Tak hanya masalah finansial atau perselisihan kontrak, konflik pro player dan tim esports juga bisa tentang performa sang pemain.
Di balik gemerlap panggung kompetitif dan segudang prestasi yang berhasil dicetak oleh pro player dan tim esports, masih ada saja permasalahan yang membuat yang membuat kedua pihak terlibat konflik. Enggak hanya terlibat masalah finansial, drama pemain dan tim esports juga ada yang mengarah ke kinerja yang buruk.
Terjadinya konflik atau perbedaan pendapat memang sebuah hal yang wajar di sebuah organisasi, termasuk tim esports dengan pemainnya. Namun, enggak semua perselisihan ini berakhir dengan perpisahan. Ada juga yang justru memperbaiki hubungan hingga meraih prestasi bersama.
KINCIR pun menderekan kan pro player Tanah Air yang terlibat konflik dengan tim esports-nya. Yuk simak di bawah ini!
1. (Mobile Legends) Watt – Aerowolf
Berhasil menunjukkan taring di MPL Season 7 lalu, Aerowolf harus terkena isu miring terkait para pemainnya karena konflik internal. Bahkan, beritanya tim ini akan menjual slotnya di MPL ke tim besutan OURA, Donkey, dan Marsha, yaitu GPX.
Sebelumnya, Watt sebagai pemain senior di tim ini mengganti nickname menjadi “Turunkan Duit MPL”. Enggak sampai disitu, pemain yang sukses membawa Aerowolf menempati posisi ketiga di MPL Season 7 lalu ini juga sempat dikabarkan enggak akan bermain di playoffs.
Kabar bubarnya skuad Mobile Legends Aerowolf juga pernah keluar dari mulut Clay ketika sedang melakukan live streaming. Bahkan, Bottle dan Mars telah resmi mengucapkan salah perpisahan dengan Watt dan kawan-kawan. Sementara Watt juga dikabarkan akan bergabung dengan EVOS hingga Dewa United.
2. (Mobile Legends) Luminaire – EVOS Legends
Sempat memutuskan pensiun di pertengahan MPL Season 5 hingga 6, Luminaire akhirnya kembali dengan sukses angkat piala untuk kedua kalinya untuk EVOS. Namun, ketika wawancaranya bersama dengan Jonatan “Emperor” Liandi di kanal Youtube, pemain support ini membeberkan alasan yang membuatnya istirahat.
Di MPL Season 4 lalu, Luminaire sukses membawa EVOS jadi juara untuk pertama kalinya. Bahkan hingga jadi juara dunia di M1 World Championship. Sayanganya, ketika memasuki MPL Season 6 dirinya masuk ke dalam list transfer pemain.
Dianggap enggak serius latihan karena hanya meraih juara kedua di MPL Season 5, Luminaire membuktikan dan membalas sakit hatinya dengan sebuah prestasi di MPL Season 7 lalu dengan jadi juara. Kasus ini pun jadi salah satu contoh bahwa konflik antara pemain dan tim bisa berujung positif selama masalahnya bisa diselesaikan baik-baik.
3. (Mobile Legend) XIN – RRQ Hoshi
Jelang MPL Season 6 lalu, XIN mengagetkan skena kompetitif dengan membawa kabar jika ingin rehat dan duduk di bangku cadangan. Kehadiran Alberttt yang saat itu sebagai pindahan dari MDL.
Walaupun di awal munculnya pemain yang dijuluki bayi alien ini enggak begitu memperlihatkan penampilan terbaiknya, kerja kerasnya sukses membawa RRQ Hoshi back-to-back-champion.
Sayangnya, keputusan istirahat di MPL Season 6 membuat posisi XIN sebagai jadi tergeser oleh Alberttt. Lewat postingan Insta Story-nya dia pun mencurahkan isi hati dan kekecewaan kepada RRQ.
Kembali enggak berjuang di MPL Season 7 lalu, XIN kembali enggak tampil dan beralasan jika ingin memberikan kesempatan untuk Alberttt semakin berkembang. Kabar baiknya, pemain asal Manado ini telah lulus di trial yang diadakan oleh RRQ. Mungkin dirinya akan kembali hadir di MPL Season 8 nanti.
4. (PUBG Mobile) Jeixy – Team Morph
Secara mengejutkan, Team Morph memberikan sebuah kabar yang cukup mengagetkan skena kompetitif PUBG Mobile. Pasalnya, di awal tahun lalu tim ini memutuskan kontrak Jeixy selaku kapten secara sepihak.
Walaupun enggak dijelaskan dengan detail alasan pemutusan kontrak Jeixy, manajemen Morph menyatakan jika keputusan tersebut sudah dipertimbangkan. Penalti juga dijatuhkan kepada sang pemain berupa enggak bisa bergabung dengan tim manapun dalam durasi waktu tertentu.
Jeixy memberikan klarifikasi jika dirinya menerima pengakhiran kontrak secara sepihak oleh timnya. Namun, dirinya enggak akan tunduk pada ketentuan penalti sebelum ada putusan hukum yang sah.
5. (Dota 2) Xepher – TNC Tigers
Salah satu pro player Dota 2 yang sukses lebarkan sayap di luar negeri, yaitu Xepher juga enggak lepas dari drama perseteruan dengan timnya. Sebelum bergabung dengan Geek Fam dan akhirnya berlabuh ke T1, pemain Indonesia ini pernah bermasalah dengan tim asal Malaysia, Tigers.
Tigers mulai enggak membayar gaji para pemainnya pada tiga bulan terakhir sebelum mereka dibubarkan. Enggak hanya gaji, tim ini juga enggak mencairkan duit turnamen yang seharusnya diberikan kepada pemain.
***
Bagaimana tanggapan kalian dengan deretan konflik pro player dan tim esports di Tanah Air? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.