– Di luar keepikan gamenya, ternyata ada beberapa hal yang bisa dibilang menyebalkan dari Ghost of Tsushima.
– Ada yang berpengaruh sama gameplay, tapi ada juga yang sebenarnya bisa dinikmati meski ngeselin!
*Artikel ini mengandung bocoran yang bisa mengganggu kenyamanan kalian bermain Ghost of Tsushima.
Game eksklusif dari PlayStation, yaitu Ghost of Tsushima memang banyak menghadirkan kesan positif yang membuat pemainnya terhibur. Dari grafik jempolan hingga sistem tarung yang seru jadi keunggulan yang bisa dibanggakan Sucker Punch sebagai pengembang.
Sayangnya dibalik semua keseruan tersebut, terselip beberapa hal yang kurang berkenan di hati pemain (terutama KINCIR). Sejauh ini, KINCIR menemukan tujuh poin ngeselin yang ada di Ghost of Tsushima. Kalau kalian berniat membeli game ini, siap-siap aja menghadapi hal-hal menyebalkan yang bakal dibahas berikut!
1. Penguasaan Stance
Di dalam game besutan Sucker Punch ini terdapat empat stance atau kuda-kuda. Memang sebagai seorang Samurai, kuda-kuda ini menjadi pondasi dasar untuk menguatkan tebasan pedang. Akan tetapi, di Ghost of Tsushima, hal tersebut bisa jadi menyebalkan untuk para pemain.
Pasalnya, game ini menghadirkan berbagai tipe musuh yang bisa dikalahkan dengan stance tertentu. Buat yang belum tahu, ada empat stance yang harus dikuasai agar makin mudah membantai bangsa Mongol. Nah, jumlahnya yang cukup banyak tersebut jadi merepotkan kala bertemu musuh yang beragam.
Sebagai contoh, Water Stance sangat efektif untuk melawan musuh yang menggunakan perisai atau Moon Stance bisa jadi kuda-kuda yang paling tepat ketika berhadapan dengan musuh bertubuh besar. nah, masalahnya musuh di Ghost of Tsushima datang secara bergerombol dan punya tipe berbeda-beda.
Kalian tidak akan dihadapkan dengan gelombang musuh dengan jenis yang sama. Misalkan, pertarungan pertama kalian berhadapan dengan musuh yang menggunakan pedang saja. Kalau kasus seperti ini mungkin kalian akan dimudahkan untuk mengganti stance.
Dalam kondisi sesungguhnya, kalian harus terus menyesuaikan stance selama bertarung. Selepas membunuh musuh dengan perisai, musuh yang menggunakan tombak tiba-tiba menyerang dan kalian harus dengan sigap mengganti stance.
Nah, kalau kalian berpikir lambat untuk mengganti stance, bisa-bisa kalian akan mati dengan mudah. Meskipun bisa-bisa saja melawan mereka dengan jenis kuda-kuda yang sama, namun kalian akan dituntut usaha ekstra untuk melawan.
Gonta-ganti stance inilah yang kadang jadi nyebelin. Soalnya, kita bisa lupa sama stance ini karena sibuk menghindari serangan yang bertubi-tubi datang. Apalagi tombol untuk menggantinya berbeda-beda, jadi selain menghapal musuh kalian juga harus mengetahui tombol mana untuk mengganti stance yang cocok.
2. Ideologi Samurai yang Kadang Nyusahin
Di jagar per-Samurai-an, menghadapi musuh secara langsung adalah sebuah kewajiban. Sama seperti yang dibawa oleh Sucker Punch dalam Ghost of Tsushima. Pasalnya, untuk menghadapi lawan di beberapa fase kalian harus menghadapi musuh secara terang-terangan.
Inilah yang kadang membuat kita kerepotan. Masalahnya yang kita tantang bukanlah pasukan patroli yang jumlahnya sedikit, melainkan markas besar yang isinya puluhan bangsa Mongol! Kalau mereka maju satu per satu mungkin tidak akan jadi masalah. Nyatanya, sekali menantang semua pasukan yang berada di markas langsung menyerbu kita yang sendirian.
Di awal-awal game hal ini harus kita lakukan mengingat Jin Sakai (karakter utama) sangat memegang teguh ideologi Samurai tersebut. Menurutnya membunuh musuh secara diam-diam akan mencoreng kehormatan seorang Samurai. Karena ini masih di awal game, kalian sebagai pemula pastinya akan kesulitan menghadapi bangsa Mongol secara bersamaan.
Sialnya lagi, kalian tidak bisa mencoba untuk menyelinap masuk ke markas musuh di awal game. Kalian harus masuk lewat gerbang depan dan berteriak lantang untuk menantang pasukan yang sedang berjaga. Aksi ini tentunya akan menarik perhatian musuh yang lain. Alhasil kalian akan dikeroyok oleh bangsa Mongol dan akan kesulitan karena baru main.
3. Sosok Paman Tidak Tahu Berterima Kasih
Tiap karakter di Ghost of Tsushima punya sifat yang bisa bikin kita terkesima. Sayangnya, hal ini tidak untuk si Paman, yaitu Lord Shimura. Nah, orang ini awalnya memang digambarkan sebagai seorang raja yang bijak dan karismatik. Di bawah kepemimpinannya begitu tersohor karena membuat wilayah Tsushima sangat makmur dan tentram.
Akan tetapi, di pertengahan game kalian akan menemukan bahwa Lord Shimura hanyalah orang tua dengan pemikiran kolot! Yap, kalian tidak salah baca karena setelah diselamatkan oleh Jin Sakai, Lord Shimura mengutuk keras Jin Sakai karena tidak lagi memegang teguh ideologi Samurai.
Dalam misi penyelematannya, Jin Sakai pakai cara diam-diam dan menyelinap ke dalam markas musuh. Nah, proses ini yang dipermasalahkan oleh Lord Shimura. Dirinya menganggap bahwa Jin Sakai bukan lagi seorang Samurai karena telah mencoreng adat istiadat Samurai.
Lord Shimura menginginkan dirinya diselamatkan dengan cara yang terhormat, bukan diam-diam seperti itu. Bukannya berterima kasih kepada Jin Sakai yang telah menyelamatkannya dari Mongol, malah menceramahi karakter utama agar bertobat dan kembali ke jalan Samurai.
Ketika sampai pada kisah ini, rasa hormat KINCIR kepada Lord Shimura langsung hilang seketika. Orang tua ini benar-benar tidak tahu terima kasih, padahal bagaimana pun Jin Sakai sudah mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya.
4. Lokasi Misi yang Jaraknya Terlalu Jauh
Terbayang tidak bagaimana lelahnya jalan berkilo-kilo meter hanya menggunakan kuda? Kalau belum, kalian akan merasakan jauhnya lokasi tiap misi yang ada di Ghost of Tsushima. Untuk formula open world, hal ini memang menjadi nilai positif karena wilayah Tsushima ditampilkan dengan keindahan alam yang luar biasa.
Sayangnya, perjalanan dari misi ke misi itu sangat jauh. Dalam jarak tiga kilometer mungkin akan memakan waktu sekitar tiga sampai lima menit. Nah, selama itu kalian hanya akan diperlihatkan padang rumput dan pepohonan rindang serta bunga-bunga yang sedap dipandang.
Padahal, tujuan kalian bermain ini bukanlah hanya sekedar melihat pemandangan, melainkan melawan bangsa Mongol untuk membebaskan Tsushima dari penjajahan. Tapi waktu kalian akan lebih banyak dihabiskan di jalan daripada bertarung dengan bangsa Mongol.
Mungkin Sucker Punch memang sengaja membuat format game seperti ini. Seakan-akan tema open world yang dihadirkan tidak ingin disia-siakan begitu saja oleh para pemain dan kita dipaksa untuk menikmati semua pemandangan yang telah dihadirkan oleh sang pengembang.
5. Karakter Pendukung Nirfaedah
Selama menjalani misi membebaskan Tsushima dari bangsa Mongol, kalian akan mencari para jawara yang tersebar di seluruh wilayah Tsushima. Beberapa di antaranya punya pasukan khusus yang menambah daya perang kalian ketika menggebrak markas utama bangsa Mongol. Beberapa lagi tampil sendirian alih-alih membalaskan dendam klan yang telah habis dibantai.
Nah, mereka yang sendirian sepertinya tidak terasa membantu dalam peperangan. Sedikit spoiler ada tokoh bernama Masako Adachi. Wanita paruh baya yang merupakan salah satu tetua di klan Adachi. Nah, semenjak penjajahan Mongol, satu per satu anggota klan habis dibunuh dan tinggal menyisakan Masako seorang diri.
Jin Sakai yang menemuinya pun meminta bantuan untuk melepaskan Lord Shimura. Ternyata, di dalam pertempuran NPC satu ini jarang terlihat membunuh musuh. Dengan panahnya Masako hanya memberikan secuil damage bagi musuh. Sisanya, ya kalianlah yang menggunakan karakter utama yang harus membantai seluruh musuh.
Selain Masako, ada lagi Yuna dan Taka. Kakak beradik yang terpisah ini akhirnya bertemu kembali berkat adanya Jin Sakai. Berbicara soal pertempuran, Yuna hanya menyarankan untuk melakukan stealth mode. Sedangkan Taka merupakan serang pandai besi yang pengecut.
Kalau semua karakter pendukung disatukan masih terbilang percuma karena ujung-ujungnya Jin Sakai yang membantai mayoritas musuh. Sedangkan para NPC Ini lebih banyak terlihat adu mata dengan musuh sambil kuda-kuda tanpa adanya baku hantam.
6. Minim Boss, Minim Tantangan
Game ini tidak bersifat linear layaknya Sekiro: Shadow Die Twice atau Nioh 2 yang memungkinkan tiap stage akan dihadirkan mini bos. Di Ghost of Tsushima kalian akan banyak bertemu dengan panglima perang yang berada di tiap desa jajahan. Para panglima ini sayangnya tidak spesial, mereka setara dengan prajurit namun memiliki tingkat HP yang lebih tinggi.
Di dalam game ini karakter antagonis yang punya peran khusus hanyalah Ryuzo yang merupakan ketua dari kelompok Topi Jerami dan Khotun Khan sang Raja dari Mongol. Mereka berdua akan menjadi lawan kalian menuju akhir cerita utama dari perjuangan pembebasan tanah Tsushima. Sisanya, seperti yang telah disebutkan, tidak ada yang spesial.
Justru kalian akan menemukan semacam mini bos di Mythical Quest yang terlepas dari cerita utama. Di misi ini terdapat sejumlah karakter kuat seperti petapa iblis dan keturunan dari pemanah legendaris. Tentunya dengan melawan mereka akan menghadiahkan armor spesial dan senjata khusus.
Sangat disayangkan memang kurangnya karakter khusus untuk dilawan, sebab bagaimanapun hadirnya tokoh antagonis akan menambah tantangan bermain. Selain itu, ada rasa bangga ketika berhasil menumpas para petinggi Mongol di game Ghost of Tsushima yang notabene bengis dan keji.
7. Cut Scene yang Terlalu Lama
Terakhir, ini yang cukup memakan waktu lama kala kalian bermain Ghost of Tsushima. Selain punya durasi yang panjang, cut scene di game ini tidak bisa di-skip. Artinya kalian harus menonton seluruh cerita yang diberikan oleh NPC. Bagi kalian yang memiliki waktu luang mungkin tidak bermasalah, namun rasa gemas ingin membantai bangsa Mongol jadi tertahan karena harus mendengarkan cerita terlebih dahulu.
Bagi yang ingin mendalami cerita di Ghost of Tsushima, kalian memang harus mendengarkan cerita secara keseluruhan. Meskipun beberapa di antaranya tidak menyambung pada alur yang disajikan. Contohnya pada misi-misi sampingan, kalian harus mendengarkan keluhan seseorang yang kehilangan kekasih atau keluarga tercintanya.
Kisah lain yang cukup memakan waktu adalah biasanya karena dendam desa mereka dibakar oleh Mongol dan mencari balas dendam. Nah, amarah mereka harus kalian dengarkan secara seksama meskipun tidak berpengaruh kepada misi utama yang dijalani.
Tidak adanya tombol skip selama durasi cut scene cukup menyebalkan, apalagi bagi kalian yang mengincar peperangan di dalam game. Semakin jauh kisah yang kalian jalani, semakin lama juga durasi cut scene yang harus kalian tonton.
***
Secara keseluruhan, game Ghost of Tsushima punya segudang keseruan untuk para pemainnya. Sayangnya, tujuh poin ini sedikit-banyak bisa mengganggu dan membuat game ini terkesan nyebelin. Bahkan ada yang sampai membuat alur permainan jadi terganggu ketika harus memakan waktu cukup lama tanpa pertarungan.
Bagi kalian yang sudah bermain Ghost of Tsushima, adakah hal lain yang mengganggu keseruan bermain kalian? Silakan tuang jawabannya di kolom komentar, ya! Jangan lupa kunjungi KINCIR agar mendapatkan informasi seru seputar game dan esports lainnya.