Perjuangan Alter Ego di turnamen dunia Mobile Legends, M2 World Championship memang berhenti di babak lower bracket. Tapi, Celiboy, Udil, Pai, LeoMurphy, Yam,dan Caesius mampu menempati posisi keempat dalam turnamen ini.
Enggak seperti RRQ Hoshi yang sudah dua kali mengikuti turnamen kelas dunia ini, M2 World Championship jadi laga pertama Alter Ego di turnamen kelas dunia. Perjuangan Udil dan kawan-kawan pun patut untuk diapresiasi karena mampu bertahan hingga menempati posisi keempat.
Menurut netizen, ketidakhadiran Ahmad membuat Alter Ego engga powerfull di M2 World Championship lalu. Bahkan, Yam jadi bulan-bulanan oleh penonton karena enggak memiliki skill yang sama dengan pemain yang hampir jadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini.
KINCIR pun menghubungi salah satu pemain dari Alter Ego, yaitu Caesius. Menurutnya, mereka belum menemukan solusi bermain tanpa Ahmad. Tapi, bukan alasan jika hanya berpikir absennya sang pemain jadi salah satu faktor kegagalan, mengingat mereka berhasil mengalahkan Bren Esports di MPL Invitational 2020 lalu.
“Ahmad enggak bisa hadir di M2 bukan bisa jadi alasan kita kalah. Kita memang masih belum dapat solusi terbaik dengan ketidakhadirannya untuk bisa jadi juara di M2 World Championship,” ungkap Caesius kepada KINCIR.
Seperti yang kita tahu, Caesius menggantikan posisi Udil ketika berhadapan kembali dengan 10S Gaming. Tapi, ada cerita tersendiri di balik perubahan tersebut. Pasalnya, pemain veteran ini mengatakan jika bisa jadi ini akan jadi pertandingan terakhirnya bersama dengan pemain-pemain di Alter Ego.
“Pertukaran tersebut memang saya yang meminta izin kepada coach dan koh Delwyn. Kemungkinan besar ini akan jadi kesempatan saya untuk bermain bersama Alter Ego. Pada dasarnya kami sudah saling percaya mau siapapun yang main,” ungkap pemain yang berposisi sebagai Support/Tank ini.
Selama berkarier di skena kompetitif Mobile Legends, M2 World Championship memang jadi turnamen terbesar untuk Caesius. Dirinya pun bangga bisa mewakili Indonesia di turnamen kelas dunia tersebut. Namun, menurutnya bukan karena besarnya turnamen, tapi karena bermain dengan orang-orang hebat di Alter Ego.
“Pasti senang sekali bisa berlaga di turnamen kelas dunia. Tapi, kembali lagi, mungkin ini akan jadi kesempatan saya bermain dengan teman-teman di Alter Ego. Sayangnya, saya belum ngerasain bermain bersama Udil dan Ahmad,” tutur Caesius.
Walaupun tim-tim Indonesia enggak bisa kembali menjadi juara di M2 World Championship seperti yang diraih EVOS Esports pada M1, ada hikmah yang bisa diambil oleh sang pemain. Momentum ini pun akan jadi pelajaran berharga dan motivasi untuk para tim-tim Indonesia agar lebih melatih kemampuan lagi.
“Walaupun di M1 World Championship dan beberapa turnamen kancah Asia kita bisa unggul di tahun kemarin. Kegagalah di M2 World Championship bisa jadi pemacu tim-tim Indonesia untuk lebih bisa mengasah skill dan enggak meremehkan tim dari negara lain. Terutama jika turnamen diadakan secara offline lagi,” ungkap Caesius.
Bagaimana tanggapan kalian dengan cerita Caesius tentang perjuangannya bersama Alter Ego di M2 World Championship? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.