(REVIEW) The Legend of Neverland

The Legend of Neverland
Genre
  • MMORPG
Publisher
  • GameArk Studio
Developer
  • GameArk Studio
Release Date
  • 01 July 2021
Rating
3 / 5

The Legend of Neverland menjadi game MMORPG yang jadi sensasi pada beberapa waktu belakangan ini karena dikaitkan dengan Genshin Impact. Semua akibat konten promosi yang menampilkan kemiripan dengan game RPG besutan miHoYo tersebut.

Sayangnya, awareness tersebut justru malah membentuk sentimen negatif. Soalnya, The Legend of Neverland dianggap sebagai game plagiat oleh sebagian besar gamer, khususnya yang memang benar-benar bermain Genshin Impact.

Nah, segala fakta, sensasi, dan kontroversi yang dibawa The Legend of Neverland pun mengundang rasa penasaran gamer sekaligus memunculkan pertanyaan besar. Apakah game ini sebenarnya layak untuk dimainkan? Ataukah game ini memang hanya “membonceng” hype game RPG mobile yang saat ini memang lagi ngetren?

Temukan jawabannya dalam ulasan khas KINCIR untuk game ini pada artikel review berikut!

1. Nuansa Permainan Layaknya Mabinogi Fantasy Life

Dok. KINCIR
Dok. KINCIR

Ketika dipasarkan, The Legend of Neverland terlihat sangat mirip dengan Genshin Impact. Namun, jangan tertipu dengan konten pemasaran game mobile yang kerap kali mengecoh ekspektasi para pemain. Seperti yang sudah dibahas di pembuka, nuansa permainannya ternyata sangat jauh berbeda dengan Genshin Impact.

The Legends of Neverland sebenarnya awalnya dipersiapkan sebagai suksesor dari game Mabinogi Fantasy Life. Jadi, enggak heran, kalau kalian nantinya justru lebih merasakan kemiripannya dengan Mabinogi Fantasy Life ketimbang Genshin Impact.

Jika diukur sebagai pengembangan Mabinogi Fantasy Life, The Legend of Neverland terbilang berhasil. Karena, game besutan GameArk Studio tersebut memang mampu memberikan banyak penyempurnaan dari segi grafis, eksplorasi permainan, dan mekanik pertarungan.

Alih-alih mencoba meniru, The Legend of Neverland sebenarnya punya potensi sebagai game MMORPG yang menarik jika berani berdiri sebagai game orisinal. Sayangnya, langkah tersebut justru tidak diambil dan GameArk malah melakukan sebaliknya.

2. Kaya Fitur, tapi Monoton

Dungeon The Legend of Neverland. Dok. KINCIR
Dungeon The Legend of Neverland. Dok. KINCIR

Saat ini, game-game MMORPG mobile memiliki satu persoalan yang hampir sama, yaitu kurangnya fitur permainan yang segar dan menarik. GameArk pun seakan tidak mau ambil pusing di game terbarunya ini sehingga keseluruhan permainan jadi terasa amat sangat monoton. Terutama jika kalian memang jadi penggemar MMORPG mobile.

Mereka malah memutuskan untuk memasukkan fitur-fitur sejenis dari banyak game MMORPG mobile yang pernah rilis tanpa adanya perubahan dan pengembangan, seperti sistem dungeon yang desain map dan progresi kesulitannya terbilang buruk.

Sistem PvE lainnya seperti Pool EXP, Abyss Ruin, ataupun Koridor Rahasia pun enggak ada bedanya. Desainnya terasa selalu sama di tiap tingkatan. Semua makin parah karena dapat diselesaikan dengan fitur auto. Fitur gonta-ganti Class sebenarnya menyelamatkan game ini dari “bencana”. Namun, pada akhirnya semua tetap terasa monoton karena fitur lainnya yang udah terasa sangat familier.

Selain fitur gonta-ganti Class-nya yang cukup menarik, The Legend of Neverland seharusnya mampu memberikan inovasi lain. Sebagai contoh, GameArk mungkin dapat menyediakan fitur PvP tim (5 vs 5) ataupun sistem raid yang hanya dapat dikerjakan tanpa fitur auto. Jadi, setidaknya game ini bisa memberikan sedikit unsur action RPG kepada para pemain—daripada hanya menonton dengan fitur auto semata.

3. Konsep Progres Karakter Mirip Black Desert Mobile

Dok. KINCIR
Dok. KINCIR

Walaupun dirancang sebagai suksesor Mabinogi Fantasy Life, The Legend of Neverland sebenarnya memiliki desain progresi karakter yang lebih mirip dengan Black Desert Mobile.

Entah terinspirasi atau memang mencoba meniru, para pemain Black Desert Mobile pasti merasakan kemiripan dari segi pengembangan tingkat senjata, pengembangan level Gear Spirit—Miru, sampai sistem Talun yang dicapai berdasarkan persyaratan tertentu—mulai dari tingkat CP, tingkat penguatan (+) senjata, sampai tingkat Flower Fairy.

Dalam Black Desert Mobile, kita juga menemui sistem Black Spirit yang dapat ditingkatkan untuk banyak keperluan permainan, mulai dari peningkatan CP ataupun fitur permainan. Sistem Black Spirit tersebut sangat mirip dengan sistem Gear Spirit—Miru dalam The Legend of Neverland.

Selain itu, Black Desert Mobile juga memiliki sistem peningkatan senjata (+) yang menggunakan material stone untuk meningkatkan persentase kesuksesan. Sistem tersebut juga ditemui dalam sistem peningkatan senjata (+) yang menggunakan Debu Penguatan untuk meningkatan persentase keberhasilan tempa dalam The Legend of Neverland.

Seiring perkembangan kekuatan karakter, game ini memiliki sistem Talun untuk mendapatkan bonus atribut. Sistem tersebut cukup mirip dengan sistem Resonance dan Bonus Effect yang ada dalam Black Desert Mobile.

4. Performa Optimal, Animasi Kurang Maksimal

Presentasi performa dan visual The Legend of Neverland. Dok. KINCIR
Presentasi performa dan visual The Legend of Neverland. Dok. KINCIR

The Legend of Neverland sebenarnya bisa disebut sebagai game yang cukup ringan karena ukuran file-nya hanya menghabiskan 1,4 GB. Sejauh ini, penulis tidak menemukan banyak persoalan optimisasi yang cukup serius dari segi performa. 

Secara keseluruhan, game ini mampu berjalan sangat baik. Hanya dengan prosesor Snapdragon 625 dan RAM 3 GB, kalian dijamin dapat memainkan game-nya dengan sangat mulus tanpa kendala.

Namun, ada satu persoalan yang cukup mengganggu, yaitu animasi yang terbilang cukup kaku alias kurang luwes. Kekurangan tersebut cukup mengganggu pengalaman bermain. Pasalnya, The Legend of Neverland sebenarnya memiliki efek skill yang sangat menarik.

Sangat disayangkan, kalau potensi tersebut malah harus kandas. Memang kekurangan tersebut terlihat sebagai kekurangan minor—namun kekurangan tersebut perlahan terlihat sangat mencolok dan membuat pertarungan menjadi sedikit clunky

5. Genshin Impact “Lite”?

Kemiripannya hanya ada pada "kulit" saja!
Kemiripannya hanya ada pada “kulit” saja! Via Istimewa.

Kesan Genshin Impact dalam The Legend of Neverland pada awalnya memang terbilang sangat kuat. Semua akibat materi promo game yang terbilang misleading. Banyak orang yang akhirnya menyamakan game ini dengan Genshin Impact.

Namun, dalam ulasan kali ini, penulis ingin menekankan bahwa terdapat perbedaan yang begitu besar antara game ini dengan Genshin Impact. Bahkan, gameplay dan fitur yang ada di dalamnya lebih mirip dengan beberapa game MMORPG lain ketimbang yang ada di Genshin Impact.

Sekilas, The Legend of Neverland memang mengusung dunia fantasi sebagai latar permainan yang mirip dengan Genshin Impact. Namun, kesamaan tersebut hanya sampai pada tataran gaya visual semata saja.

Untuk mekanik permainan, Genshin Impact mengusung mekanik aksi yang jauh lebih solid sebagai game aksi daripada The Legend of Neverland yang lebih dominan mengandalkan fitur auto.

Selain itu, Genshin Impact juga memungkinkan pemain untuk dapat mengganti karakter di tengah pertarungan untuk menghasilkan kombo pertarungan tertentu. Sedangkan, The Legend of Neverland hanya memungkinkan pemain untuk mengandalkan satu karakter saja—ditambah dengan Fairy sebagai karakter sampingan yang dapat ikut mengeluarkan skill.

Dari segi eksplorasi, Genshin Impact terbilang sangat mendalam karena menawarkan banyak segi permainan yang dapat dijelajahi, mulai dari fitur life skill sampai build karakter. Sedangkan, The Legend of Neverland tergolong cukup simpel sebagai game MMORPG mobile. Segi eksplorasinya bisa dibilang hanya sampai pada tataran “kulit” saja jika dibandingkan dengan Genshin Impact.

***

The Legend of Neverland terbilang sebagai game MMORPG mobile yang cukup “berani” untuk dirilis berdekatan dengan hype dari Ragnarok X: Next Generation. Di luar kontroversinya, game ini sebenarnya punya potensi yang bagus sebagai suksesor Mabinogi Fantasy Life.

Sayangnya, potensi tersebut dirusak dari citranya sebagai plagiat Genshin Impact yang sudah terlanjur mencantol, meski pada nyatanya berbeda jauh dari berbagai sisi. Apalagi, game ini tidak benar-benar meniru dan justru mengambil jalan “aman”. Mereka malah mengambil formula yang terbukti sudah tidak ampuh lagi dengan gameplay dan fiturnya yang sangat usang.

Bagaimana menurut kalian dengan ulasan di atas? Apakah kalian sudah tambahan mengenai sanggahan atas ulasan tersebut? Silahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar. Serta, ikuti terus informasi terkini mengenai mobile game hanya di KINCIR, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.