Biasanya, film yang direkomendasikan untuk menjadi tontonan adalah film dengan rating tinggi, baik dari segi kritikus mau pun penonton. Namun, kualitas dari sebuah film kadang enggak berbanding lurus dengan kenikmatan yang disajikan kepada penonton.
Ada beberapa film dengan rating rendah, bahkan secara kualitas mungkin enggak layak disebut sebagai film komersial, tetapi justru sangat menghibur!
Kadang, untuk menjadi movie addicts kamu enggak selalu harus menonton film terbaik. Beberapa film dengan rating buruk dan kualitas buruk nyatanya bisa memberi insights baru, inspirasi, dan sedikit menghibur. Simak di sini dan tonton jika kamu ingin iseng.
Iseng? Coba nonton 6 rekomendasi film buruk yang harus kamu tonton sekali seumur hidup
The Ridiculous 6 (2015)
Saat berbicara mengenai film terburuk yang menghibur, rasanya enggak mungkin menghilangkan film besutan rumah produksi Happy Madison-nya Adam Sandlers. Sandlers memang jago dalam membuat film yang enggak logis, ceritanya enggak jelas, karakterisasinya dangkal, tetapi sangat menghibur. Formula untuk menikmati mayoritas film Sandlers adalah dengan enggak mikir sama sekali.
Salah satu film Adam Sandlers dengan rating yang sangat buruk adalah The Ridiculous 6. Dibintangi oleh semua komedian kelas A yang sering bermain film receh, The Ridiculous 6 berkisah tentang enam orang anak dari ibu berbeda, bapak yang sama, bermaksud untuk menolong bapak mereka yang diduga ditawan orang jahat.
Film ini sangat kacau, rasis, dengan muatan slapsticks yang kental. Namun, harus diakui bahwa semua humornya membuat kita terpingkal-pingkal.
Jack and Jill (2011)
Satu lagi film terburuk dari Adam Sandlers yang layak buat kamu tonton setidaknya sekali seumur hidup. Jack dan Jill adalah kembaran beda kelamin yang sama-sama dibintangi oleh Adam Sandlers. Saat Jack memiliki hidup yang sukses dengan istri cantik dan anak sehat, Jill menjadi pecundang jorok yang bermasalah dengan kepribadian dan kepercayaan diri.
Riasan Adam Sandler sebagai Jill boleh dibilang sangat kacau dan menjijikkan. Namun, film ini nyatanya dibintangi oleh dua aktor kelas A yang kerap masuk ke nominasi Oscar. Yang pertama adalah Johnny Depp sebagai penonton basket. Yang kedua adalah Al Pacino yang justru menjadi tokoh sentral dalam film ini.
Al Pacino, yang dulu terlihat garang dengan peran sebagai Michael Corleone serta mafia-mafia lainnya, harus rela babak belur menjadi bahan joke receh sebagai dirinya sendiri yang terobsesi pada Jill. Aktor yang pernah mendapatkan Oscar untuk peran sebagai Letkol Angkatan Darat Frank Slade yang buta dalam Scent of a Woman ini juga harus melakoni adegan tarian Dunkacinno, yang diceritakan sebagai produk terbaru Dunkin Donuts.
Tentu bukan uang yang membuat banyak aktor kelas A, bahkan penerima Oscar, kerap main di film Sandlers, termasuk Jack and Jill. Namun, layaknya penonton, mungkin aktor serius butuh refreshing. Dan sama seperti alasan mereka, Jack and Jill adalah film yang bisa bikin kamu rileks jika kamu sedang enggak ingin memakai pikiranmu.
Norbit (2007)
Norbit adalah film yang ceritanya sangat kacau, penuh body shaming, dan tentu saja gurauan slapstick yang kasar. Ratingnya pun rendah. Namun, ada banyak hal yang sebetulnya menarik dari Norbit . Yang pertama adalah bahwa Norbit mampu mendulang keuntungan hingga US$159.313.561 di seluruh dunia.
Yang kedua adalah apresiasi yang didapatkan dalam hal tata rias. Dalam film ini, Eddie Murphy berperan sebagai Norbit sekaligus istrinya yang obesitas dan galak, Rasputia, serta pemilik panti asuhan yang merupakan keturunan Tionghoa. Enggak banyak penonton yang menyangka bahwa Murphy berperan dalam dua gender dan dua ras berbeda.
Norbit mendapatkan delapan nominasi Golden Raspberry Award, sebuah penghargaan untuk film terburuk dan tentu saja kritik pedas dari para pegiat sosial yang merasa kalau film ini kasar. Namun, dengan melepaskan semua kompas moral dan pengetahuan film, Norbit adalah tontonan waktu senggang yang sangat memancing gelak tawa.
Lagipula, walaupun mendapatkan Golden Raspberry Award dalam nominasi aktor terburuk, film ini dinominasikan di Academy Award sebagai Best Make-Up!
Big Momma’s House (2000)
Big Momma’s House memiliki kesamaan dengan Norbit dari segi pemeran dan juga penggunaan tubuh prostetik. Layaknya Norbit, Big Momma diperankan oleh komedian Afro Amerika berbakat.
Ya, tentu kamu sudah enggak asing lagi dengan nama Martin Lawrence. Komedian dan aktor yang satu ini banyak membintangi berbagai film kocak tentang buddy-cop alias kepolisian, termasuk trilogi Bad Boys bersama Will Smith. Nah, Big Momma’s House juga merupakan film dengan tema kepolisian.
Malcolm Turner (Martin Lawrence) dan John Maxwell adalah dua agen FBI yang mendapatkan tugas untuk menangkap Lester Vesco, pembunuh dan perampok bank dengan hukuman seumur hidup yang kabur dari penjara.
Mereka mencurigai bahwa Vesco akan pergi menemui kekasihnya, Sherry Pierce, seorang janda dengan anak satu. Pierce sendiri akan datang ke rumah Big Momma (Hattie Mae Pierce), neneknya. Namun, kedua agen ini mengetahui jika Big Momma akan pergi selama 2 minggu.
Turner pun akhirnya memutuskan untuk menyamar sebagai Big Momma saat Big Momma yang asli pergi. Tentu saja penyamaran ini membuat penampilannya terlihat unik. Sebagai laki-lak yang jantan dan kerap bersinggungan dengan kejahatan, Turner harus mengubah sikapnya menjadi nenek-nenek obesitas yang cerewet dan juga keibuan. Banyak hal kocak yang dilakukan untuk menutupi identitasnya yang sebenarnya.
Big Momma jelas enggak unggul dari segi logika dan cerita. Bahkan, jika dipikir lagi, pemilihan tokoh nenek tua bertubuh obesitas pun sengaja dilakukan demi mendongkrak kelucuan
Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita (2013)
Indonesia juga punya banyak stok film so bad it is good, salah satu yang legendaris adalah Azrax. Azrax bukan cuma film, ia merupakan masterpiece yang masih terus dibicarakan banyak orang bahkan dibandingkan dengan film aksi Indonesia lain bertahun-tahun semenjak perilisannya.
Dibintangi dan disutradarai oleh Almarhum Gatot Brajamusti, film ini menampilkan tokoh hero bernama Azrax, seorang ustad di kampungnya yang sangat jago bela diri. Pada suatu hari, Azrax mendapatkan laporan bahwa banyak orang di kampungnya yang hilang setelah menjadi TKI. Ditambah lagi, ada laki-laki yang mengaku kehilangan adiknya. Jadilah Azrax menelusuri jaringan TKI ini hingga ke Hong Kong, menemukan adanya sindikat perdagangan perempuan.
Idenya bagus, tetapi eksekusinya memang kocak. Ada banyak momen di mana Azrax ini lebih terlihat seperti pelawak dibandingkan jagoan. Contohnya, momen lampu taman yang bisa langsung dicopot tanpa ada kabelnya, momen Azrax bilang cilukba, dan masih banyak lagi.
Menonton Azrax memang tidak perlu logika. Film ini memang tidak dibuat untuk itu. Karena, Azrax memang dibuat untuk seru-seruan dan untuk ditertawakan.
Bisikan Jenazah (2021)
Inilah film too bad it is good yang baru saja viral dan sebaiknya enggak kamu lewatkan. Awalnya, film ini menjadi perbincangan karena disebut Vidi Aldiano dalam podcast Deddy Corbuzier Close the Door.
Semua hal yang digawangi oleh Aldi Taher memang agak out of the box dan di luar nalar, termasuk film Bisikan Jenazah. Dari segi premis, sebetulnya terlihat enggak ada yang salah. Bisikan Jenazah sendiri berkisah tentang sepasang suami istri berbeda kebangsaan (Indonesia dan Malaysia) yang hendak berbulan madu dan justru malah tersesat di sebuah rumah angker di Kuala Lumpur. Rumah tersebut ternyata adalah rumah milik pengabdi setan yang menumbalkan anak istrinya.
Namun, eksekusinya memang enggak ada seram-seramnya. Ada banyak dialog kocak seperti misalnya, “Mau hotel berbintang satu, dua, atau bintang kejora?”, dan penampilan hantu yang kurang meyakinkan.
Buat kamu yang senang dengan komedi ala Aldi Taher dan film-film yang saking enggak jelasnya jadi lucu banget, kamu wajib nonton film ini. Apalagi, ia bisa ditonton gratis dan legal di YouTube.
Itulah deretan film yang secara rating rendah dan secara teknik buruk, tetapi punya sisi menyenangkan untuk ditonton. Lepaskan semua ekspektasi, logika, dan semua ilmu perfilman. Soalnya, rekomendasi film di atas dibuat hanya demi hiburan semata.