Sejak pertama kali diumumkan pada 2015, Days Gone menjadi salah satu game yang paling ditunggu kehadirannya. Setting kiamat zombie serta dunia terbuka yang tampak imersif membuat game ini tampak begitu menjanjikan. Sayang, SIE Bend Studio selaku developer seakan memberi harapan palsu. Pasalnya, game ini selalu mengalami penundaan, hingga pada akhirnya dirilis secara resmi bulan ini.
Mengambil narasi pascabencana zombie outbreak, Days Gone bakal menawarkan pemainnya untuk bertahan hidup di bawah dunia yang mencekam. Dilengkapi dengan elemen aksi serta sistem RPG dan pengembangan karakter, game eksklusif PS 4 ini bakal menyediakan ruang bermain yang sangat luas.
Nah, apakah penantian selama empat tahun ini akan terbayar? Ataukah justru sebaliknya, menjadi sebuah penantian yang sia-sia? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak ulasan khusus soal Days Gone di bawah ini!
Premis Cerita yang Menarik
Salah satu kekuatan yang sangat menonjol dari Days Gone adalah narasi dan perjalanan yang sangat menyentuh. Di beberapa sisi, pemain mungkin merasa kalau cerita semacam ini terkesan klise. Akan tetapi, game ini justru mampu membangkitkan rasa yang cukup otentik. Semua bermula dari karakter Deacon St. John sebagai protagonis. Karakter yang bakal kalian mainkan sepanjang game ini punya kepribadian menarik serta pengembangan karakter yang terasa cukup baik.
Pada permulaan permainan terlihat kalau Deacon hampir enggak percaya siapa pun. Hal ini sangat masuk akal mengingat dunia baru dipenuhi oleh orang licik yang enggak bisa dipercaya dengan mudah. Kecemasan Deacon dari ketakutannya kehilangan orang terkasih berangsur berubah jadi rasa murka. Pemain bakal menemukan seperti apa idealisme kebebasan yang dipegang oleh Deacon di dalam game.
Keseluruhan petualangan yang bakal pemain rasakan berputar soal konflik kemanusiaan. Di dunia baru, Deacon bakal berhadapan sama ideologi kebebasan yang seolah-olah mengekangnya. Mulai dari motor kesayangannya yang dibongkar oleh orang lain, hingga rekannya Boozer yang dilukai oleh sekte penyembah kehancuran, Rippers. Banyaknya faksi serta sudut pandang membuat narasi yang disajikan sangat segar dan menyusun interpretasi yang baik di luar klasifikasi Days Gone sebagai "game zombie".
Sajian Dunia Terbuka dan Petualangan yang Segar
Pada umumnya, game zombie punya klise dalam latar kota yang hancur. Namun, Days Gone mengambil latar yang mungkin kalian enggak pernah pikirkan sebelumnya, yakni di daratan tinggi pegunungan Pasifik yang masih dipenuhi pepohonan. Berkat totalitas dalam eksekusi grafis, game ini benar-benar akan memanjakan mata kalian.
Semua digambarkan secara detail, mulai dari pepohonan yang rindang dengan dedaunan serta ranting yang terlihat jelas, hingga jurang yang dalam serta bangunan terbengkalai. Hal ini pun berhasil membuat latar pegunungan terasa menentramkan, sekaligus mengancam. Semuanya terasa lengkap dengan pembagian waktu siang dan malam cukup menciptakan suasana yang berbeda dengan kebiasaan para Drifter dan Freaker di game ini.
Keunikan lain yang paling terasa dari format open-world ini adalah penggunaan sepeda motor. Kalian akan diberikan moge yang akan membuka semua dunia terbuka di game ini lewat petualangan yang kalian jalankan. Fitur ini pun dibuat begitu realistis sehingga dunia terbuka Days Gone dan elemen petualangannya makin terasa.
Game ini mengharuskan kalian mengisi bensin jika ingin berkendara cukup jauh. Hal ini tentunya bikin kalian enggak bisa sembarangan mengendarai motor jauh-jauh. Hal ini pun memaksa kalian untuk berinteraksi dengan tempat baru ketika mencari bahan bakar. Kecermatan ini sangat baik mengingat game ini bakal membuat pemainnya harus berinteraksi dengan banyak tempat.
Menuju akhir permainan, pemain bakal membuka banyak kawasan baru dan bertemu pemandangan yang lebih segar. Puncak bersalju, danau, atau sungai yang tersebar di pegunungan ini telah menciptakan dimensi yang sangat baik. Kehadiran camp serta beberapa safe house yang bisa dikunjungi membuat kalian seolah-olah mendapatkan tempat untuk rehat sejenak.
Aspek Survival yang Menantang
Dari segi penyintasan, Days Gone sejatinya enggak banyak memprakarsai sistem baru. Sistem crafting dalam game ini misalnya, berputar soal barang-barang bekas yang bisa pemain olah untuk menjadi alat baru seperti first aid kit atau bom molotov. Sayangnya, sistem crafting hanya berkutat pada supplies. Kalian tidak bisa membuat senjata baru yang seharusnya dapat menjadi fitur utama. Kumpulan scrap atau barang bekas ini hanya bakal berguna untuk memperbaiki motor atau senjata melee yang hancur.
Selain crafting, aspek survival lain seperti ragam aktivitas permainan jadi suguhan yang cukup baik di game ini. Untuk menambah reputasi kepada camp, kalian harus membasmi sarang Freaker yang juga jadi jalan untuk membatasi investasi di area sekitar. Jika kalian telaten melakukannya, penyebaran Freaker pun dapat ditahan hingga jumlahnya makin sedikit di alam.
Zombie atau "Freaker" yang jadi 'teman' kalian di game ini dibuat sangat cermat. Meski punya tampilan yang sama antara satu dengan yang lain, mereka punya ragam model adaptasi layaknya makhluk hidup. Di siang hari, mereka bakal berhibernasi di sarang yang mereka sulam dari dahan-dahan pohon. Ada indikasi juga kalau mereka bisa berkembang biak. Di dalam game, beberapa mutasi dan jenis baru Freaker bakal menambah tantangan yang ada di dalam game ini.
Beragamnya jenis Freaker membuat pemain enggak bisa asal menghadapi mereka. Contoh saja Newt yang jadi semacam "bocah zombie". Saat Newt sendirian, mereka cenderung akan menghindar dari kalian dan mendiami tempat tinggi. Meski terkesan enggak berbahaya, Newt justru akan langsung bergumul menyerbu jika kalian lengah mendatangi wilayah mereka.
Pertimbangan semacam ini membuat permainan yang ada di Days Gone jadi sangat menarik dari segi gameplay. Keterbatasan senjata dan amunisi membuat kalian harus cermat dalam menghadapi situasi. Untuk itulah, stealth alias gaya bermain senyap sangat disarankan untuk membunuh para penghuni camp atau para Freaker yang mendiami bangunan tertentu.
Fitur-fitur Unggulan yang Kurang Menyentuh
Sebagai kompensasi keterbatasan peluru, Days Gone memberikan sistem pertarungan jarak dekat (melee) yang terasa cukup baik. Kalian akan merasakan sensasi ala hack-and-slash ketika menggunakan senjata melee.
Dengan kontrol yang langsung mengunci, setiap senjata melee yang kalian pungut seperti tongkat baseball atau papan kayu biasa bakal punya dampak serangan. Meski enggak besar, mereka bisa membantu pemain menghemat peluru atau menjaga para freaker agar enggak menyentuh pemain.
Penggunaan senjata melee dilengkapi dengan fitur roll yang malah menambah nuansa permainan jarak dekat. Di sisi lain, mekanik shooting yang game ini tawarkan punya realisme yang sangat buruk. Tengok saja senjata crossbow yang panahnya terlempar sangat lambat. Apalagi, beberapa tembakan yang mengenai karakter freaker enggak terlalu berdampak. Efek bocor atau darah enggak menghiasi detail yang seharusnya digarap dengan baik.
Beberapa kekurangan lain yang ada di game ini menyasar pada sistem stealth yang terkesan aneh. Baik karakter freaker atau manusia yang menjadi musuh punya sensitivitas yang sama. Seolah-olah desain karakternya dibuat berbeda saja. Pemain hanya perlu menekan tombol crouch dan dalam jarak yang sangat dekat sekalipun. Baik freaker maupun para Rippers enggak akan menyadari keberadaan pemain.
Notifikasi suara yang ditampilkan pada user interface seakan enggak memiliki fungsi lantaran enggak ada sensitivitas dimensi. Semua gerakan punya output suara yang sama dan berdasar pada kecepatan langkah pemain saja.
Terakhir, kontrol motor di game ini sangat mengecewakan. Meski punya handling yang bagus, realisme karakter saat menungganginya sedikit bikin frustrasi. Dari mulai enggak gampang jatuh, enggak ada efek ketika menabrak karakter freaker, sampai di pengembangan yang enggak terasa efeknya bikin fitur ini jadi salah satu yang paling minus di Days Gone.
Sang pengembang memang pintar memainkan nuansa dan narasi kalau kataker Deacon adalah anggota geng motor sehingga bakal punya ikatan batin sama kendaraan roda dua. Sayangnya, mereka seakan enggak berusaha memperbaiki beberapa realisme sehingga membuat game ini terkesan buru-buru menyelesaikan fitur yang harusnya bisa dieksekusi dengan baik.
***
Sebagai salah satu game eksklusif, Days Gone sangat membekas dari bangunan dunia dan narasi yang mereka bangun. Sayangnya, beragam fitur yang dihadirkan terkesan sangat ambisius dan sang pengembang enggak mampu mengantarkannya dengan baik. Meski begitu, beberapa elemen yang bertahan masih mampu memberikan gairah bermain yang cukup efektif. Semoga saja Sony Interactive Entertainment dan Bend Studio bisa menghadirkan sekuel yang sempurna jika proyek pengerjaannya bergulir nanti.
Kalau menurut kalian sendiri bagaimana? Apakah beberapa aspek dalam Days Gone cukup untuk memenuhi ekspektasi? Bagikan pendapat dan rating versi kalian di kolom ulasan atas, ya! Terus ikutin juga review game lainnya hanya di kanal KINCIR!