Universitas Udayana menjadi tim terkuat yang berhasil menjuarai Kualifikasi Kloter 2 Piala Menpora Esports 2020 AXIS. Dengan kemenangan tersebut, Universitas Udayana berhasil mengamankan posisi upper bracket pada babak Grand Final.
Tim universitas asal Bali tersebut memperlihatkan performa permainan yang cukup baik sejauh ini. Dengan keuntung posisi upper bracket, mereka diprediksi setidaknya dapat mengamankan posisi lima besar nantinya.
Dalam kesempatan singkat, KINCIR berhasil mewawancarai I Nyoman Dehi Pranipata alias Detha, sebagia salah satu pemain dari tim Universitas Udayana. Dalam wawancara tersebut, Detha menceritakan persiapan mereka dalam menghadapi babak Grand Final mendatang. Kini, Detha dan kawan-kawan tengah fokus untuk beradaptasi dengan perubahan meta yang terjadi sejak update terakhir di Mobile Legends.
“Kalau untuk persiapan, sama seperti sebelumnya. Kami melakukan latihan di Rank sampai ikut turnamen kecil-kecilan. Selain itu, kemarin kan, Mobile Legends habis update besar-besaran ya, meta dan gameplay jadi lebih fleksibel sekarang. Jadi, kami sekarang lagi nyoba-nyoba meta baru juga buat mencari komposisi yang sesuai sama gaya permainan kami,” ujar Detha.
Babak Grand Final akan mempertemukan delapan tim terkuat di Piala Menpora Esports 2020 AXIS. Detha mengaku, kalau Binus University merupakan tim yang cukup kuat sejauh ini. Menurut Detha, Binus University memiliki kemampuan individu pemain yang sangat tinggi. Walau begitu, Detha masih tetap optimis masih dapat mengantisipasi tim Binus University.
“Untuk tim yang lolos ke Grand Final pasti kuat-kuat semua, ya. Tim yang paling saya waspadai adalah tim Binus University. Karena, setiap pemainnya punya skill yang matang, terbukti saat kualifikasi kemarin. Semua tim yang melawan Binus terlihat kesusahan. Tapi, balik lagi, ini game MOBA. Teamwork juga sangat penting untuk meraih kemenangan. Jadi, saya masih percaya diri buat bisa ngalahin Binus kalau ketemu nanti,” ungkap Detha.
Pada pertandingan pertama, Detha dan kawan-kawan nantinya akan menghadap tim Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut Detha, IPB merupakan salah satu tim yang cukup kompak. Namun, hanya pemain support dari tim IPB yang dianggap bermain baik dan dapat mengangkat performa tim IPB oleh Detha. Sayangnya, hal tersebut dianggap tidak berdampak signifikan di pertarungan. Sehingga, Detha sangat optimis, kalau dapat merebut kemenangan atas tim IPB nantinya.
“Kalau dari Kualifikasi Kloter 4, saya lihat mereka (tim Institut Pertanian Bogor) mainnya cukup kompak. Untuk player support dari tim IPB bisa dibilang lumayan mengangkat timnya, walaupun sebagai support, ya. Sisanya (red: pemain lain) masih biasa aja, sih kalo menurut saya,” tutup Detha.
Universitas Udayana merupakan salah satu tim terkuat di babak Grand Final. Kekompakkan dan penguasaan makro-permainan menjadi keunggulan terpenting dari tim kampus asal Bali tersebut. Dalam menghadapi babak Grand Final, Detha dan kawan-kawan cukup optimis dapat menyesuaikan meta permainan, sehingga dapat bertarung dengan sangat optimal.
Bagi kalian yang penasaran dengan performa permainan dari tim Universitas Udayana, silahkan saksikan secara langsung babak Grand Final melalui kanal YouTube: IESPL_ID, Sabtu (03/10), pukul 15.00 WIB.