By One: Eunice Tjoa, Ada Hati yang Harus Dijaga

Jam 8 pagi bukanlah hal lumrah jika kamu kerja di KINCIR. Tapi untuk hari itu (16/2), kantor kami sudah sibuk. Kami antusias menyambut Eunice Tjoa. Tak lama menunggu, ia datang dan menyapa kami dengan senyum ramah. 

Agak pangling melihatnya ketika sudah masuk studio. Pembawaannya begitu santai, bikin kami nyaman berdekatan dengannya. Tidak lama berselang, interview pun dimulai dengan ceritanya menjadi seorang brand ambassador.

Seorang brand ambassador berperan jadi “wajah” jenama yang menaunginya. Bukan tugas sederhana untuk memopulerkan suatu brand. Personal memikat, cara komunikasi yang mantap, serta audiens yang tepat jadi kuncinya. Tak heran, pemilihan brand ambassador di industri esports pasti dilakukan dengan banyak pertimbangan.

Ketika Eunice Tjoa muncul sebagai brand ambassador OPI Esports, banyak pro dan kontra. Tak jarang ia hanya dianggap sebagai pemanis, kehidupannya pun jadi ikutan dikulik. Laman Instagram perempuan yang merantau dari Kalimantan untuk kariernya ini, dipenuhi cemooh. 

Kami duduk bersama Eunice Tjoa. Bukan tanpa alasan, perempuan kelahiran 21 Agustus 2003 itu membawa dampak, namanya bahkan melejit di kalangan penikmat esports. Dari obrolan selama kurang lebih dua jam bersamanya, KINCIR melihat Eunice dari sisi yang berbeda. Pembawaan dan bagaimana pemikirannya menghadapi jempol netizen menarik untuk ditilik.

Mari mengenal Eunice Tjoa, sang OPI Angel. Simak interview eksklusif bersama Eunice dalam KINCIR by One.

Sulitnya mengambil ranah entertainment dalam dunia esports

Di tengah pesatnya perkembangan industri esports, akhirnya terbuka banyak bidang yang bisa digeluti, salah satunya adalah brand ambassador. Sebagai bagian dari OPI Esports, Eunice mulai mencuat namanya ketika bergoyang “pargoy” di aplikasi TikTok. 

Tawaran dari OPI Esports juga yang membuat perempuan kelahiran Pekanbaru ini merantau dari Kalimantan. Tanpa modal, Eunice memberanikan diri merambah esports. Keberaniannya berbuah hasil, kini Eunice jadi salah satu brand ambassador yang sudah malang melintang di kancah esports. Ia kini telah menjadi brand ambassador papan atas yang sudah punya 7,7 juta followers dalam waktu singkat.

“Aku terjun ke industri esports ini belum lama, kok, belum sampai satu tahun. Awalnya itu aku ditawarin sama temen, yaudah aku percaya aja dan berangkat ke Jakarta. Sisanya sih, aku ngikutin alurnya aja gimana yang dikasih sama Tuhan, Kurang lebih sekarang empat bulan, lah jadi brand ambassador OPI Esports,” ungkap Eunice.

Jutaan followers dalam kurun waktu empat bulan tentu jadi angin segar untuk tim yang menaunginya. Padahal, awalnya ia buta soal esports. Eunice cerdas melihat peluang, membalut tren dengan ciri khas personalnya jadi andalan.

Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, H&M, J.W. Anderson x Uniqlo, Cotton On
Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, H&M, J.W. Anderson x Uniqlo, Cotton On

Mau tidak mau, ia harus cepat belajar soal ranah yang kini tengah ia tekuni. Tidak mudah bagi seorang Eunice untuk mendalami esports dari sisi pandangnya. Modalnya hanya satu, bahwa ia gemar eksplorasi hal baru.

“Aku tuh enggak tau role itu apa, Hero segala macem, tapi lama-lama aku belajar soal industrinya. Dari semuanya, bukan hanya dari ranah pro player atau gamenya saja,” katanya.

Job desc Eunice memang tidak harus menuntutnya jago main game, tapi pengetahuan tadi seperti hal umum yang sudah harus di luar kepala seorang brand ambassador. Di samping itu, ia juga tetap harus waspada dengan tren dan perkembangan media sosial agar kontennya tetap relevan.

“Kalau kita bicara soal esports kan memang terfokus di game aja, tapi kalau di bidang hiburannya kita bisa eksplor banyak hal. Sudah banyak juga kan, pro player yang akhirnya nyerempet ke entertainment-nya, kayak streaming atau endorse,” jelas Eunice.

Sayangnya, tidak semua netizen paham. Entertainment dalam esports kerap dianggap ‘meresahkan’. Kolom komentar akun personalnya pun tak jarang jadi lapak cemoohan. Tapi, bukan Eunice rasanya, kalau ia tidak tampil berani.

Dihujat? Justru itu yang Eunice cari!

Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, Uniqlo, Nike
Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, Uniqlo, Nike

Berhadapan dengan netizen artinya harus siap dengan komentar jahat. Dari pujian terhadap bakatnya sampai hujatan mengenai hal yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan konten, ada semua di situ.

Pernah ada satu momen yang membuat Eunice akhirnya kena mental. Eunice tidak pernah melibatkan orang tua dalam kontennya. Menurutnya, tidak perlu menghujatnya sampai bawa-bawa orang tua.

“Banyak banget yang komentar soal video-video yang ku-upload di sosmed apalagi yang ngehujat. Aku pernah, sih, sampai down gara-gara ada yang komentar soal orang tua aku,” kenang Eunice.

Tak perlu waktu lama untuk bangkit. Dukungan orang tua juga bikin mood-nya kembali sehingga ia jadi lebih semangat ngonten. Justru kini, ia mencari hujatan dalam kolom komentarnya. 

“Awal-awal memang agak berat, ya. Justru sekarang aku malah nyari mana yang hujat, soalnya kalo enggak ada hate comment kayak ada yang aneh. Aku jadi insecure video aku sepi penonton dan pasti berpengaruh ke traffic,” jelas Eunice sambil tertawa.

Tampilan boleh gemas, mentalnya mah baja!

Eunice, cinta, dan fans cowoknya

Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, H&M, J.W. Anderson x Uniqlo, Cotton On
Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, H&M, J.W. Anderson x Uniqlo, Cotton On

Terlepas dari kontra, jumlah pengikut tentu membuktikan bahwa Eunice punya banyak penggemar. KINCIR jadi penasaran bagaimana kalau ada salah satu penggemar yang berniat mengajaknya untuk kencan. Jawabannya bikin kaget, karena Eunice tidak menolak kalau ada yang ingin mencoba PDKT dengannya.

“Ya, aku sih enggak nolak tapi kalo baru pertama ketemu mendingan ramean gitu enggak, sih? Takutnya kan si orang ini punya niat yang enggak bener,” katanya.

Laiknya anak muda kebanyakan, fase pertemuan pertama kali, menurut Eunice pasti bikin ia deg-degan. Banyak yang jadi pertimbangan, mengingat mayoritas penggemarnya adalah laki-laki. Namun, yang jadi nilai utama dia adalah pribadi yang dewasa.

“Kalo aku, sih, enggak ribet kriterianya, yang penting dia dewasa, soalnya pekerjaan aku memang benar-benar menuntut si pasangan untuk dewasa menanggapi banyak hal,” tutur Eunice.

Jelas, kalau mau jadi pacar seorang Eunice memang harus banyak bersabar dan tidak cemburuan. Salah satu yang harus ditolerir adalah aksi-aksi di luar nalar yang dilakukan oleh para penggemar.

Eunice mengakui bahwa beberapa kali dirinya mendapatkan foto yang tidak senonoh dari penggemarnya. Eunice malah tidak ragu untuk membagikan gambar tersebut kepada pasangannya!

“Aku pernah dikasih foto “barang” dari penggemar di DM Instagram. Ada banyak lagi deh, kelakuan followers aku yang kadang bikin ilfeel,” akunya.

Banyak bersinggungan dengan atlet esports, masa iya, enggak ada yang nyangkut?

Kesempatan terbuka lebar untuk kamu si kalangan non pro player! Eunice terang-terangan bilang kalau dirinya lebih ingin punya pacar yang tidak sebidang dengannya. Entah itu influencer, pro player, atau YouTuber.

Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, Uniqlo, Nike
Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, Uniqlo, Nike

“Aku prefer ke non pro player, kalau kayak pro player atau content creator itu kan, agak ribet, ya. misalkan berantem nanti ada momen share hal privasi yang bukan untuk konsumsi publik. Soalnya aku pernah ada kejadian kayak gitu, pernah deket sama seorang content creator gitu terus kami sempat berselisih dan akhirnya udahan,” jelas Eunice.

Memang, selama menjalani karier sebagai brand ambassador OPI Esports, Eunice tidak banyak mengarungi kisah percintaan. “Kalau pro player itu kan fokus ke game, jadinya cuek ke pacar. Aku, sih mending yang non pro player (tapi punya pekerjaan) jadi punya banyak waktu buat aku,” ujar Eunice sambil sumringah.

Harus diakui kalau seorang pro player memang lebih banyak menghabiskan hari berkutat di game yang jadi bidangnya. Tujuan utamanya adalah jadi yang terbaik di skena kompetitif.

Kendati demikian, Eunice juga memantau kisah cinta dalam esports itu. Menurutnya, dari mabar jadi pacar itu lucu-lucu gemas. Uniknya, Eunice hanya memantau, tapi ia tidak terlalu suka memamerkan pasangannya ke media sosial. Eunice takut kalau nantinya penggemarnya bubar jalan ketika tahu dirinya punya pasangan.

Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, Uniqlo, Nike
Eunice Tjoa dalam KINCIR by One | Fotografi: Ely Ricardo, Fashion Editor: Anantama Putra, Makeup: Maria Roberts, Hair: Neng Niar, Busana: Stradivarius, Uniqlo, Nike

Demi menjaga kredibilitas konten serta image yang dibawanya ke media sosial, Eunice memilih untuk tidak pamer pacar. Alih-alih takut diledek, Eunice lebih khawatir kalau nantinya berpengaruh terhadap jumlah followers-nya saat ini.

“Aku tipe orang yang enggak suka umbar kemesraan di media sosial. Soalnya ada beberapa faktor, sih, kayak followers aku kan banyak yang cowok dan mereka tahunya aku jomlo happy. Kalau tiba-tiba posting cowok, aku takutnya mereka jadi sedih dan konten aku jadi sepi,” jelas Eunice kepada KINCIR.

                                                                            ***

Ada hati yang harus dijaga. Bagi Eunice, bukan soal hati pasangannya tapi hati penggemarnya. Meski dirundung banyak komentar negatif, ia tetap memikirkan penggemarnya. Tidak heran kalau akhirnya cowok yang dewasa punya jalur khusus ke hatinya. 

Eunice yang kita ketahui dari media sosial ternyata punya sisi lain yang tak kalah menarik. Ia atraktif, easy going, dan penuh ide kreatif. Rasanya, jadi tak sabar melihat sejauh mana ia bisa melejit di ranah entertainment esports. 

Itu dia percakapan kami dengan Eunice dalam KINCIR by One. Kira-kira siapa lagi yang akan datang ke KINCIR bulan depan? Tunggu saja!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.