungi KINCIR, untuk mendapatkan informasi terbaru soal games dan esports!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.