eFootball 2023 menjadi salah satu game yang dipertandingkan dalam turnamen IESF 2022. Timnas Indonesia bahkan berhasil meraih gelar juara dalam cabang game sepak bola tersebut, setelah Elga Cahya Putra mengalahkan wakil Argentina pada Sabtu (10/12).
Beberapa negara mengikuti kompetisi tersebut, termasuk timnas Belanda. Namun sayangnya timnas Oranye harus tersingkir pada babak grup, setelah kalah saing dengan Brasil maupun Malaysia.
Meskipun demikian, terdapat kisah menarik dari Yos Sonneveld yang mewakili timnas Belanda. Ia merupakan pemain eFootball 2023 asal Belanda, yang memiliki garis keturunan Indonesia. Selain itu ia juga cukup fasih berbicara menggunakan Bahasa Indonesia.
Laki-laki yang akrab dengan sebutan indominator94 ini juga sempat menjadi pemain sepak bola profesional, sebelum beralih sebagai atlet esports profesional. Kesuksesannya sebagai pro player, membuatnya pernah memperkuat beberapa klub sepak bola besar Eropa sebagai atlet esports.
Penasaran dengan perbincangan KINCIR dengan Yos Sonneveld pada turnamen IESF 2022? Yuk, simak berita lengkapnya dalam artikel berikut ini!
Profil Yos “indominator94” Sonneveld, pemain timnas Belanda di IESF 2022
Atlet esports asal Belanda yang fasih berbicara Bahasa Indonesia
Yos Sonneveld alias indominator94 merupakan atlet esports asal Belanda yang memiliki garis keturunan Indonesia. Darah Indonesia ia dapat dari sosok ibunya, yang berasal dari Semarang. Bahkan ia juga lahir di Jakarta, sebelum pindah ke Belanda saat ia berumur 2 tahun.
“Nama saya Yos Sonneveld, atau biasa dikenal dengan sebutan indominator94. Saya atlet eFootball 2023 dari Belanda, dan saat ini saya berusia 28 tahun. Aku lahir di Jakarta, tetapi pas umur 2 tahun saya dan keluarga pindah ke Belanda. Ibuku berasal dari Semarang, sedangkan bapak berasal dari Belanda. Aku sudah pernah pulang kampung ke Indonesia selama 7 kali, dan ini adalah kali pertama aku ke Bali,” ujar Yos “indominator94” Sonneveld saat ia memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Indonesia.
Memiliki latar belakang Indonesia tentunya membuat turnamen ini terasa cukup spesial bagi Yos. Ia mengaku merasa campur aduk, lantaran ia bertanding mewakili timnas Belanda di tanah kelahirannya. Meskipun demikian, latar belakang Indonesia yang ia miliki membuatnya berasa di rumah.
“Bisa bertanding dalam turnamen IESF 2022 rasanya campur aduk buat saya. Saya lahir di Indonesia, tetapi saya mewakili timnas Belanda untuk bertanding di Indonesia. Rasanya seperti berada di rumah, karena saya kenal beberapa orang yang mengorganisir turnamen ini. Sebuah kebanggaan besar bagi saya bisa mewakili Belanda, dan ini merupakan perasaan yang tiada duanya,” lanjut Yos.
Ikatan Yos dengan Indonesia semakin kuat, lantaran ia juga pernah bermain untuk PSIS Semarang. Ia mewakili tim asal Semarang tersebut, dalam turnamen IFEL yang berlangsung pada pertengahan tahun ini.
“Saya sudah empat bulan terakhir ini tinggal di Jakarta, karena saya ikut turnamen IFEL mewakili PSIS Semarang. Ini adalah pertama kalinya saya bertanding di Indonesia, tetapi mewakili timnas Belanda,” ucap Yos Sonneveld kepada KINCIR.
Bertanding dalam turnamen tersebut, membuat Yos merasakan hebatnya permainan pemain-pemain eFootball 2023 asal Indonesia. Ia mengatakan jika level permainan atlet-atlet Indonesia sangat tinggi, jika ia bandingkan dengan level permainan di Eropa.
“Turnamen IFEL tersebut merupakan kali pertama saya bertanding dalam skena kompetitif Indonesia. Level permainan di Indonesia sangat tinggi, jika saya bandingkan dengan Eropa dan terlebih Belanda. Sayangnya saya gagal menembus 8 besar untuk lolos ke babak berikutnya, namun itu menjadi pengalaman luar biasa buat saya. Saya termasuk dalam dua pemain asing di turnamen tersebut, dan level permainan atlet-atlet Indonesia sangat tinggi seperti yang sudah saya bilang sebelumnya,”
Dari lapangan hijau ke lapangan virtual
Uniknya lagi, awal karier Yos sebagai atlet esports profesional cukup berbeda dengan kebanyakan pemain lainnya. Sebelum menjadi atlet esports, ia merupakan mantan pemain sepak bola profesional. Bahkan ia sempat menjalani uji coba dengan PSIS Semarang, klub yang ia bela dalam turnamen eFootball 2023 yang lalu.
“Sebelum jadi pemain esports profesional, saya dulu pernah menjadi pemain sepak bola profesional. Saya pernah ikut seleksi bersama dengan klub sepak bola PSIS Semarang. Namun saat itu sudah banyak pemain asing yang memperkuat PSIS Semarang, sehingga saya enggak terpilih. Setelah itu saya pulang ke Belanda, dan bermain di klub Divisi 4. Namun sayangnya karena cedera, saya harus berhenti bermain sepak bola secara profesional. Pada akhirnya saya memutuskan buat jadi atlet esports pada tahun 2015,” cerita Yos secara eksklusif kepada KINCIR.
Meskipun karier sepak bolanya harus berakhir secara dini akibat cedera, namun passion Yos kepada sepak bola beralih ke ranah video game. Ia memutuskan untuk menjadi atlet eFootball profesional, dan berhasil meraih berbagai penghargaan. Misalnya ia pernah menjadi runner-up kejuaraan dunia, yang membuat kariernya langsung melambung tinggi.
“Saya sudah bermain PES sejak Pro Evolution Soccer 3 bersama saudara saya, dan sejak itu saya enggak berpindah ke game sepak bola lain. Kemudian sejak 2015 saya sudah mulai ikut kompetisi PES, dan sejak itu saya sudah meraih banyak penghargaan. Momen puncaknya adalah pada tahun 2017, aku berhasil jadi juara di Belanda dan tahun 2018 jadi runner-up kejuaraan dunia,” ujar Yos.
Kehebatannya dalam mengolah bola secara virtual, membuat klub-klub besar Eropa tertarik untuk merekrut dirinya. Ia pernah merepresentasikan Glasgow Celtic dan Arsenal, yang notabene merupakan dua klub besar asal Eropa.
“Setelah meraih penghargaan tersebut, saya mulai bergabung ke beberapa klub besar Eropa. Misalnya saya pernah bermain untuk Glasgow Celtic asal Skotlandia selama dua musim. Setelah itu saya bergabung dengan Arsenal selama dua tahun. Itulah beberapa achievement terbesar yang pernah saya raih,” lanjut Yos.
Melalui PES/eFootball, Yos berhasil mewujudkan cita-citanya dan mungkin cita-cita banyak orang. Merepresentasikan klub sebesar Arsenal atau Glasgow Celtic tentunya merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Yos.
“Sekarang banyak sekali klub sepak bola profesional yang terjun ke PES/eFootball. Itulah momen terbaik buat saya. Saya selalu bermimpi untuk bisa merepresentasikan klub-klub sepak bola profesional. Jika saya tidak bisa merepresentasikan mereka di sepak bola sungguhan, maka saya bahagia merepresentasikan mereka lewat esports atau gaming. Sudah empat tahun saya bermain eFootball secara profesional, dan saya berterima kasih kepada klub-klub yang telah merekrut saya,” pungkas Yos kepada KINCIR
***
Pengalamannya yang sudah malang melintang dalam skena kompetitif eFootball atau PES, membuat Yos melihat jika eFootball memiliki potensi yang luar biasa besar. Ia berharap dengan terus berkembangnya eFootball, skena kompetitif game tersebut juga turut berkembang.
“Jika saya bandingkan dengan FIFA, skena kompetitif eFootball masih sangat berkembang. Saat ini skena kompetitif eFootball belum menjadi yang terbesar, dan masih ada beberapa ruang untuk terus berkembang. Misalnya dalam beberapa turnamen yang saya mainkan, aspek teknisnya masih belum terlalu bagus. Saya melihat potensi IFEL di Indonesia serta beberapa liga di Eropa, dan game eFootball sendiri juga saya rasa semakin besar tiap tahunnya. Harapannya seiring dengan semakin berkembangnya eFootball, skena kompetitifnya juga ikut berkembang,” tutup Yos.
Dari kisah yang Yos paparkan kepada KINCIR, kita dapat melihat jika satu pintu yang tertutup bukan berarti jalan untuk mewujudkan mimpinya benar-benar tertutup. Walaupun kariernya sebagai pemain sepak bola harus terhenti, namun ia tetap bisa mewujudkan mimpinya bermain untuk klub besar Eropa lewat game PES atau eFootball.
Jangan lupa buat terus mengunjungi KINCIR untuk mendapatkan informasi terbaru soal games dan esports!