Bicara perusahaan video game, siapa sih yang enggak kenal dengan Ubisoft. Salah satu perusahaan game terkemuka asal Perancis ini jadi salah satu yang paling populer di dunia. Sampai saat ini, kalian tentu sudah tidak asing dengan berbagai deretan judul game yang digarap mereka seperti Assassin’s Creed, Tom Clancy’s, Prince of Persia, dan Watch Dogs.
Perusahaan yang didirikan oleh lima bersaudara dari keluarga Guillemot berhasil merilis banyak video game sejak 1986. Di tahun pertamanya, Ubisoft sempat mengeluarkan game berjudul Zombi.
Nah, masih ada fakta menarik tentang Ubisoft yang wajib banget kalian ketahui. Apalagi kalau kalian memang jadi fans berat game-game buatannya. Langsung aja simak ulasannya di bawah ini!
Didirikan oleh Lima Bersaudara
Tidak jarang perusahaan besar yang ada di dunia didirikan oleh keluarga dan salah satunya adalah Ubisoft. Perusahaan game tersebut didirikan oleh Guillemot bersaudara, tepatnya Christian, Claude, Gérard, Michel, dan Yves.
Pada awalnya, mereka membantu usaha keluarga di bidang pertanian saat masih kuliah. Kelimanya pun menduduki posisi pemasaran, distribusi, dan akuntan. Namun, mental bisnis mereka mulai terasah setelah mereka merasa usaha pertanian yang keluarga mereka jalani takkan lagi menguntungkan. Maka dari itulah mereka merintis bisnis komputer dan segala perangkatnya.
Di antara kelima kakak-beradik tersebut, Yves Guillemot bisa dibilang menjadi salah satu tokoh penting dalam berkembangnya Ubisoft. Pasalnya dia adalah selaku founder dan CEO waralaba asal Perancis itu sejak 1986.
Kemudian empat saudaranya yang juga sebagai pencetus perusahaan tersebut adalah Christian Guillemot, Claude Guillemot, Gerard Guillemot, dan Michel Guillemot. Berangkat dari perusahaan keluarga, akhirnya pada 10 tahun kemudian Ubisoft menjadi perusahaan terbuka yang diperdagangkan secara publik.
Sempat Punya Nama Lain Sebelum Jadi Ubisoft
Saat ini bisa dikatakan bahwa banyak orang yang mengenal perusahaan game ini dengan nama Ubisoft. Namun, tahukah kamu jika sebelumnya waralaba asal Perancis ini punya nama awal yang terdiri dari dua suku kata, yaitu Ubi Soft.
Penggunaan nama Ubi Soft terbilang bertahan cukup lama sejak mereka berdiri pada 1986. Namun, 17 tahun kemudian mereka melakukan perubahan nama menjadi Ubisoft yang sebenarnya tidak terdapat perubahan besar karena hanya menggabungkan dua suku kata jadi satu.
Sejak 2003, mereka tak hanya mengganti nama. Ubisoft juga menyederhanakan logonya dengan desain seperti pusaran air. Logo baru tersebut membawa harapan untuk membuat segala sesuatu yang rumit menjadi lebih minimalis tanpa memengaruhi penjualan ke arah negatif.
Nyaris Diakuisisi EA!
Siapa sih yang enggak mau memiliki punya saham di perusahaan yang memiliki potensi besar untuk maju. Pastinya, ketika sebuah perusahaan memiliki peluang besar pada beberapa waktu ke depan akan banyak mengundang investor datang.
Namun, tak menutup kemungkinan bahwa usaha pembelian hak milik itu datang dari kompetitor. Tujuannya bisa saja agar sang kompetitor tetap memiliki pendapatan ketika perusahaannya kalah bersaing. Sementara itu, bisa juga karena mereka ingin memiliki suara untuk mengendalikan perusahaan yang sedang berkembang itu.
Hal itu terjadi pada Ubisoft yang coba diakusisi oleh Electronic Arts (EA) pada Desember 2004. Perusahaan game asal Amerika Serikat itu melihat bahwa waralaba asal lima saudara itu sebagai kompetitor yang membahayakan.
EA pun akhirnya coba membeli saham milik Ubisoft sebesar 19,94%. Hal itu dilakukan agar bisa mengendalikan perusahaan tersebut yang kemudian menjadi di bawah naungan mereka. Sayang, usaha EA untuk memiliki kuasa lebih atas Ubisoft gagal karena mereka kukuh untuk tetap berdiri sendiri tanpa campur tangan lebih jauh dari sang kompetitor.
Tidak hanya EA yang berupaya melakukan akuisisi kepada Ubisoft, melainkan juga terdapat Vivendi. Hal itu terjadi pada tahun 2015 – 2017 saat franchise media massa tersebut telah memiliki saham sebesar 30%. Namun pihak pengembang dan penerbit game asal Perancis itu sadar bahwa mereka menerima hal yang sama dengan sebelumnya dan akhirnya mereka pun membeli kembali sahamnya.
Assassin’s Creed Jadi Game yang Paling Krusial bagi Ubisoft
Ketika suatu perusahaan game ingin membuat proyek, pasti mereka memikirkan serial mana yang patut dikembangkan. Salah satu alasannya tentu karena game yang ingin dibikin jadi berseri tersebut harus punya pembeli dan penggemar setia.
Dari sekian banyak seri game yang digarap oleh Ubisoft, Assassin’s Creed jadi serial game yang paling laku. Seperti yang dilansir oleh Gamespot dan Fandom, game tersebut berhasil memiliki penjualan sebanyak 140 juta kopi.
Total penjualan dari Assassin’s Creed itu terbilang fantastis karena memiliki selisih yang besar dengan dua game lain milik Ubisoft. Just Dance menempati posisi dua dengan 70 juta kopi, sementara posisi berikutnya diikuti oleh Far Cry yang terjual sebanyak 50 juta.
Jika kalian perhatikan kebanyakan game dari Ubisoft, perusahaan tersebut merilis permainan yang memiliki mode singleplayer dan itu berlaku pada Assassin’s Creed. Game serial tersebut menjadi i salah satu game mereka yang memiliki genre action-adventure yang memiliki sistem lawan dengan komputer.
Sayangnya mereka mengubahnya dengan sistem online pada seri Odyssey. Perubahan tersebut memang terbilang bukan menjadi suatu yang baru di perkembangan video game. Bahkan sekelas GTA pun juga melakukan hal itu demi berusaha menawarkan fitur baru dan tentunya agar tidak dibilang ketinggalan zaman di tengah banyaknya game yang bisa dimainkan secara online.
Comot Lisensi Game Milik Atari
Buat para generasi Z, kalian mungkin masih ingat dengan salah satu game jadul yang cukup fenomenal, yaitu Driver. Game yang memiliki genre serupa dengan GTA itu mampu tampil lebih baik untuk versi PS1. Sepanjang karier video game tersebut berlalu-lalang, serial itu memiliki tujuh seri selama 1999–2004.
Di balik kesuksesan Driver, ternyata pada awalnya seri game tersebut menjadi milik Atari. Lalu Ubisoft bekerja sama dengan pengemang tersebut untuk membeli waralabanya. Namun, bentuk kerja sama ini tidak seperti Ubisoft dengan EA yang bersitegang. Kolaborasi kedua perusahaan tersebut berjalan dengan kesepakatan yang tenteram.
Akhirnya pada tahun 2006 perusahaan Perancis itu membeli seluruh hak milik Driver. Berarti sejak menjadi milik Ubisoft secara penuh, game tersebut telah rilis dalam lima seri, yaitu Parallel Lines, Driver 76, San Francisco, Renegade 3D, dan Speedboat Paradise.
***
Menarik bukan mengenai lima fakta Ubisoft di atas. Kalau kalian punya tanggapan lain jangan sungkan untuk bagikan di kolom komentar, ya. Terus pantengin KINCIR biar kalian enggak ketinggalan kabar seru lainnya seputar game dan esports.