Enggak salah jika kita dapat menyebut IESF 2022 sebagai Piala Dunia-nya esports. Pasalnya banyak negara dari seluruh penjuru dunia yang berkumpul di Bali untuk berkompetisi menjadi yang terbaik.
Turnamen ini juga memberikan panggung bagi beberapa negara yang selama ini belum berkesempatan untuk berkompetisi. Misalnya saja negara-negara asal Afrika, seperti Ghana yang juga berpartisipas dalam turnamen ini.
Selama turnamen IESF 2022 berlangsung, atlet-atlet asal Ghana menjadi salah satu pusat perhatian. Enggak sedikit orang yang meminta foto bareng Daniel “Spama” Iddi, pemain PUBG Mobile asal Ghana. Ia menjadi pusat perhatian lantaran memiliki tinggi badan yang sangat menjulang.
Ia memiliki tinggi badan kurang lebih 2,5 meter yang membuatnya mudah dikenali. KINCIR berkesempatan untuk berbincang bersama dengan Spama, dan juga Micdad “Mufasa” Morgan yang keduanya membela timnas PUBG Mobile Ghana dalam turnamen ini.
Yuk, simak perbincangan KINCIR dengan Daniel “Spama” Iddi dan Micdad “Mufasa” Morgan, dua pemain PUBG Mobile asal Ghana dalam turnamen IESF 2022.
Kisah Spama dan Mufasa sebagai atlet PUBG Mobile dalam turnamen IESF 2022
Baik Spama maupun Mufasa sama-sama mengenal PUBG Mobile dari teman mereka. Misalnya saja Spama yang awalnya enggak tertarik untuk main game mobile, malah ketagihan main PUBG Mobile usai mendapatkan ajakan dari temannya.
“Awalnya saya enggak terlalu tertarik dengan game mobile, namun salah satu sahabat saya mengenalkan saya dengan PUBG Mobile. Setelah itu saya cukup ketagihan, dan terus memainkannya hingga sekarang,” ujar Daniel “Spama” Iddi.
Ucapan senada juga datang dari Mufasa, yang mengenal PUBG Mobile dari ajakan teman. Meskipun awalnya ia kurang tahu game ini tentang apa, namun ia memiliki teman yang mau membantunya untuk mempelajari bermain game ini.
“Pertama kali saya kenal PUBG Mobile itu juga karena teman saya. Awalnya saya tidak tahu game ini itu tentang apa, namun saya langsung menyukainya ketika saya mencobanya untuk pertama kali. Untungnya saya punya teman yang membantu saya belajar main game ini, hingga akhirnya saya cukup jago main PUBG Mobile,” ujar Micdad “Mufasa” Morgan.
Menariknya, sebagian besar pemain dari timnas Ghana berasal dari tim yang berbeda-beda. Mereka baru bergabung menjelang babak kualifikasi untuk mewakili Ghana berlangsung. Mereka akhirnya berlatih dan bermain bersama selama enam bulan, sebelum akhirnya bisa mewakili Ghana ke turnamen ini.
“Sebenarnya kami berasal dari beberapa tim yang berbeda. Tetapi kami sudah berlatih bersama selama enam bulan, khusus untuk turnamen IESF 2022 ini. Kami memenangkan babak kualifikasi untuk bisa mewakili Ghana dalam turnamen ini,” ujar Mufasa.
Berawal dari ajakan temannya masing-masing, keduanya kini mewakili Ghana untuk berkompetisi dalam turnamen IESF 2022. Sayangnya langkah timnas Ghana harus terhenti dalam babak play-ins, lantaran mereka hanya mampu menempati peringkat ke-18.
Seperti yang sudah KINCIR sempat bahas di awal, Spama merupakan pemain dengan tinggi badan tertinggi sepanjang turnamen ini. Selain memiliki tinggi badan yang menjulang, ukuran tangan Spama juga sangat besar ketimbang ukuran telapak tangan orang biasa.
Spama sendiri enggak menampik jika ukuran tangannya yang besar, menjadi kerugian baginya selama berkompetisi. Namun ia menolak untuk menjadikan hal tersebut sebagai alasan, dan ia sudah terbiasa untuk bermain game lewat ponsel yang berukuran lebih kecil dari tangannya tersebut.
“Iya, jelas ukuran tangan saya yang besar ini cukup memberikan kerugian. Apalagi game ini dimainkan melalui ponsel yang berukuran cukup kecil. Namun di esports ataupun olahraga lainnya, kita enggak boleh banyak alasan. Ketika kamu sudah kerja keras dan beradaptasi, kamu bisa melakukan segalanya. Saya sendiri enggak menemukan masalah bermain menggunakan ponsel, karena saya sudah beradaptasi dengan baik,” ucap Spama.
Pendapat Spama dan Mufasa tentang Bali
Bagi Spama dan Mufasa, ini merupakan pertama kalinya mereka mengunjungi pulau Bali. Sama seperti kebanyakan atlet esports lainnya, keduanya juga terkesima dengan berbagai keindahan yang pulau Dewata tawarkan.
Spama mengatakan jika ia mendapatkan pengalaman yang menyenangkan selama ia berada di Bali. Terlebih ia menyorot orang-orang Bali, yang ia rasa sangat baik dan ramah kepadanya selama ia berada di sini.
“Tentu saja saya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan selama di Bali, tempat ini sungguh luar biasa. Orang-orang Bali sangat baik dan juga ramah. Pokoknya tempat ini sangat indah,” ujar Spama.
Hal yang sama juga keluar dari Mufasa, yang bahkan merasa jika ia sedang berada di rumah lantaran ramahnya orang-orang kepada dirinya. Bahkan ia berkata kepada KINCIR bahwa ia suatu saat nanti, pasti akan kembali ke Bali untuk berlibur.
“Saya juga sangat menikmati waktu saya berada di sini. Setuju dengan yang Spama bilang, orang-orang Bali sangat ramah. Setiap kali saya berjalan, pasti ada yang menanyakan bagaimana kabar saya atau saya berasal dari mana. Hal tersebut membuat saya berasa di rumah, dan membuat saya bisa merasa jadi bagian dari kalian. Setelah turnamen ini berakhir, saya pasti akan kembali ke Bali untuk liburan. Saya sangat menyukai kota ini, dan masih banyak tempat yang belum saya explore,” ujar Mufasa.
Harapan Spama dan Mufasa ke depan untuk esports Ghana
Meskipun belum meraih prestasi yang memuaskan dalam turnamen ini, baik Mufasa maupun Spama sama-sama beranggapan jika masih terdapat ruang bagi esports di Ghana untuk berkembang.
Menurut Spama, skena PUBG Mobile di Ghana sudah cukup baik. Ia melihat dari banyaknya tim yang memiliki tim PUBG Mobile, dalam skena kompetitif esports di sana. Kehadiran orang-orang yang memiliki passion luar biasa terhadap game tersebut, membuat ia yakin jika masa depan esports di Ghana akan sangat cerah.
“Ghana memiliki cukup banyak tim PUBG Mobile. Skena kompetitifnya juga saya rasa cukup baik. Memang skena kompetitifnya masih berkembang, tetapi orang-orang yang terlibat memiliki passion yang luar biasa terhadap PUBG Mobile. Saya rasa masa depan esports di Ghana akan sangat cerah,” ucap Spama.
Selepas turnamen ini, Spama masih akan terus berkarier sebagai pemain profesional. Ia berkata jika targetnya tahun depan adalah bisa kembali mewakili Ghana, dalam turnamen IESF 2023 yang akan berlangsung di Romania.
“Target saya berikutnya tentu saja adalah bermain di panggung terbesar dalam skena kompetitif PUBG Mobile. Setelah dari turnamen ini, saya akan kembali ke Ghana dan terus berlatih dengan sangat keras. Harapannya tahun depan saya bisa kembali mewakili Ghana dalam turnamen ini, dan terus berkembang sebagai pemain,” ujar Spama
Sementara itu, Mufasa berkata jika ia akan pensiun sebagai pemain usai dari turnamen ini. Meskipun demikian, ia masih akan berkecimpung dalam dunia esports sebagai manajer atau mengorganisir turnamen. Ia juga akan terus membangun esports di Ghana, supaya negaranya bisa mengirim tim yang tangguh untuk ajang IESF berikutnya.
“Kalau saya, sayangnya saya harus pensiun sebagai pemain. Namun saya masih akan bekerja di skena esports sebagai manajer dan mungkin mengorganisir turnamen. Saya sangat passionate dengan esports, dan saya ingin membangun esports di Ghana supaya bisa membuat Ghana memiliki tim yang tangguh untuk IESF berikutnya,” tutup Mufasa.
***
Jangan lupa untuk terus mengunjungi KINCIR, untuk mendapatkan informasi terbaru soal games dan esports!