Kemenangan Louvre Esports di Kualifikasi Tertutup Piala Presiden Esports 2020, membuatnya berhak untuk mewakili Indonesia di babak Grand Final yang akan diadakan pada 1—2 Februari di ICE BSD, Tangerang. Nantinya, mereka akan menghadapi 3 tim dari Indonesia, dan delapan tim dari Asia Tenggara.
Tentunya, pasti kalian ingin tahu bagaimana cerita di balik kesuksesan mereka sebagai satu skuad Free Fire terbaik Indonesia ini. Kabar baiknya, jelang laga Grand Final Piala Presiden Esports 2020, KINCIR berkesempatan untuk berbincang tentang perjalanan mereka di skena kompetitif. Yuk, simak keseruannya di bawah ini!
Kumpulan Mantan Pemain Warnet
Sebelum menetapkan hati pada game Free Fire, para pemain dari Louvre Esports telah lebih dulu menjadi anak warnet. Bermain di warung internet, menjadi sebuah candu untuk para pemain Louvre Esports ini. Mereka pun rela jika harus bolak balik hanya untuk menjalani hobinya bermain game Point Blank.
Seiring berjalannya waktu, ketika game mobile mulai masuk meramaikan pasar video game di Indonesia, mereka pun mulai beralih. Sejak saat itu, mereka pun enggak perlu untuk bolak balik ke warnet hanya untuk bermain game.
“Karena gemar bermain game peperangan. Dulu kami rela bolak balik warnet hanya untuk bermain Point Blank,” ungkap Black.
Mantapkan Hati ke Free Fire hingga Jadi Pemain Profesional
Mencoba beberapa game, Halcyon sebagai kapten sebelumnya merupakan pemain dari Mobile Legends. Bahkan, dirinya pernah menjadi Top Global dari Hero Natalia. Sayangnya, saat itu dia belum tergabung dalam sebuah tim esports.
Sejak kehadiran Free Fire pada 2017 silam, keempat pemain dari Louvre Esports ini pun menjatuhkan hati pada game besutan Garena sejak pertama kali mencobanya. Menurut Black, keramahan game ini dengan berbagai tipe smartphone yang membuatnya menjatuhkan hati pada Free Fire.
Senada dengan Black, Elyza pun menetapkan hatinya pada Free Fire karena game ini menyajikan pertandingan battle royale. Apalagi dirinya juga gemar bermain game aksi. Ketertarikan terhadap game ini, membuat mereka memfokuskan untuk menekuninya. Menariknya, untuk bisa terjun di skena kompetitif, dirinya harus menabung untuk membeli smartphone.
“Main Free Fire enggak perlu smartphone dengan spek tinggi untuk memainkannya. Sebelumnya, aku diajak teman untuk mencoba game ini. Sejak saat itu aku pun jadi sering main game ini dan fokus untuk menjadi pemain profesional,” ungkap Elyza.
“Louvre Mempersatukan Kami!”
Sebelum terjun ke skena kompetitif, mereka merupakan sekumpulan anak yang gemar bermain Free Fire. Namun, melihat komunitasnya yang terus berkembang, membuat mereka masuk dalam suatu komunitas yang bernama Indopride.
Meraih posisi runner up di ajang SEACE, siapa yang tahu jika mereka sebelumnya belum pernah saling kenal. Ajang tersebut pun jadi pertama kalinya pertemuan mereka. Shakia Abriansyah selaku owner dari guild Indopride pun mengatakan jika, para anggota Louvre Esports merupakan pemain terbaik dari guild-nya.
“Kami memang belum pernah kenal sebelumnya, pertemuan pertama pun di SEACA. Walaupun baru pertama kali bertemu, saya pun menemukan kecocokan dengan mereka,” ungkap Halcyon.
Raih Restu Orangtua Berkat Prestasi
Wajar menang, jika orang tua menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya. Para pemain dari Louvre Esports juga awalnya mendapat tentangan dari keluarganya. Pasalnya, stigma negatif bermain game menang belum seluruhnya luntur. Padahal, esports telah membuka sebuah industri baru yang bisa menjadi salah satu pilihan karier.
Elyza dan kawan-kawan pun membuktikan dengan meraih posisi runner up di ajang SEACA pada November 2019 silam. Saat itu lah, restu kedua orang tua mereka berhasil diraih. Siapa sangka, tim yang baru saja terbentuk ini bisa menjadi salah satu tim yang akan membela Indonesia di Piala Presiden Esports 2020.
“Awalnya memang enggak didukung. Tapi setelah tahu kami menang turnamen dan bisa menghasilkan, orang tua pun akhirnya bisa didapat,” ungkap Halyza.
Berjuang Demi Indonesia di Piala Presiden Esports 2020
Jika kalian menyaksikan gelaran turnamen Piala Presiden Esports 2019, maka kalian pasti tahu jika Louvre Esports berhasil meraih posisi runner up. Kini, mereka pun kembali mengutus perwakilannya di ajang yang di besut pemerintah ini.
Bedanya, kini mereka menurunkan skuad Free Fire-nya. Membawa nama besar Louvre Esports, Bhenk dan kawan-kawan pun ingin memberikan yang terbaik untuk tim dan negaranya dengan membawa kemenangan. Pasanya, mereka pun menjadi salah satu tim yang akan membela Indonesia di Piala Presiden Esports 2020.
“Lewat ajang Piala Presiden Esports 2020, kami akan mempersembahkan yang terbaik untuk tim dan Indonesia. Kami pun yakin dengan persiapan yang telah lakukan, akan membawa kemenangan untuk tanah air di ajang ini,” ungkap Halcyon.
***
Bagaimana tanggapan kalian tentang kisah perjalanan para pemain Louvre Esports di skena kompetitif? Jangan sungkan untuk berbagi pendapat kalian di bawah, ya. Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.
Selain itu, jangan lupa buat nonton langsung keseruan Grand Final Piala Presiden Esports 2020 dengan membeli tiketnya di Loket.com, Blibli.com, dan Go-Tix. Dijamin enggak bakal nyesel, deh!