(MPL Season 5) Profil EVOS Legends: Langkah Berat sang Juara Bertahan

Penampilan EVOS pada laga pembuka MPL Season 5 memang kurang memuaskan. Pasalnya, mereka harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yaitu RRQ. Catatan tersebut memutuskan tren positif yang telah diukir oleh tim “Macan Putih” setelah sebelumnya berhasil menang pada lima pertemuan terakhir.

Namun, jika kita tengok ke belakang, kedua tim memang tengah mengalami perubahan. EVOS kehilangan Eko “Oura” Julianto sebagai sosok offlaner terhebat yang mereka miliki. Sementara itu, Yurino “Donkey” secara tegas mengungkapkan di kanal YouTube pribadinya bahwa dia tidak akan bermain di MPL Season 5.

Ini akan menjadi hal yang patut ditunggu perkembangannya apakah tim EVOS mampu mempertahankan gelarnya pada musim ini atau tidak. Begitu juga dengan hadirnya Buts, Bajan, dan pemain baru lainnya di skuad utama mampu menghilangkan romantisme penggemar tim tersebut akan sosok Donkey dan Oura.

Pada tulisan ini, kami mencoba menganalisis bagaimana perkembangan tim EVOS dan kesempatannya pada ajang MPL Season 5. Biar kalian enggak penasaran, langsung simak ulasannya di bawah ini yuk!

Tim yang Mulai Melunturkan Romantisme Oura-Donkey

KINCIR menganggap bahwa poin ini sangatpenting mengenai perkembangan tim EVOS saat ini. Pasalnya banyak penggiat skena esports Mobile Legends atau bahkan bagi “EVOSmania” yang merasa kekalahan di laga pembuka MPL Season 5 karena hilangnya sosok Oura dan Donkey.

Jika kita tengok season sebelumnya, keberadaan sang offlaner dan tanker memang benar-benar membawa EVOS pada masa kejayaan. Bagaimana tidak, tim Macan Putih berhasil mengamankan gelar MPL Season 5 hingga Mobile Legends World Championship (M1).

Selain itu, EVOS juga mengirimkan empat personelnya, yakni Rekt, Wannn, Oura, dan Donkey, untuk ajang SEA Games 2019. Hasilnya, Indonesia berhasil meraih perak setelah dikalahkan Filipina di partai final.

Berkat prestasi yang diraih oleh tim Macan Putih bersama dua pemain ini seolah-olah menutup mata ketika mereka melakukan rotasi pemain. Benar saja, kekalahan dalam laga “el classico” di pekan perdana membuat beberapa penggiat skena Mobile Legends menduga bahwa salah satu penyebab kekalahannya adalah hilangnya Oura dan Donkey.

Padahal Donkey sendiri menyamapaikan di vlog-nya bahwa kekalahan EVOS bukan karena dirinya tidak main. Dia melihat bahwa timnya kurang bermain bertahan sehingga map-nya tertutup. Lagipula kekalahan atas RRQ tersebut masih laga pertama. Masih ada kesempatan bagi skuad baru EVOS untuk berkembang.

Ajang Pembuktian Para Pemain Muda di Skuat Utama

Masuknya Bajan dan Buts di skuat utama EVOS memang terbilang mengejutkan. Pasalnya tim tersebut benar-benar hanya mencari satu pemain dan itu pun karena posisi offlaner yang kosong. Sementara role Tanker diisi oleh pemain yang sebelumnya duduk di bangku cadangan, yaitu Bajan.

Pada laga debutnya, Buts berhasil menujukkan permainan yang hebat. Seolah-olah di usianya yang masih muda itu dia layak untuk menggantikan sosok Oura.

Meskipun kalah, di pertandingan ronde 1 dirinya meraih catatan triple kill dan statistik akhir dengan 8 kill, 7 death, dan 10 assist. Selain itu, sebagai offlaner sangat rajin melakukan rotasi ke atas-bawah dan berhasil mendapatkan tiga turret denga aksi solonya.

Via Dok. MPL ID

Catatan yang berhasil diraih oleh Buts di laga pertamanya merupakan catatan yang baik bagi anggota baru yang langsung menjalani laga big match. Meskipun catatan akhir kill yang dia ukir di pekan pertamanya minus, bukan berarti pada laga berikutnya dia tidak punya harapan untuk berkembang bersama EVOS.

Sementara Bajan terlihat mencoba tampil dengan gaya permainan ala Donkey dengan Chou Tank. Meskipun secara mekanik tidak begitu maksimal seperti seniornya itu, dia memiliki potensi besar untuk bersinar.

Catatan statistik Bajan membuktikan bahwa dirinya hanya 7 kali mati serta berhasil mendapat 2 kill dan 17 assist. Sebagai laga pertamanya sejak musim lalu, itu adalah catatan yang gemilang bagi seorang pemain muda di turnamen besar yang langsung disambut dengan pertandingan klasik antara dua seteru abadi.

Rotasi Pertama Tim EVOS Sejak MPL Season 4

Jika kalian perhatikan statistik pemain perhatikan MPL Season 4, EVOS benar-benar hanya memainkan Rekt, Oura, Wannn, Donkey, dan Luminaire. Formasi tersebut terus dipakai oleh sang pelatih hingga membawa timnya juara. Sebenarnya pilihan Bjorn “Zeys” Ong itu tidak salah karena tim yang dilatihnya berhasil mendapat dua gelar bergengsi, yaitu MPL Season 4 dan M1.

Sayangnya, di balik pilihan Zeys, pemain lainnya tidak memiliki jam terbang untuk merasakan bagaimana pertandingan di skena kompetitif. Efeknya, mungkin pemain seperti Bajan akan sedikit kagok ketika menjalani laga-laga besar.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, secara hasil memang tim EVOS kalah. Namun bagi dua pemain yang baru bergabung di skuat utama tim Macan Putih tidak terlalu buruk. Bahkan rotasi tersebut juga terbilang baik agar tim yang berhasil juara di MPL Season 4 itu menunjukkan strategi yang lebih beragam.

Pahit-pahitnya jika rotasi Tank yang dilakukan oleh EVOS gagal dan membuat performa timnya semakin buruk. Tidak menutup kemungkinan bahwa kemunduran tersebut akan mengetuk hati Donkey untuk kembali turun menjadi skuat utama.

Bahkan tidak menutup juga nantinya akan ada kejadian diputusnya Zeys sebagai pelatih EVOS. Pasalnya dia benar-benar belum terlihat melakukan perubahan skuad pada timnya itu. Namun, tentu terlalu dini membahas hal tersebut mengingat jasa sang pelatih telah membawa EVOS juara. Begitu juga MPL Season 5 yang baru berjalan satu pekan.

Pertaruhan Gengsi Menjadi Siapa yang Terbaik

Via dok. evos

Poin ini juga masih berkaitan dengan paragraf akhir penjelasan di atas yang mana berkaitan dengan nasib keberadaan Zeys di tim EVOS. Pasalnya jika dia gagal meraih hasil akhir yang baik, bisa saja dia didepak dari tim yang telah dilatihnya sejak MPL Season 4.

Zeys juga sudah memiliki catatan buruk di laga pembuka melawan RRQ karena langsung kalah 0-2. Bisa saja jajaran manajerial EVOS merasa bahwa sang pelatih kurang memaksimalkan transfer pada tim tersebut.

Jika benar-benar gagal, EVOS bisa saja kehilangan tajinya pada MPL Season 5. Apalagi kalau ternyata RRQ berhasil merebut juara, Vyn dan kawan-kawan membuktikan bahwa tim Mobile Legends terkuat di Indonesia adalah mereka karena berhasil mendapatkan dua gelar MPL. Hasil pekan pertama tim “Sang Raja” menunjukkan catatan statistik yang fantastis baik secara tim dan individu.

Bahkan, jika Bigetron Alpha dapat tampil konsisten, EVOS bisa kehilangan taji dari tim yang pada Season sebelumnya putus di babak awal playoff. Penampilan mengejutkan dari Branz dan kawan-kawan berhasil membawanya duduk di peringkat kedua. Bahkan mereka berhasil comeback dari juara MPL Season 3, yaitu ONIC.

Pekan kedua menjadi waktu yang menarik untuk melihat perkembangan EVOS di MPL Season 5. Mereka kembali bertemu dengan dua tim hebat, yaitu Alter Ego dan ONIC. Jika mereka berhasil meraih kemenangan, ke depannya taring dari sang Macan Putih masih benar-benar runcing untuk menyayat lawan-lawannya ke puncak tertinggi untuk mempertahankan trofi.

***

Itulah pendapat KINCIR mengenai perkembangan dan kesempatan EVOS berjuang di MPL Season 5. Kalau kalian punya tanggapan lain mengenai Rekt dan kawan-kawan, silakan bagikan di kolom komentar, ya. Terus pantengin KINCIR biar enggak ketinggalan kabar seru lainnya seputar esports dan game.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.