Biasanya, sebuah game akan membuat lo terkesima dengan dimainkan secara total. Tapi, gimana jadinya kalau game yang lo mainkan enggak ada interaksi sama sekali alias cuma menyuruh lo berjalan saja. Game dengan genre walking simulator bisa jadi membosankan buat lo yang haus akan aksi. Tapi, jangan salah kaprah kalau game berjenis ini enggak akan membuat lo terkesan. Justru dengan minimnya aksi, lo harus menjalani narasi di dalam game ini. Di sanalah lo akan menemukan sesuatu yang berbeda kalau game juga bisa jadi medium penceritaan yang unik.
Penasaran apa saja game walking simulator yang bakal bikin lo mikir lebih keras? Simak beberapa pilihan berikut ini!
1. The Stanley Parable
Awalnya, seorang bernama Davey Wreden tertarik untuk membuat mods dari game Half-Life 2 yang kemudian ia beri nama "The Stanley Parable". Didorong oleh komunitas, ia lantas membuat mods tersebut menjadi sebuah game utuh dengan dibantu oleh beberapa rekan dan dipublikasikan oleh studio Galactic Cafe. Game ini justru mendapat kritik sangat baik dan digadang-gadang punya jalan cerita yang sangat menarik.
Lo didorong untuk membuat pilihan yang akan membuat lo menghadapi situasi yang sedikit absurd. Dibantu oleh seorang narator yang akan memberi lo banyak komentar yang sedikit konyol, game ini akan membuat lo kebingungan. Jika ditelaah, The Stanley Parable menarasikan komentar satire tentang dunia game dan efeknya terhadap dunia nyata. Parabel akan pilihan membuat lo diandaikan sebagai pemain yang dipaksa mengikuti narator. Kalau lo membangkang, lo justru mendapat ending yang sangat aneh tapi di sanalah intuisi lo diuji untuk menemukan hal-hal menarik di game ini.
2. Life is Strange
Game ini jadi pilihan banyak orang untuk bisa meraih penghargaan tinggi British Academy of Film and Television Arts (BAFTA) untuk kategori game tahun 2016 lalu. Dengan narasi yang dekat dengan kehidupan nyata, lo seakan menghadapi konflik klise soal persahabatan dan pengorbanan. Didukung oleh sedikit fitur pengendalian waktu, lo bisa memodifikasi pilihan lo di game ini.
Yang membuat Life is Strange juga lebih menarik adalah keberadaan scoring dan pilihan musik yang bikin lo ketagihan. Menikmati Life is Strange seakan menonton film serial yang membawa narasi ABG di dalamnya. Sebuah prekuel dan sekuel mereka Life is Strange 2 juga masih membawa corak dan bentuk yang hampir sama dan jadi bentuk game naratif, walking simulator yang padat dan akan membuat lo sangat terhibur. Wajar kalau perusahaan sebesar Square Enix tertarik mempublikasikan pengembangan serial ini.
3. Dear Esther
Hampir sama dengan The Stanley Parable, game bertajuk Dear Esther juga berangkat dari modifikasi Half-Life 2. Dengan menawarkan scoring berbentuk ambience dan pemandangan penuh warna dari senja di ujung dunia, Dear Esther akan memanjakan mata dan perasaan lo. Game ini juga didukung oleh narator yang akan menceritakan kepada lo beberapa kejadian dan latar belakang cerita yang sangat liris.
Siapa sangka kalau game di tahun 2012 yang hanya menyuruh lo berjalan dari rumah bekas di ujung bukit yang menjulang dekat laut bisa membuat lo berpikir dan tenggelam di jalan ceritanya. Enggak ada orang lain atau NPC yang akan lo temukan di game ini dan hanya akan membuat lo berjalan-jalan di antara pemandangan fiktif yang akan bikin lo nyaman sepanjang game. Di antara banyaknya pilihan game dengan genre ini, wajar kalau Dear Esther sering disebut sebagai pelopor karena berhasil menyediakan narasi dan ruang bermain yang bikin lo terkesima.
4. Gone Home
Kalau walking simulator harus memanjakan pemain dengan penjelajahan, Gone Home akan memberi lo ruang terbatas yang hanya akan sampai di satu bangunan rumah saja. Meski begitu, lo enggak akan kehabisan waktu untuk menjelajahi cerita di dalam game ini. Lo akan bermain sebagai Katie Greenbriar yang akan kembali ke rumah di masa kecilnya.
Lo akan mendapati barang-barang di rumah tersebut yang sudah dibungkus kardus dan siap untuk dipindahkan. Di sini lo akan membaca petunjuk dan catatan-catatan yang akan membawa lo pada narasi keluarga Katie. Lo akan menemukan sosok ayah Katie yang sempat mencoba menjadi penulis namun gagal atau sosok Janice, ibu yang juga punya insight sebagai aktivis lingkungan hidup. Lo juga akan mendapati problema adik lo, Samantha yang sempat punya masalah karena menjadi seorang lesbian. Di antara barang-barang di rumah tersebut, lo akan dihantui perasaan nostalgia dan simpati kepada anggota keluarga fiktif lo tersebut.
5. The Beginner's Guide
Setelah sukses dengan The Stanley Parable, Davey Wreden mengembangkan game keduanya bertajuk The Beginner's Guide. Berbeda dengan The Stanley Parable yang bisa membuat pemain bebas berjalanan ke area kantor, The Beginner's Guide mengharuskan pemain mengikuti narasi yang khusus disuarakan oleh sang pembuat game. Nantinya pemain akan mencoba beberapa desain level yang Davey ceritakan dibuat oleh temannya yang bernama Coda.
Lo akan menemukan desain level yang unik seperti tangga yang akan membuat lo berjalan sangat lambat atau level khusus yang hanya bisa diselesaikan dengan cara berjalan mundur. Dengan narasi yang berat soal kritik terhadap game, wajar kalau karya kedua Davey Wreden ini juga mendapat kritik yang sangat baik. The Beginner's Guide membawa penceritaan yang berat tentang dunia pembuatan game dan juga input soal pemaknaan sebuah game dan level tertentu.
***
Meski punya mekanik yang sangat sederhana dengan hanya berjalan, kelima game ini punya bobot cerita yang enggak main-main. Lo akan menemukan sentuhan yang berbeda saat bermain game ketika mekanisme bertarung dihilangkan dari game tersebut. Apakah lo juga salah satu penggemar genre game yang seperti ini? Jangan ragu bagikan pendapat lo di kolom komentar ya!