– Alasan yang melatarbelakangi franchise anjlok secara pendapatan setelah film sekuel tayang.
– Beberapa judul di bawah ini ada yang menggagalkan produksi seri film selanjutnya.
Franchise film adalah kumpulan film yang memiliki cerita berkelanjutan, dan kebanyakan dibintangi oleh karakter yang sama dari satu film ke film yang lain. Biasanya, film-film tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah franchise apabila memiliki setidaknya tiga film yang saling terhubung.
Banyak studio film, enggak terkecuali Hollywood, rela mati-matian mengurus sebuah franchise film dan mengabaikan proyek filmnya yang lain. Hal ini sering terjadi karena franchise film memang menjanjikan keuntungan yang sangat besar. Bayangkan sebuah film pada suatu franchise itu sukses besar, maka seluruh dunia sudah pasti akan menunggu-nunggu film kelanjutannya dan segera nonton film ketika sudah rilis.
Namun, ternyata enggak semua franchise film itu bisa sukses di pasaran. Enggak sedikit film sekuel yang gagal memenuhi ekspektasi, sehingga enggak begitu digemari masyarakat dan enggak mendapat keuntungan yang semestinya. Di bawah ini ada tujuh film sekuel Hollywood yang bikin anjlok franchise-nya.
1. Percy Jackson: The Sea of Monster (2013)
Percy Jackson & The Olympians adalah sebuah franchise film yang diadaptasi dari novel karya Rick Riordan dengan judul serupa, yang mengisahkan petualangan seorang anak setengah dewa. Walaupun dari segi cerita enggak begitu menarik karena enggak mengusung sesuatu yang baru, tapi kesuksesan novelnya berhasil mendorong minat masyarakat untuk menonton franchise film Percy Jackson. Sejauh ini, franchise film ini telah menghadirkan dua film yaitu Percy Jackson & The Lightning Thief (2010) dan Percy Jackson & The Sea of Monsters (2013).
Film pertamanya dapat respons yang lebih positif, meski skornya 5,9 di IMDb. Namun sayang, pada film sekuel malah terdapat sederet catatan negatif. Bahkan sang penulis novel mengatakan sangat kecewa dan enggak menyukai film seri Percy Jackson ini.
Selain ceritanya yang berbeda dari novel, alurnya terkesan terburu-buru dan kurang klimaks. Catatan negatif tersebut beriringan dengan pendapatannya yang lebih sedikit dari film pertama. Enggak heran kalau hal ini berujung pada ditiadakannya film ketiga untuk seri Percy Jackson, padahal film keduanya berakhir menggantung.
2. Dark Phoenix (2019)
Film Dark Phoenix yang rilis tahun lalu ini telah resmi menjadi film dengan pendapatan terendah dari franchise X-Men. Film ini hanya menghasilkan 254,4 juta dolar Amerika (sekitar Rp3,6 triliun) pada total penayangan domestik.
Jumlah tersebut enggak bisa menutup biaya pembuatan film yang bikin Disney dan LucasFilm merugi sebanyak 170 juta dolar Amerika (sekitar Rp2,4 triliun). Bahkan jika dibandingkan dengan film original X-Men (2000), pendapatannya masih jauh lebih rendah. Padahal terdapat inflasi harga tiket yang signifikan dalam jeda 17 tahun antara penayangan film X-Men dengan Dark Phoenix.
Dark Phoenix mendapat kritikan yang hampir sama di setiap review yaitu hambar, enggak bernyawa, dan penampilan aktor yang buruk. Plot ceritanya terlalu cepat dan enggak ada dampak emosi yang dirasakan penonton. Enggak kaget, sih, kalau banyak yang bosan ketika menonton dan berakibat pada anjloknya pendapatan film.
3. Transformer: The Last Knight (2017)
Film Transformer: The Last Knight masih memanjakan mata penonton dengan visual luar biasa khas film-film Transformer. Seperti film-film sebelumnya, enggak heran kalau The Last Knight bisa masuk menjadi Box Office pada akhir pekan penayangan.
Walaupun film ini berhasil masuk Box Office, ternyata pendapatannya enggak sesuai dengan harapan. The Last Knight menjadi seri dalam franchise film Transformer dengan pendapatan awal paling rendah sepanjang sejarah. Debut penayangannya hanya mampu meraup 15,7 juta dolar Amerika (sekitar Rp226 miliar).
Sebagai perbandingan, film Transformer pertama mampu meraup 36,6 juta (sekitar Rp527 miliar) saat dirilis pada 2007. Lalu sekuelnya, Transformer: Revenge of the Fallen (2009), sukses dengan pendapatan 62,2 juta dolar (sekitar Rp896 miliar).
Para kritikus film mengatakan bahwa skenario film dan penyutradaraannya terlalu lemah. Mereka juga bilang kalau film ini enggak menghadirkan sesuatu yang baru. Selain itu, banyaknya efek suara yang enggak perlu memberi kesan film ini terlalu bising. Mungkin inilah beberapa faktor yang bikin film Transformer: The Last Knight mengalami penurunan pendapatan.
4. The Divergent Series: Allegiant (2016)
The Divergent Series: Allegiant merupakan salah satu dari franchise film Divergent yang berasal dari adaptasi novel karya Veronica Roth. Hingga saat ini, franchise ini telah memiliki tiga film yaitu Divergent (2014), Insurgent (2015), dan yang terakhir yaitu Allegiant.
Franchise ini sebenarnya enggak buruk, tapi mengalami penurunan pendapatan yang drastis pada film ketiganya yang hanya mengantongi 172 juta dolar Amerika (sekitar Rp2,4 triliun). Mengingat film pertamanya yang mendapat 276 juta dolar Amerika (sekitar Rp3,9 triliun), dan naik sedikit pada film keduanya sebanyak 295 juta dolar Amerika (sekitar Rp4,2 triliun).
Penurunan pendapatan ini diperkirakan karena minat penonton yang rendah dan bosan dengan banyaknya film-film sekuel yang juga dirilis pada 2016. Mungkin kalian ingat franchise film serupa seperti The Hunger Games dan The Maze Runner. Padahal, film keempat untuk Divergent Series yang berjudul Ascendant sudah dipersiapkan untuk tayang di bioskop pada 2018. Hanya saja karena penurunan pendapatan yang drastis itu, pihak studio Lionsgate memutuskan untuk “menurunkan kelas” film Ascendant menjadi film televisi (FTV) saja. Sungguh sangat disayangkan, ya.
5. Star Wars: The Rise of Skywalker (2019)
Film dari franchise Star Wars, The Rise of Skywalker mampu melampaui angka 1 miliar dolar Amerika (sekitar Rp14,5 triliun) dalam penjualan global setelah menghabiskan 28 hari di bioskop seluruh dunia. Film ini lantas menjadi film Box Office. Enggak heran, karena franchise film Star Wars memang sangat terkenal dan memiliki banyak penggemar.
Walaupun demikian, ternyata film The Rise of Skywalker adalah film seri Star Wars dengan pendapatan terendah dan paling lama menyentuh angka 1 miliar dolar. Sebagai perbandingan, film pendahulunya yang berjudul The Force Awakens (2015) mencapai 1 miliar dolar hanya dalam waktu 12 hari. Lalu, The Last Jedi (2017), memakan waktu 17 hari untuk sampai ke angka 1 miliar dolar dan menjadi film terlaris pada 2017.
Menurunnya pendapatan The Rise of Skywalker bisa jadi berkaitan dengan banyaknya kritik yang berujung pada kesimpulan bahwa film ini enggak bisa menghadirkan alur dan rencana yang jelas, mau dibawa kemana kisah Star Wars ini. Ditambah, ekspektasi penggemar yang terlalu tinggi karena film sekuel sebelumnya.
6. Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald (2018)
Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald berhasil menjadi film Box Office pada saat penayangannya. Pendapatannya tergolong tinggi jika dibandingkan dengan film-film lain yang tayang bersamaan. Namun, jika dibandingkan dengan film pendahulunya yaitu Fantastic Beasts and Where to Find Them, film sekuel ini masih jauh dibawah ekspektasi.
Pendapatan saat opening weekend, film ini sejumlah 62,2 juta dolar Amerika (sekitar Rp898 miliar), yang meleset dari harapan Warner Bros yang pengin film ini tembus 65 juta dolar Amerika (sekitar Rp939 miliar). Angka 62,2 juta dolar lebih rendah dari film pertamanya yang mampu meraup 74,4 juta dolar Amerika (sekitar Rp1 triliun). Perolehan pekan pertama The Crimes of Grindelwald ini juga merupakan yang paling kecil di antara seluruh franchise Harry Potter yang terdiri dari 10 film.
Kontroversi pemilihan Johnny Depp sebagai tokoh antagonis utama di film ini merupakan salah satu faktor penyebab anjloknya pendapatan The Crimes of Grindelwald. Selain itu, dua film yang tayang bersamaan dengan film ini yaitu The Grinch dan Bohemian Rhapsody ternyata memiliki performa yang bagus, sehingga penonton enggak hanya fokus dengan film The Crimes of Grindelwald saja.
7. The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008)
Seri klasik The Chronicles of Narnia garapan C.S. Lewis memang menjadi buku anak-anak paling dicintai sepanjang masa. Buku ceritanya yang menarik dan disukai orang banyak ini yang turut mendukung kesuksesan film pertamanya, yaitu The Lion, The Witch, and The Wardrobe (2005).
Film pertama mampu meraup pendapatan sebanyak 720 juta dolar Amerika (sekitar Rp10 triliun) dalam skala global. Lalu, film keduanya yang berjudul Prince Caspian, turun secara signifikan dengan hanya mendapat 417 juta dolar (sekitar Rp6 triliun). Disusul film ketiganya, The Voyage of The Dawn Treader, dengan 419 juta dolar (sekitar Rp6,1 triliun).
Salah satu faktor yang menyebabkan film sekuel Narnia ini pendapatannya menurun adalah plot cerita yang sangat berbeda dari bukunya. Mengingat film ini diadaptasi dari buku yang sangat berkesan di hati orang banyak, tentu ekspektasi terhadap filmnya juga sangat tinggi. Sehingga dengan cerita yang berbeda, mungkin enggak terlalu disukai oleh para penikmat bukunya.
***
Itu dia tujuh franchise film yang anjlok secara pendapatan. Well, dengan nama besar dan juga CGI apik, sebelumnya mereka diharapkan bisa meraup banyak untung. Sayangnya, industri film lebih kompleks daripada itu.